Pulau Elba, Tempat Pengasingan Napoleon Bonaparte

Napoleon Bonaparte adalah seorang jenderal yang menjadi Kaisar Perancis pada awal abad ke-19.
Semasa hidup, tokoh keturunan bangsawan Italia ini dikenal sebagai jenderal revolusioner yang kontroversial.
Pada 1814, Napoleon Bonaparte dilengserkan dari takhtanya dan diasingkan ke sebuah pulau setelah mengalami serangkaian kekalahan perang dan gagal menyatukan Eropa di bawah kekuasannya.
Pulau tempat pengasingan Napoleon zaman penjajahan dahulu yaitu Pulau Elba di Italia.
Mengapa Pulau Elba dijadikan pulau pengasingan Napoleon?
Alasan Napoleon dibuang ke Elba
Posisi Pulau Elba sangat strategis dan diketahui mempunyai kekayaan mineral di bawah tanahnya, serta pemandangan yang indah.
Pulau ini semakin dikenal saat digunakan sebagai tempat pengasingan Napoleon Bonaparte, meski hanya selama 10 bulan.
Napoleon merupakan sosok yang cerdas, sehingga mampu memberi dampak besar bagi kehidupan politik dan sosial di Eropa.
Akan tetapi, ia juga dikenal sebagai pemimpin yang haus kekuasaan, yang memicu beberapa negara Eropa bersekutu guna melawannya.
Pada Oktober 1813, Napoleon mengalami kekalahan besar melawan koalisi Rusia, Austria, Swedia, dan Prusia, dalam Pertempuran Leipzig.
Buntut dari kekalahan itu, Napoleon diasingkan ke Pulau Elba di lepas pantai Italia pada 11 April 1814.
Para panglima pasukan koalisi sebenarnya menganggap Elba terlalu dekat dari Italia dan Perancis, yang masih di bawah pengaruh besar Napoleon.
Para koalisi bersikukuh agar Napoleon diasingkan ke tempat yang jauh dari Eropa, seperti Pulau Saint Helena di Samudra Atlantik.
Namun, atas permintaan Alexander I dari Rusia, Napoleon tetap diasingkan ke Elba.
Alexander I juga mengirimkan seorang pengawas dari Inggris bernama Neil Campbell untuk mengawasi pergerakan Napoleon Bonaparte selama di pengasingan.
Pemilihan Pulau Elba juga tidak lepas dari negosiasi cerdik Napoleon sendiri.
Meski isi Perjanjian Fontainebleau yang harus ditandatanganinya terasa kejam, tetapi Napoleon berhasil mempertahankan gelar kaisar dan memilih Pulau Elba sebagai tempat pengasingannya.
Saat itu, secara teknis Pulau Elba adalah bagian dari Perancis. Namun, perjanjian mengubah Pulau Elba dengan 12.000 penduduknya sepenuhnya berada di bawah tanggung jawab Napoleon.
Napoleon secara khusus memilih Pulau Elba karena cuacanya bagus dan memiliki pertahanan yang baik.
Di pulau ini, Napoleon tinggal di sebuah vila, memiliki rumah musim panas, dan hidup dengan perabotan mewah.
Napoleon menyatakan sangat antusias membangun Pulau Elba dan ingin hidup damai di sana.
Napoleon juga mengklaim ia adalah "orang mati" dan waktu kebesarannya telah berlalu.
Namun pada kenyataannya, Napoleon hanya menunggu waktunya dan memiliki rencana besar di balik pilihannya atas Pulau Elba.
Selama di Elba, Napoleon tetap menjalin komunikasi dengan pendukungnya di Perancis dan mengetahui rencana Inggris untuknya.
Napoleon hanya tinggal selama 10 bulan di Pulau Elba. Pasalnya, pada 26 Februari 1815, ia berhasil kabur dan sampai di Perancis untuk merebut kembali kekuasannya.