Sorotan DPR Soal Evakuasi Warga Brasil yang Jatuh di Jurang Gunung Rinjani

26 June 2025 09:22 WIB
wisatawan-asal-brasil-juliana-27-terperosok-ke-jurang-sedalam-200-meter-1750523559232_169.jpeg

Kuatbaca.com-Komisi V DPR RI akan memanggil Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk membahas proses evakuasi Juliana Marins, turis asal Brasil berusia 27 tahun yang meninggal dunia setelah terjatuh ke jurang dalam di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Jatuhnya Juliana ke jurang yang diperkirakan mencapai kedalaman ratusan meter menjadi perhatian publik, terutama terkait lamanya proses evakuasi yang memakan waktu beberapa hari.

Wakil Ketua Komisi V DPR, Syaiful Huda, menjelaskan bahwa pihaknya ingin mengetahui lebih rinci mekanisme dan kendala yang menyebabkan evakuasi tidak bisa segera dilakukan. Penyelidikan ini juga bertujuan untuk memastikan proses pencarian dan penyelamatan berjalan optimal.


1. Faktor Kendala Evakuasi dan Keterbatasan Sarana

Syaiful mengungkapkan ada beberapa faktor yang mungkin berkontribusi pada keterlambatan evakuasi korban. Di antaranya adalah tantangan geografis medan yang curam, cuaca buruk dengan kabut tebal, keterbatasan sumber daya manusia, serta peralatan dan sarana pendukung yang kurang memadai. Selain itu, Syaiful juga menyoroti anggaran Basarnas yang relatif terbatas, sekitar Rp 1,01 triliun, yang bisa berdampak pada kualitas operasi pencarian dan penyelamatan.

Meski demikian, Wakil Ketua Komisi V ini tetap yakin bahwa tim SAR telah berusaha semaksimal mungkin dengan kondisi yang ada. “Kami menghargai perjuangan tim SAR dalam operasi ini meskipun menghadapi berbagai keterbatasan,” ujarnya.


2. Respons Publik dan Evaluasi Kesigapan SAR Nasional

Kematian Juliana, yang ditemukan tiga hari setelah jatuh pada 21 Juni 2025, memicu respons dari masyarakat, terutama netizen asal Brasil yang kecewa atas lambatnya proses evakuasi. Syaiful mengakui bahwa reaksi tersebut wajar mengingat kondisi korban yang awalnya masih relatif baik, sehingga apabila evakuasi lebih cepat dilakukan, kemungkinan hidup Juliana bisa lebih tinggi.

Syaiful juga menegaskan pentingnya Badan SAR sebagai representasi kesigapan negara dalam melindungi warga. Di negara maju, Badan SAR dipersiapkan dengan serius mulai dari anggaran, peralatan canggih, hingga personel yang terlatih secara ketat. Hal ini menjadi tolok ukur kesiapan negara dalam menangani bencana dan kecelakaan.


3. Tantangan Medan dan Harapan Perbaikan Sistem Evakuasi

Anggota Komisi V DPR RI, Adian Napitupulu, menegaskan bahwa kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali di Indonesia. Ia menyadari medan di Gunung Rinjani yang sangat berat menjadi tantangan utama dalam evakuasi, namun negara harus mampu melewati kendala tersebut.

Selain itu, cuaca buruk sempat menghambat evakuasi dengan helikopter. Helikopter Basarnas yang telah tiba di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani tidak bisa menjangkau lokasi korban karena kabut tebal dan medan yang sulit dilalui. Juliana akhirnya ditemukan meninggal di dasar jurang sedalam 600 meter.

Kejadian ini menjadi momentum penting untuk mengevaluasi kesiapan sarana dan prasarana SAR nasional serta memperkuat dukungan anggaran dan pelatihan personel agar operasi penyelamatan bisa dilakukan lebih cepat dan efektif di masa mendatang.

Fenomena Terkini






Trending