RI Fokus Hilirisasi 28 Komoditas Strategis, Target Investasi Tembus Rp 10.000 Triliun!

Kuatbaca.com - Pemerintah Indonesia terus menggenjot program hilirisasi sebagai salah satu kunci pertumbuhan ekonomi dan magnet investasi. Dalam roadmap terbaru, ada 28 komoditas strategis yang diprioritaskan untuk dihilirisasi, dengan potensi investasi yang fantastis mencapai lebih dari Rp 10.000 triliun.
1. 28 Komoditas Strategis Jadi Andalan Hilirisasi Nasional
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, mengungkapkan bahwa pemerintah telah memetakan 28 komoditas unggulan yang siap dikembangkan dalam program hilirisasi nasional.
Komoditas tersebut berasal dari berbagai sektor, mulai dari:
- Mineral dan Batu Bara: Seperti nikel, tembaga, timah, bauksit, dan besi baja.
- Minyak dan Gas Bumi: Termasuk sektor energi tradisional yang masih menjadi tulang punggung perekonomian.
- Kehutanan dan Perikanan: Sektor sumber daya hayati yang menawarkan potensi luar biasa.
- Pariwisata, IT, dan Telekomunikasi: Sektor ekonomi baru yang kini juga masuk dalam program hilirisasi.
2. Nilai Investasi Diproyeksikan Tembus Rp 10.382 Triliun
Potensi total nilai investasi dari program hilirisasi ini mencapai US$ 618 miliar atau setara dengan Rp 10.382 triliun. Ini menjadi salah satu angka investasi tertinggi yang pernah diproyeksikan oleh Indonesia dalam satu sektor besar.
Rincian proyeksi investasinya adalah sebagai berikut:
- Mineral dan Batu Bara: US$ 498,4 miliar
- Minyak dan Gas Bumi: US$ 68,3 miliar
- Perkebunan, Kelautan, Perikanan, dan Kehutanan: US$ 51,3 miliar
Melalui pengembangan ini, pemerintah menargetkan pembukaan lebih dari 3 juta lapangan kerja baru, sekaligus memperbesar kontribusi sektor-sektor tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
3. Fokus pada Komoditas dengan Cadangan Besar
Todotua menegaskan bahwa 28 komoditas ini dipilih berdasarkan besarnya cadangan sumber daya yang tersedia di Indonesia. Artinya, sektor-sektor tersebut memiliki basis kekuatan alami yang memungkinkan industrialisasi secara berkelanjutan.
Meski demikian, ia menekankan bahwa bukan berarti komoditas lain diabaikan. Semua sektor tetap diperhatikan, hanya saja prioritas difokuskan untuk komoditas yang sudah jelas memiliki potensi eksplorasi dan ekspansi besar.
4. Transformasi Besar: Nomenklatur Kementerian Pun Diubah
Sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam mendorong hilirisasi, nomenklatur resmi Kementerian Investasi pun berubah menjadi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM.
Perubahan ini menunjukkan bahwa hilirisasi bukan lagi sekadar program tambahan, melainkan menjadi bagian inti dari strategi nasional untuk menciptakan ekonomi berbasis nilai tambah, memperkuat daya saing ekspor, serta memperdalam struktur industri domestik.
5. Hilirisasi Jadi Pilar Utama Pertumbuhan Ekonomi
Dengan roadmap yang jelas dan dukungan penuh dari berbagai kementerian terkait, program hilirisasi ini diharapkan menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam lima tahun ke depan.
Selain memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global, hilirisasi juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap ekspor bahan mentah dan meningkatkan kemampuan negara dalam mengolah sumber daya alam menjadi produk bernilai tinggi.