Selamat dari Maut! 4 Korban KMP Tunu Pratama Jaya Berhasil Diselamatkan di Sekoci

3 July 2025 08:46 WIB
suasana-pelabuhan-ketapang-banyuwangi-1751493327011_169.jpeg

1. Sekoci Jadi Penyelamat Nyawa di Tengah Tragedi Selat Bali

Kuatbaca.com - Kabar menggembirakan datang dari insiden tenggelamnya kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali. Sebanyak empat orang korban berhasil ditemukan dalam keadaan selamat setelah mengapung dengan menggunakan sebuah sekoci. Tragedi yang terjadi pada Kamis (3/7/2025) dini hari itu menjadi sorotan nasional karena membawa total 65 orang penumpang dan kru.

Keempat korban terdiri dari satu kru kapal dan tiga penumpang. Informasi ini disampaikan oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjungwangi, Purgana. Ia menjelaskan bahwa penyelamatan keempat korban merupakan buah dari keberanian dan inisiatif kru kapal yang sigap saat kondisi darurat.

Salah satu yang selamat adalah Sandi Wariyawan, Kepala Kamar Mesin (KKM) di kapal nahas tersebut. Sandi berhasil membuka sekoci di tengah kepanikan saat kapal mulai tenggelam. Melihat situasi genting, Sandi langsung menyelamatkan tiga penumpang lain yang berada di dekatnya.

Tiga penumpang yang selamat bersama Sandi adalah Romi Alfa Hidayat, Manson, dan Saroji, seluruhnya merupakan warga Blimbingsari, Banyuwangi. Mereka ditemukan dalam kondisi selamat oleh tim pencari dan langsung dievakuasi ke daratan untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

2. Sekoci Kecil, Tapi Penyelamat Nyawa

Purgana menjelaskan bahwa sekoci yang digunakan oleh para korban hanya berkapasitas kecil, sehingga Sandi hanya mampu menyelamatkan tiga orang lainnya. Setelah terapung cukup lama, keempat korban berhasil mencapai daratan dan ditemukan di kawasan Hutan Cekik, dekat Gilimanuk, Bali.

“Pakai sekoci, diketemukan di hutan Cekik. KKM itu (hanya bisa) menyelamatkan 3 orang,” ungkap Purgana saat dikonfirmasi.

Setelah berhasil mencapai daratan, keempat korban langsung dibawa ke Pelabuhan Gilimanuk. Di sana, mereka mendapat pemeriksaan kesehatan oleh tim medis. Meski sempat mengalami kepanikan dan kelelahan, kondisi keempatnya dilaporkan stabil dan sadar penuh.

KMP Tunu Pratama Jaya dilaporkan tenggelam setelah berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Kapal tersebut diketahui membawa total 65 orang, terdiri dari penumpang dan kru kapal. Insiden terjadi sekitar dini hari dan sempat mengejutkan otoritas setempat.

3. Dugaan Kebocoran Mesin Jadi Pemicu Tenggelamnya Kapal

Sebelum kejadian tragis ini, KMP Tunu Pratama Jaya dikabarkan sempat mengalami masalah teknis berupa kebocoran di bagian mesin. Kebocoran tersebut menyebabkan air laut masuk ke dalam badan kapal, yang memperparah kondisi hingga kapal akhirnya karam di tengah laut.

Pihak otoritas pelabuhan dan Basarnas masih melakukan pencarian terhadap puluhan korban lainnya yang belum diketahui nasibnya. Proses evakuasi dan pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan, baik dari KSOP, Basarnas, maupun TNI AL dan Polair.

Tragedi ini mengingatkan pentingnya standar keamanan pelayaran di jalur-jalur padat seperti Selat Bali. Banyak masyarakat yang menggantungkan hidup dan perjalanannya pada moda transportasi laut ini, khususnya untuk rute Ketapang–Gilimanuk yang menjadi pintu gerbang utama Pulau Jawa dan Bali.

Saat ini, tim evakuasi masih berupaya mengumpulkan data lengkap mengenai korban yang selamat, terluka, maupun yang hilang. Mereka juga menyisir perairan sekitar lokasi kejadian dengan kapal patroli dan helikopter pencari.

4. Harapan di Tengah Tragedi, Upaya Penyelamatan Terus Dilakukan

Kisah selamatnya empat orang ini memberi sedikit kelegaan di tengah duka. Terlebih, aksi heroik kru kapal seperti Sandi patut diapresiasi, karena tanpa inisiatifnya membuka sekoci, korban selamat bisa jadi jauh lebih sedikit.

Pihak keluarga korban yang masih belum ditemukan masih menunggu kabar di Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk. Mereka berharap ada keajaiban seperti yang dialami Sandi dan tiga penumpang lainnya.

Sementara itu, pemerintah daerah dan kementerian perhubungan diminta untuk melakukan audit keselamatan seluruh kapal penyeberangan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Tragedi ini juga menjadi refleksi serius tentang perlunya pemeliharaan rutin kapal dan pelatihan kru dalam menangani situasi darurat.

Kisah penyelamatan ini menjadi pengingat bahwa kesigapan dalam keadaan darurat bisa menyelamatkan nyawa, dan bahwa keselamatan penumpang harus selalu menjadi prioritas dalam dunia transportasi laut.

Fenomena Terkini






Trending