Rocky Gerung Hadiri Rakernis Korlantas: Jalan Raya adalah Panggung Etika, Bukan Arogansi

14 June 2025 10:16 WIB
rocky-gerung-dan-kakorlantas-polri-irjen-agus-suryonugroho-1749866879070_169.jpeg

Kuatbaca.com - Filsuf dan akademisi ternama Rocky Gerung turut hadir dalam kegiatan Rapat Kerja Teknis (Rakernis) yang digelar Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. Dalam forum strategis tersebut, Rocky menyampaikan pandangannya yang unik mengenai keselamatan di jalan raya, sekaligus memberikan dukungan terhadap upaya Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas.

1. Jalan Raya Sebagai Cermin Etika Masyarakat

Dalam kesempatan itu, Rocky mengungkapkan bahwa jalan raya bukan sekadar ruang publik untuk mobilitas, melainkan juga merupakan representasi dari nilai-nilai sosial yang hidup dalam masyarakat. Ia menyebut bahwa keindahan jalan raya muncul dari perilaku beretika para penggunanya. Bukan tempat unjuk kekuatan atau arogansi, tetapi arena di mana kesantunan dan kesadaran sosial diuji.

Menurutnya, keselamatan di jalan tidak hanya bergantung pada aspek teknis seperti rambu atau marka jalan, tetapi juga pada sikap dan perilaku para pengemudi itu sendiri. Ia menegaskan, “Jalan raya seharusnya menjadi pameran etika, bukan tempat arogansi dipertontonkan.”

2. Modifikasi Kendaraan Berlebihan Berisiko Tinggi

Rocky menyoroti satu persoalan besar yang kerap diabaikan, yaitu modifikasi kendaraan secara sembarangan. Ia menilai bahwa banyak kecelakaan lalu lintas terjadi karena kendaraan yang telah dimodifikasi melampaui batas aman, terutama dari sisi dimensi dan beban (over dimension dan overload). Modifikasi seperti ini, menurutnya, merupakan bentuk penghinaan terhadap akal sehat, karena justru merusak desain keselamatan yang sudah dirancang oleh produsen kendaraan.

Dengan cara berpikir yang kritis dan tajam, Rocky menilai bahwa masyarakat perlu memahami konsekuensi dari tindakan semacam ini. Ketika kendaraan dimodifikasi tanpa mempertimbangkan standar keselamatan, maka yang dipertaruhkan bukan hanya nyawa pengendara, tapi juga pengguna jalan lainnya.

3. Psikologi Pengemudi dan Pentingnya Pemahaman Holistik

Rocky juga menyoroti pentingnya pemahaman psikologi di balik perilaku berkendara. Ia mengungkapkan bahwa tindakan sembrono atau agresif di jalan seringkali mencerminkan kondisi emosional seseorang yang sedang tidak stabil. Misalnya, konflik dalam rumah tangga, tekanan ekonomi, atau stres kerja bisa berkontribusi terhadap munculnya kemarahan di jalan raya.

Oleh karena itu, menurut Rocky, anggota polisi lalu lintas seharusnya tidak hanya memahami aturan berkendara semata. Mereka juga perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan seperti psikologi, antropologi, bahkan filosofi. Dengan begitu, pendekatan mereka dalam menangani pengemudi akan jauh lebih humanis dan menyeluruh.

4. Kolaborasi Multidisipliner Demi Jalan Raya yang Lebih Aman

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho dalam rakernis tersebut turut menyampaikan apresiasinya atas kehadiran Rocky Gerung. Menurutnya, pendekatan filosofis sangat dibutuhkan untuk melengkapi strategi teknis yang sudah dimiliki aparat. Keselamatan lalu lintas bukan hanya soal hukum, tapi juga menyangkut kesadaran kolektif dan budaya masyarakat.

Agus menjelaskan bahwa pihak kepolisian tidak bisa bekerja sendiri dalam menyelesaikan persoalan lalu lintas. Oleh karena itu, Korlantas Polri akan terus menggandeng para akademisi, ahli transportasi, dan tokoh masyarakat agar penyelesaian yang dirancang bersifat komprehensif dan berkelanjutan.

5. Hari Keselamatan Lalu Lintas sebagai Momentum Refleksi Nasional

Dalam rakernis tersebut juga dibahas rencana penetapan Hari Keselamatan Lalu Lintas Nasional setiap tanggal 19 September. Inisiatif ini diharapkan menjadi momentum tahunan untuk mengevaluasi sekaligus memperkuat komitmen nasional dalam menciptakan jalan raya yang aman dan beradab.

Rocky mengungkapkan optimismenya terhadap langkah ini. Ia meyakini bahwa jika semua pihak—baik pemerintah, aparat penegak hukum, hingga masyarakat—mampu membangun kesadaran kolektif, maka angka kecelakaan akibat kelalaian manusia (human error) akan menurun drastis. "Hari Keselamatan Lalu Lintas bisa jadi perayaan tahunan yang penuh makna jika kita benar-benar fokus pada nilai-nilai yang mendasari keselamatan itu sendiri," tegasnya.

Fenomena Terkini






Trending