Ruben Onsu dan Perjalanan Spiritualitas: Dari Mualaf Hingga Setiap Sujud Jadi Doa

8 June 2025 13:56 WIB
ruben-onsu-1744460219101_169.jpeg

Kuatbaca.com - Ruben Onsu, sosok publik figur yang dikenal sebagai presenter dan pengusaha sukses, kini tengah menjalani babak baru dalam kehidupannya. Pada hari pertama Idulfitri, 31 Mei 2025, Ruben secara terbuka mengumumkan keputusannya menjadi mualaf. Keputusan ini sontak mengejutkan banyak pihak, tetapi sekaligus mengundang simpati serta doa dari para penggemar dan rekan sesama artis.

Sejak menyatakan keislamannya, Ruben tidak hanya menjalankan kewajiban sebagai muslim secara formal, tetapi juga mulai menata ulang pola hidupnya. Ia memprioritaskan ibadah sebagai pusat dari rutinitas hariannya. Hal ini tampak dari pengakuannya yang kini rajin melaksanakan salat malam (tahajud), lalu dilanjutkan salat Subuh, kemudian memulai aktivitas jualannya seperti biasa. Sebuah langkah spiritual yang menunjukkan kesungguhan hatinya dalam menjalani agama yang kini dianutnya.

1. Penyesalan Jika Terlewat Salat, Bentuk Cinta Baru pada Ibadah

Bagi Ruben, salat bukan hanya kewajiban, tetapi menjadi kebutuhan batin. Ia mengaku merasa sedih bahkan bisa larut dalam penyesalan jika sekali saja melewatkan salat. Ia menjadikan ibadah sebagai sarana untuk mendekat kepada Tuhan sekaligus tempat curhat yang paling jujur dan menenangkan. Dalam sebuah wawancara yang tayang di YouTube Trans TV, Ruben mengatakan bahwa dirinya bisa merasa sedih seharian hanya karena lalai dalam menunaikan ibadah salat.

Perasaan itu muncul karena Ruben menyadari betapa pentingnya setiap momen sujud untuk dirinya. Bukan hanya sebagai wujud kepatuhan, tetapi juga sebagai saat-saat terbaik untuk merenung, memohon, dan berserah diri. Salat menjadi waktu intim di mana ia bisa berbicara langsung kepada Allah, tanpa harus merasa dihakimi atau disalahpahami.

2. Menemukan Ketenangan dengan Mengadu Kepada Allah

Satu hal yang sangat terasa dari perubahan dalam hidup Ruben Onsu adalah kedekatannya dengan Allah. Ia menyebut dirinya kini seperti “anak pengadu” yang setiap selesai salat selalu punya hal yang ingin disampaikan kepada Tuhan. Curhatan itu bukan karena ia tak percaya lagi kepada sesama manusia, tetapi lebih karena hatinya merasa lebih tenang ketika bersandar langsung pada Yang Maha Kuasa.

Dalam pernyataannya yang menyentuh, Ruben mengatakan bahwa dalam kesunyian ia harus berpura-pura tertawa, dan di balik tawa itu terkadang ia menahan air mata. Kekecewaan, kemarahan, atau rasa lelah menghadapi hidup, semuanya kini ia lepaskan dalam doa dan sujudnya. Ia merasa lelah mengandalkan manusia, dan menemukan ketenteraman saat hanya berharap pada Sang Pencipta.

3. Doa yang Menggetarkan di Setiap Sujud

Salah satu hal yang sangat menyentuh dari pengakuan Ruben Onsu adalah isi doa yang sering ia panjatkan dalam sujud. Dengan hati yang penuh harap, Ruben berdoa agar Allah memanggilnya dalam keadaan terbaik. Ia tidak ingin meninggal dunia dalam kondisi marah atau menyimpan dendam. Ia berharap dipanggil dalam keadaan telah berwudhu, dalam momen-momen damai saat dirinya sedang mengingat Allah.

"Saat saya sujud, saya cuma bilang: 'Ya Allah, kalau waktu hamba sudah selesai, hamba tidak ingin meninggalkan dunia dalam keadaan marah. Saya tidak mau meninggalkan dunia dalam hati terluka. Saya tidak mau membawa dendam dalam hati saya. Tapi panggil saya ketika selesai berwudhu, ketika saya sedang mengingat Engkau'," begitu isi doa Ruben yang disampaikan dengan nada penuh haru.

Doa tersebut mencerminkan kerendahan hati seorang manusia yang benar-benar ingin hidup dengan hati bersih dan meninggalkan dunia tanpa beban rasa negatif terhadap siapa pun.

Fenomena Terkini






Trending