Sosok Argo Ericko Achfandi: Mahasiswa UGM Penerima Beasiswa yang Gugur Akibat Kecelakaan Tragis

Kuatbaca.com - Kisah hidup Argo Ericko Achfandi (19) meninggalkan duka mendalam di tengah masyarakat. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) ini tewas usai menjadi korban tabrak lari oleh pengemudi mobil BMW bernama Christiano di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Ngaglik, Sleman. Tak hanya meninggalkan luka di hati keluarga, kepergian Argo juga menyisakan kehilangan besar bagi dunia pendidikan.
1. Mahasiswa Berprestasi yang Masuk UGM Lewat Jalur Beasiswa
Argo bukan mahasiswa biasa. Ia berhasil masuk FH UGM lewat program beasiswa BSI Unggulan, yang dikenal sangat kompetitif dan menyeleksi berdasarkan prestasi akademik dan karakter kepemimpinan. Hal ini dikonfirmasi oleh Dr. Heribertus Jaka Triyana, Wakil Dekan FH UGM, yang menyatakan bahwa Argo termasuk dalam mahasiswa unggulan angkatan 2024.
Beasiswa yang diterima Argo berasal dari program BSI Scholarship milik BSI Maslahat, yang mendukung pelajar dan mahasiswa dari latar belakang kurang mampu untuk berkembang secara intelektual dan spiritual. Argo terpilih sebagai penerima karena memenuhi syarat sebagai anak muda yang memiliki semangat belajar tinggi dan integritas kuat.
2. Anak Yatim yang Menjadi Inspirasi Banyak Orang
Laman resmi BSI Maslahat turut mengabadikan kisah hidup Argo sebagai teladan dan inspirasi generasi muda. Diceritakan bahwa ayah Argo meninggal ketika ia baru berusia 7 tahun, dan sejak itu ia tumbuh sebagai anak sulung yang ikut memikul tanggung jawab membantu ibunya menghidupi keluarga. Keteguhannya mengejar pendidikan demi masa depan membuatnya dikagumi banyak orang di lingkungannya.
Komitmennya untuk terus belajar dan meraih prestasi tercermin dari langkahnya menembus bangku kuliah di salah satu universitas terbaik di Indonesia. Meski dalam keterbatasan, Argo berhasil menempuh pendidikan tinggi tanpa membebani ibunya secara finansial.
3. Kecelakaan Tragis yang Merenggut Masa Depan Cerah
Tragedi menimpa Argo pada akhir Mei 2025, ketika ia ditabrak oleh mobil BMW yang dikemudikan oleh Christiano Pengarapenta Pengidahen Tarigan. Mobil tersebut sempat terekam CCTV berada di lokasi kejadian, dan polisi mengungkap bahwa pelat nomor kendaraan sempat diganti diam-diam di halaman Polsek Ngaglik, tindakan yang menimbulkan kecurigaan publik dan memperberat proses hukum terhadap pelaku.
Kematian Argo menyulut empati masyarakat luas. Ia tidak hanya menjadi korban kecelakaan lalu lintas, tetapi juga simbol dari anak muda yang harus meregang nyawa di tengah perjuangannya meniti masa depan. Banyak netizen menyerukan keadilan, agar pelaku dihukum maksimal sesuai perbuatannya.
4. Seruan Keadilan dan Doa untuk Argo
UGM, komunitas mahasiswa, dan publik mengekspresikan rasa duka dan simpati yang mendalam. Argo dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan tekun belajar. Banyak mahasiswa dan dosen menyampaikan harapan agar perjuangannya tidak sia-sia dan kasus ini bisa menjadi pelajaran tentang pentingnya keselamatan berkendara serta kejujuran dalam proses hukum.
Wakil Menteri Sosial, tokoh pendidikan, hingga aktivis sosial turut menyampaikan bela sungkawa dan menyoroti pentingnya perlindungan terhadap kaum muda berprestasi, agar generasi seperti Argo tidak kembali menjadi korban kecerobohan atau ketidakadilan.
Kepergian Argo Ericko Achfandi adalah kehilangan besar bagi keluarga, UGM, dan bangsa Indonesia. Ia adalah bukti nyata bahwa keterbatasan ekonomi bukan penghalang untuk bermimpi dan berprestasi. Kini, perjuangan Argo berhenti secara tragis, namun semangatnya akan terus hidup dan menjadi inspirasi banyak orang untuk tetap belajar, berjuang, dan menghargai hidup dengan lebih bijak.