Sepatu Legendaris Eagle Reborn: Perubahan Logo dan Strategi Baru untuk Raih Hati Generasi Muda

Kuatbaca.com - Eagle, salah satu merek sepatu lokal legendaris Indonesia, telah melangkah jauh sejak pertama kali hadir pada tahun 1986. Selama lebih dari tiga dekade, merek ini dikenal sebagai produsen sepatu olahraga yang digemari masyarakat. Namun, tantangan di industri alas kaki lokal, termasuk perubahan tren pasar dan persaingan ketat, memaksa Eagle untuk melakukan transformasi besar-besaran.
1. Kinerja Stabil Meski Menghadapi Penurunan Penjualan
Dalam beberapa tahun terakhir, industri alas kaki di Indonesia mengalami tekanan, termasuk Eagle. Meski demikian, menurut Aulya Elyasa, Head of Brand & Marcom Eagle, perusahaan tetap berada dalam kondisi stabil meskipun ada penurunan penjualan di bawah 10%.
"Kondisi kami saat ini masih stabil. Memang ada sedikit penurunan, tapi tidak sangat signifikan," kata Aulya saat peluncuran EAGLE REBORN di Dharmawangsa, Jakarta (29/11/2024).
Penurunan ini terutama terjadi di saluran distributor, sementara penjualan online dan melalui toko tradisional tetap kuat.
2. Rebranding: Transformasi Logo dan Citra
Menghadapi tantangan pasar, Eagle memutuskan untuk melakukan rebranding demi menarik perhatian generasi muda, khususnya Gen Z dan Gen Y. Perubahan utama terlihat pada logo baru perusahaan yang kini menampilkan Cakar Elang, menggantikan logo sebelumnya berupa Burung Elang.
Logo baru ini dirancang untuk memberikan kesan yang lebih elegan dan segar, mencerminkan semangat Eagle untuk beradaptasi dengan tren terkini.
"Kalau kita tetap seperti sebelumnya, kita pasti akan tergerus. Adaptasi ini penting untuk memastikan brand kita tetap relevan dan survive di tengah perubahan tren yang luar biasa," ujar Aulya.
3. Strategi Baru untuk Menyasar Generasi Muda
Eagle menyadari bahwa Gen Z dan Gen Y memiliki preferensi yang berbeda, terutama dalam hal desain, tren, dan cara berbelanja. Oleh karena itu, strategi perusahaan kini berfokus pada:
- Produk yang Lebih Relevan: Menawarkan desain yang sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan generasi muda.
- Digital Presence: Memanfaatkan platform online untuk menjangkau konsumen lebih luas.
- Pembaruan Brand Identity: Logo dan citra baru sebagai simbol transformasi Eagle menjadi merek yang lebih modern dan dinamis.
"Kami ingin memperkuat individu dan menyebarkan kekuatan optimisme melalui produk kami, sejalan dengan visi dan misi baru Eagle," tambah Aulya.
4. Tantangan dan Peluang di Pasar Alas Kaki Lokal
Eagle juga menghadapi persaingan dari merek lokal lainnya yang semakin berkembang. Tantangan utama adalah pertarungan harga, desain, dan kualitas di tengah pasar yang semakin kompetitif.
Namun, Aulya optimistis bahwa Eagle mampu menjawab tantangan tersebut. "Kami tetap optimistis bisa menjadi jenama terbaik di Indonesia untuk produk sport dan lifestyle," tegasnya.
5. Fokus pada Stabilitas Operasional
Di tengah penurunan penjualan, Eagle tetap menjaga stabilitas operasional perusahaan. Sepanjang 2024, perusahaan tidak melakukan PHK massal dan tetap mempertahankan sekitar 50-60 karyawan di kantor pusat, hampir 10 orang di gudang, serta ribuan pekerja di pabrik.
"Beruntung, penurunan ini tidak membuat kami terpuruk, sehingga belum ada PHK sama sekali sampai sekarang," jelas Aulya.
6. Optimisme Menuju Masa Depan
Dengan rebranding dan strategi baru, Eagle percaya diri mampu bersaing di pasar alas kaki lokal yang semakin menarik dan dinamis. Perubahan ini diharapkan dapat menjadikan Eagle sebagai pilihan utama bagi konsumen muda yang mengutamakan gaya, kualitas, dan nilai lokal.
Keberhasilan EAGLE REBORN akan menjadi penentu masa depan merek ini di tengah persaingan ketat, sekaligus membuktikan bahwa merek lokal Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di pasar domestik. Dengan semangat baru, Eagle siap melangkah lebih jauh untuk mengukir kesuksesan di era modern.