RI Gelar Tanam Raya 1,3 Juta Hektare, Targetkan Produksi 7,5 Juta Ton Gabah dan Swasembada Beras

23 April 2025 20:18 WIB
prabowo-memimpin-kegiatan-tanam-padi-serentak-bersama-14-provinsi-secara-nasional-di-kabupaten-ogan-ilir-provinsi-sumatra-sela-1745387861616_43.jpeg

Kuatbaca.com - Pemerintah Indonesia mengambil langkah besar dalam memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan nasional dengan melaksanakan Tanam Raya Serentak di 160 kabupaten se-Indonesia. Salah satu lokasi simbolis kegiatan ini berada di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dan dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.

1. Luas Tanam Capai 1,3 Juta Hektare, Target Produksi 7,5 Juta Ton Gabah

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa tanam raya kali ini menargetkan luas tanam sebesar 1,3 juta hektare untuk bulan April 2025. Dari kegiatan ini, pemerintah memperkirakan produksi gabah akan mencapai 7,5 juta ton, yang setara dengan sekitar 3,5 hingga 4 juta ton beras siap konsumsi.

“Kebutuhan beras nasional per bulan hanya 2,5 juta ton, jadi kita dalam posisi surplus,” tegas Amran.

2. Gunakan Teknologi Drone untuk Efisiensi Tanam

Salah satu hal menarik dari Tanam Raya 2025 adalah penggunaan teknologi drone pertanian untuk menanam benih padi secara otomatis. Ini menunjukkan upaya transformasi pertanian Indonesia menuju sistem pertanian modern yang berbasis teknologi, efisien, dan adaptif terhadap tantangan iklim serta tenaga kerja.

3. Stok Beras Pecah Rekor, Tertinggi dalam 20 Tahun

Amran juga menyampaikan bahwa stok beras nasional saat ini mencapai 3 juta ton, tertinggi dalam dua dekade terakhir. Angka tersebut mencerminkan tingginya tingkat serapan dan kinerja pertanian sepanjang awal 2025, termasuk hasil panen pada musim sebelumnya.

“Ini pencapaian luar biasa, tertinggi selama 20 tahun. Jagung juga menunjukkan tren yang sama,” imbuhnya.

4. Swasembada Beras Mulai Terlihat: Tidak Perlu Impor Lagi

Optimisme serupa juga disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang menegaskan bahwa Indonesia berpotensi untuk tidak lagi melakukan impor beras mulai tahun 2026, jika kondisi berjalan normal dan tanam dua kali setahun bisa dijalankan secara konsisten.

“Sampai April ini saja kita sudah dalam jalur swasembada. Kalau irigasi selesai dan cuaca mendukung, kita bisa panen besar,” kata Zulhas.

5. Irigasi Dipercepat, Tanam Kedua Jadi Fokus Selanjutnya

Zulhas juga mendorong percepatan perbaikan sistem irigasi nasional, karena keberhasilan tanam kedua akan sangat tergantung pada ketersediaan air. Dengan prediksi BMKG bahwa tahun ini tidak akan mengalami kemarau panjang, pemerintah yakin bahwa produktivitas padi dan jagung akan meningkat signifikan.

6. Langkah Nyata Menuju Kedaulatan Pangan Nasional

Program Tanam Raya ini menjadi langkah strategis dalam mendukung visi Presiden Prabowo untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri secara pangan. Selain menjamin stabilitas harga dan pasokan, ketersediaan pangan domestik juga akan memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi gejolak global dan fluktuasi ekonomi.

Peta Jalan Menuju Swasembada Kian Nyata

Dengan realisasi Tanam Raya 1,3 juta hektare dan target produksi gabah 7,5 juta ton, Indonesia kini berada di jalur cepat menuju kedaulatan pangan dan swasembada beras. Dukungan teknologi, cuaca, dan kebijakan yang tepat menjadi faktor penentu kesuksesan program ini. Jika konsisten dijalankan, 2025 bisa menjadi tahun kebangkitan sektor pertanian nasional, sekaligus menegaskan bahwa ketahanan pangan adalah pondasi utama kekuatan bangsa.

Fenomena Terkini






Trending