1. Pemanasan di Tengah Libur: Ekshibisi Jadi Ajang "Cari Keringat"
Kuatbaca.com - Pasangan ganda putra Indonesia, Sabar Karyaman Gutama dan Mohammad Reza Pahlevi Isfahani, tengah bersiap menghadapi Japan Open 2025 yang akan digelar pada 15–20 Juli mendatang. Usai menyabet status runner-up di Indonesia Open 2025, mereka kini memanfaatkan waktu jeda sekitar satu bulan untuk pemulihan dan latihan intensif.
Namun di sela-sela persiapan menuju Jepang, Sabar/Reza menyempatkan diri "cari keringat" lewat laga ekshibisi di Tangerang Selatan. Keduanya tampil dalam turnamen NOLOOK x FELET Competition 2025 yang berlangsung di Living World Plaza, Tangsel, Sabtu (21/6/2025).
Dalam ajang ini, Sabar/Reza menghadapi pasangan undangan internasional, Choi Sol-gyu dan Goh V Shem asal Malaysia. Meski bertajuk laga ekshibisi, penampilan mereka disambut antusias oleh pengunjung mall dan peserta turnamen dari berbagai kalangan.
Partisipasi Sabar/Reza menjadi bukti bahwa atlet profesional pun mendukung turnamen komunitas. Mereka tak hanya fokus pada kompetisi level dunia, tapi juga mau terjun langsung untuk mendekatkan diri dengan publik dan menginspirasi para pecinta bulutangkis pemula.
2. Dukung Komunitas, Lawan Tren Olahraga Musiman
Sabar mengaku senang bisa tampil di ajang seperti ini. Baginya, kehadiran turnamen yang memfasilitasi level Newbie, Beginner, hingga Intermediate adalah penyegaran di tengah maraknya tren olahraga baru seperti padel.
"Senang banget lihat turnamen kayak gini lagi. Sudah lama enggak lihat kompetisi dengan kategori untuk pemula. Ini bagus banget untuk regenerasi atlet dan menjaga eksistensi bulu tangkis di tengah tren olahraga lain," ujar Sabar.
Sebagai atlet nasional, Sabar menyadari bahwa bulutangkis adalah olahraga akar rumput Indonesia, dan perlu dijaga keberlangsungannya melalui komunitas. Ia percaya bahwa turnamen komunitas bisa menjadi jembatan untuk lahirnya bibit baru di masa depan.
Senada, partnernya Reza juga memanfaatkan momen ekshibisi ini untuk memanaskan kondisi fisik usai masa pemulihan cedera pinggang. Ini menjadi ajang pemanasan yang pas sebelum kembali ke rutinitas latihan intensif jelang Japan Open.
Sementara itu, lawan mereka, Goh V Shem, juga memberikan apresiasi terhadap event ini. Ia menyebut kompetisi seperti NOLOOK x FELET membawa semangat positif dan bisa menjadi wadah pertumbuhan komunitas bulu tangkis di Asia Tenggara.
3. Turnamen Komunitas dengan Sentuhan Profesional
Direktur NOLOOK Badminton, Ariel Wibowo, menyebut turnamen ini bukan sekadar hiburan, tapi juga bentuk nyata membangun ekosistem olahraga yang inklusif. Turnamen ini berhasil menyatukan pemain dari berbagai level dalam satu atmosfer kompetisi yang menyenangkan.
"Kami ingin membangun ruang di mana pemain pemula sampai profesional merasa memiliki tempat untuk berkembang. Bukan sekadar turnamen, tapi pengalaman yang membentuk semangat sportivitas," ujar Ariel.
Turnamen ini diikuti oleh 320 pasangan ganda campuran, terbagi dalam tiga kategori yaitu Newbie, Beginner, dan Intermediate. Format pertandingan menggunakan sistem satu set maksimal 30 poin, menjadikannya cepat, kompetitif, dan menarik.
Total hadiah yang disediakan panitia adalah Rp 29 juta, cukup besar untuk level komunitas. Ini menjadi insentif tambahan bagi peserta untuk tampil maksimal dan menunjukkan kemampuan terbaiknya.
NOLOOK x FELET Competition 2025 juga menjadi ajang pembukaan toko offline pertama FELET Indonesia, yang menurut pemiliknya, Eduardo Pratama Chang, merupakan langkah penting mendekatkan diri dengan komunitas pecinta bulu tangkis Indonesia.
4. Menuju Japan Open: Target Lebih Tinggi
Setelah dari Tangsel, Sabar/Reza akan kembali fokus ke pelatnas untuk mempersiapkan diri menuju Japan Open 2025. Turnamen ini menjadi salah satu dari deretan kompetisi penting jelang Kejuaraan Dunia di akhir Agustus nanti.
Dengan penampilan impresif mereka di Indonesia Open, ekspektasi publik terhadap Sabar/Reza semakin tinggi. Namun keduanya tetap menjaga fokus dan tidak ingin terbebani target berlebihan. Keseimbangan antara latihan, pemulihan, dan menjaga semangat tetap jadi prioritas utama.
Partisipasi mereka dalam turnamen komunitas seperti NOLOOK x FELET adalah bukti bahwa profesionalisme tak selalu soal medali, tapi juga kontribusi terhadap penguatan ekosistem bulutangkis Indonesia.
Dengan semangat ini, bukan tak mungkin langkah mereka di panggung internasional nanti bisa mengharumkan nama Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa dari komunitas, lahir juara dunia.