Kuatbaca.com - PT PP (Persero) Tbk atau PTPP, perusahaan konstruksi pelat merah, tengah menggodok langkah strategis untuk memperkuat posisi keuangannya melalui divestasi kepemilikan saham pada sejumlah proyek infrastruktur. Salah satu yang masuk radar adalah proyek Tol Semarang–Demak, sebuah proyek tol strategis yang digadang-gadang akan menopang konektivitas dan pengendalian banjir di wilayah Pantura Jawa Tengah.
1. Saham Tol Semarang–Demak Akan Dilepas Sebagian
PTPP saat ini menguasai sekitar 75% saham di proyek jalan tol Semarang–Demak. Namun ke depannya, perusahaan berencana melepas sekitar 40% kepemilikan saham tersebut. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi deleveraging, yaitu mengurangi beban utang perusahaan secara keseluruhan.
Dengan menjual sebagian saham, PTPP tidak hanya mendapatkan dana segar, tetapi juga bisa mengurangi porsi utang proyek yang harus dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan perusahaan induk. Ini akan memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan rasio keuangan, terutama dalam menghadapi kebutuhan pembiayaan proyek-proyek besar lainnya.
2. Proses Divestasi Akan Dilakukan Setelah Tol Beroperasi
Meski sudah merencanakan divestasi, PTPP menegaskan bahwa proses penjualan saham tol Semarang–Demak tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Perusahaan baru akan melepas sahamnya setelah tol tersebut resmi beroperasi secara komersial, yang ditargetkan terjadi pada April 2027.
Strategi ini dinilai logis karena menunggu proyek tersebut menghasilkan arus kas dan valuasinya meningkat. Ketika proyek sudah mulai menghasilkan pendapatan, nilai jualnya tentu lebih tinggi, dan investor juga akan lebih tertarik masuk karena melihat potensi keuntungan yang jelas.
3. Divestasi Anak Usaha Lain Berjalan Pararel
Langkah divestasi di proyek tol bukan satu-satunya manuver yang dilakukan PTPP pada 2025. Perusahaan juga tengah dalam proses menjual dua anak usaha yang bergerak di sektor penyediaan air minum dan transportasi kereta api. Kedua entitas tersebut dinilai tidak lagi menjadi bagian dari core business PTPP dan lebih baik dikelola oleh pihak lain yang lebih fokus di sektor tersebut.
Total dana yang ditargetkan dari penjualan dua anak usaha ini mencapai sekitar Rp 3 triliun, dengan potensi laba bersih sekitar Rp 1 triliun. Dana hasil penjualan akan digunakan untuk memperkuat likuiditas dan mendukung proyek strategis nasional yang tengah dikerjakan perusahaan.
4. Tahapan Divestasi: CSPA di Mei, SPA di Juni 2025
PTPP telah menunjuk konsultan keuangan untuk membantu proses divestasi ini agar berjalan sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik. Harapannya, proses Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) bisa rampung pada Mei 2025, dan dilanjutkan dengan Share Purchase Agreement (SPA) pada Juni 2025.
Dengan selesainya proses ini, perusahaan bisa segera menerima dana hasil divestasi dan mengalokasikannya sesuai dengan rencana strategis yang telah disusun.
5. Strategi Jangka Panjang: Fokus pada Bisnis Inti
Langkah-langkah divestasi ini menunjukkan arah baru PTPP untuk semakin memfokuskan diri pada lini usaha utama, yaitu konstruksi dan infrastruktur. Dengan melepas aset non-core dan memperbaiki struktur keuangan, perusahaan berharap bisa lebih gesit dalam menanggapi peluang proyek pemerintah maupun swasta di masa mendatang.
Selain itu, langkah ini juga sejalan dengan arahan Kementerian BUMN yang mendorong BUMN untuk lebih efisien, fokus, dan kompetitif secara global.