KuatBaca.com - Baru-baru ini, sebuah video menampilkan seseorang yang diduga artis Sarwendah, tengah marah-marah saat menjalankan sesi penjualan live di TikTok. Namun, Sarwendah dengan tegas mengklarifikasi bahwa itu bukan dirinya.
1. Beberapa Pihak Melaporkan Akunnya
Sarwendah, yang dikenal sebagai istri presenter Ruben Onsu, mempertanyakan mengapa video tersebut bisa begitu viral meskipun, menurutnya, tidak banyak orang yang menyaksikan sesi live penjualan tersebut.
"Ada kesan seolah-olah saya marah saat sesi live, padahal yang bersangkutan di video tersebut bukan saya," ujar Sarwendah saat ditemui di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Selain isu video tersebut, Sarwendah juga memberikan pencerahan mengenai aktivitasnya yang kini tampak jarang dalam berjualan live di TikTok. Menurutnya, penurunan aktivitas tersebut disebabkan oleh beberapa pihak yang melaporkan akunnya.
"Saya mendengar bahwa ada beberapa netizen yang melaporkan akun saya. Bahkan, tim TikTok sendiri memberitahu saya bahwa ada beberapa pihak yang sepertinya 'tidak menyukai' konten saya, sehingga akun saya sering dilaporkan," ungkap Sarwendah.
Akibat dari pelaporan tersebut, Sarwendah mengalami kendala teknis saat berjualan.
"Saat saya melakukan sesi live, notifikasi dari akun saya tampaknya tidak masuk ke akun para pengikut saya. Seperti ada kendala teknis yang membuat pengikut saya tidak dapat melihat saat saya sedang berada di sesi live," jelas Sarwendah.
2. Menterri Teten Menyoroti Penggunaan Tiktok
Dengan semakin meningkatnya popularitas platform TikTok, khususnya untuk aktivitas berjualan, tentunya hal ini menarik perhatian banyak pihak, termasuk pemerintah.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menyoroti penggunaan TikTok yang kini tidak hanya sebagai platform media sosial, tapi juga mulai merambah ke ranah e-commerce. Menurut beliau, TikTok seharusnya fokus pada satu bidang dan tidak menggabungkan kedua aktivitas tersebut di Indonesia.
Kasus Sarwendah ini menegaskan betapa pentingnya bagi para selebritas untuk selalu melakukan klarifikasi terhadap isu yang beredar. Di era digital saat ini, informasi dengan mudah menyebar dan dapat mempengaruhi reputasi seseorang. Melalui klarifikasi, harapannya masyarakat dapat menerima informasi yang benar dan tidak mudah terpengaruh oleh berita yang belum tentu kebenarannya. (*)