Ruben Onsu Fokus Penuh Ibadah Selama Haji, Tolak Agenda Wisata di Tanah Suci

Kuatbaca.com - Menjelang keberangkatannya ke Tanah Suci, Ruben Onsu menunjukkan keseriusannya dalam menjalani ibadah haji dengan mengadakan acara walimatussafar—sebuah tradisi untuk meminta doa restu dari keluarga dan kerabat sebelum melaksanakan perjalanan suci. Dalam suasana haru dan penuh kekhusyukan, Ruben menyampaikan bahwa kepergiannya ke Mekkah bukan sekadar rutinitas ibadah, melainkan panggilan spiritual yang ingin dijalani dengan sepenuh hati. Ia ingin memanfaatkan momen ini untuk benar-benar mendekatkan diri kepada Allah, tanpa distraksi dari kegiatan lain yang bersifat duniawi.
1. Tolak Itinerary Wisata: Haji adalah Momentum Sakral
Berbeda dari kebiasaan sebagian jemaah yang menyelipkan agenda wisata atau belanja selama di Arab Saudi, Ruben Onsu justru memilih untuk meniadakan semua rencana jalan-jalan selama menjalankan ibadah haji. Ia secara tegas meminta kepada pihak travel agar seluruh jadwal yang tidak berkaitan langsung dengan pelaksanaan ibadah dihapuskan. Ruben meyakini bahwa haji adalah panggilan suci yang harus dijalani dengan penuh kekhusyukan, bukan sekadar sebagai ajang liburan spiritual.
Menurut Ruben, godaan untuk berbelanja atau berjalan-jalan bisa saja datang, apalagi saat berada di tempat yang penuh dengan daya tarik wisata religi dan pusat perbelanjaan khas Timur Tengah. Namun, ia berusaha untuk tetap teguh pada niat awal, yaitu untuk mencari ridha Allah dan memperdalam keimanan.
2. Menjaga Kesucian Hati dan Pikiran Selama di Tanah Suci
Bagi Ruben Onsu, ibadah haji bukan hanya soal menjalankan rukun-rukunnya secara fisik, tetapi juga menjaga kebersihan hati dan fokus batin selama berada di Tanah Suci. Ia menyampaikan harapan agar dirinya bisa pulang dengan membawa perubahan positif, bukan sekadar oleh-oleh dari Mekkah atau Madinah. Ruben menekankan pentingnya menjaga suasana ibadah, bahkan setelah kembali ke tanah air.
Ia tidak ingin pengalaman spiritual yang sakral ini dinodai oleh hal-hal yang bersifat konsumtif. Keinginannya jelas—pulang dari haji bukan dengan koper penuh barang, tapi dengan hati yang lebih bersih, jiwa yang lebih tenang, dan hubungan yang lebih erat dengan Sang Pencipta.
3. Terbatas Menerima Titipan Doa: Ingin Fokus pada Permohonan Pribadi
Dalam perjalanannya nanti, Ruben hanya menerima 10 titipan doa dari sahabat-sahabat terdekatnya. Ia menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena ia ingin benar-benar fokus dalam menyampaikan doa-doa tersebut, tanpa terburu-buru atau hanya sekadar formalitas. Ruben merasa bahwa momen berdoa di tempat suci seperti Mekkah adalah kesempatan langka yang harus dimanfaatkan dengan sungguh-sungguh.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa ia memiliki banyak harapan pribadi yang ingin dipanjatkan, baik untuk keluarga maupun masa depan hidupnya. Dengan membatasi jumlah titipan doa, Ruben ingin memastikan bahwa setiap permohonan yang dia sampaikan benar-benar dihayati dan tidak hanya berupa tulisan di ponsel yang dibacakan secara singkat.
4. Perjalanan Spiritual Ruben: Harapan dan Haru
Perjalanan haji Ruben Onsu kali ini menjadi titik penting dalam perjalanan hidup dan spiritualitasnya. Setelah melalui berbagai ujian kehidupan, termasuk dalam urusan rumah tangga, ia merasa bahwa ibadah haji ini adalah cara untuk kembali memaknai hidup dan mencari petunjuk ilahi. Dalam suasana walimatussafar, Ruben bahkan terlihat tak kuasa menahan air mata, menandakan betapa besar harapan dan kekhusyukan yang ia bawa dalam perjalanan ini.
Ruben ingin kembali ke Indonesia dengan hati yang damai dan membawa perubahan positif bagi diri dan orang-orang di sekitarnya. Ia berharap bahwa apa yang ia niatkan, walau sederhana, dapat dikabulkan oleh Allah dan menjadi titik awal kehidupan baru yang lebih bermakna.