PTBA Gaet Investor Baru Asal China untuk Proyek DME, Pengganti LPG di Masa Depan

5 May 2025 20:06 WIB
nilai-ekspor-batu-bara-turun-1_169.jpeg

Kuatbaca - Setelah ditinggal oleh Air Products, perusahaan asal Amerika Serikat, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) tak butuh waktu lama untuk bangkit dan mencari mitra baru dalam proyek ambisiusnya: hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME). Kini, arah investasi tersebut bergeser ke Timur, tepatnya ke China, dengan perusahaan East China Engineering Science and Technology Co., Ltd. (ECEC) sebagai kandidat terkuat yang menyatakan ketertarikan untuk bergabung dalam proyek ini.

Langkah Strategis Pasca Ditinggal Investor AS

Keluarnya Air Products sempat menjadi pukulan bagi kelanjutan proyek DME yang digadang-gadang sebagai solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor LPG. Namun, PTBA tak tinggal diam. Dalam waktu singkat, perusahaan ini mulai menjajaki peluang kerja sama dengan sejumlah raksasa industri asal China.

Beberapa nama besar seperti China National Chemical Engineering Group Corporation Co., Ltd (CNCEC) dan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC) turut masuk dalam radar penjajakan. Namun, dari sejumlah perusahaan yang didekati, baru ECEC yang menunjukkan minat secara eksplisit meskipun belum dalam bentuk komitmen penuh atau skema investasi total.

ECEC Jadi Harapan Baru Proyek Hilirisasi

ECEC memang bukan pemain baru dalam industri rekayasa teknik dan pembangunan pabrik kimia. Perusahaan ini punya rekam jejak panjang dalam proyek-proyek besar di sektor energi dan kimia, menjadikannya mitra potensial untuk proyek hilirisasi batu bara menjadi DME di Indonesia. Meskipun belum ada detail resmi mengenai besaran investasi yang akan digelontorkan, ECEC sudah menyatakan kesediaannya untuk terlibat sebagai mitra.

Langkah ini membuka harapan besar bagi kelanjutan proyek yang strategis bagi Indonesia, khususnya dalam upaya mewujudkan ketahanan energi nasional. DME sendiri dikenal sebagai bahan bakar alternatif yang bisa menggantikan LPG, dan Indonesia punya cadangan batu bara yang besar untuk dimanfaatkan dalam proses produksinya.

Komitmen PTBA Menyambut Era Hilirisasi Energi

Di tengah ketidakpastian mitra investasi, PTBA tetap menunjukkan komitmennya. Sejumlah persiapan proyek tetap berjalan paralel. Hingga saat ini, pembebasan lahan telah mencapai 97% dari total kebutuhan, atau sekitar 198 hektare dari 203 hektare yang dibutuhkan.

Tidak hanya itu, PTBA juga intensif berkoordinasi dengan berbagai instansi pemerintah seperti Satuan Tugas Hilirisasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian, serta Kementerian Sekretariat Negara. Tujuannya adalah memastikan arah kebijakan mendukung proyek dan mendapatkan percepatan dalam proses perizinan serta dukungan regulasi.

Proyek DME ini bukan sekadar proyek industri biasa. Ia adalah bagian dari upaya jangka panjang pemerintah dalam mengurangi ketergantungan terhadap impor LPG yang nilainya sangat besar. Berdasarkan data terakhir, Indonesia mengimpor LPG dan minyak bumi dari Amerika Serikat senilai Rp 168 triliun. DME dari batu bara bisa menjadi alternatif energi domestik yang lebih efisien dan berdampak langsung pada penghematan devisa negara.

Selain itu, pengembangan DME di dalam negeri juga membuka peluang besar dalam menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan industri hilir, dan menghidupkan ekonomi lokal, terutama di daerah-daerah penghasil batu bara seperti Sumatera Selatan.

Masuknya ECEC dalam proyek ini menandai semakin kuatnya peran China dalam infrastruktur dan sektor energi Indonesia. Meski belum ada kesepakatan resmi dalam bentuk investasi penuh, langkah awal ini merupakan sinyal positif yang menunjukkan bahwa proyek ini masih punya masa depan.

Pemerintah sendiri tengah mempercepat 21 proyek hilirisasi strategis dengan total nilai mencapai Rp 738 triliun. Proyek DME termasuk di dalamnya, dan bila terealisasi, akan menjadi tonggak penting dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara yang mandiri energi.

Kendati tantangan masih terbentang, semangat PTBA dalam menjalankan proyek hilirisasi batu bara menunjukkan tekad kuat untuk mengubah tantangan menjadi peluang. Dengan dukungan investor baru dan keberpihakan regulasi pemerintah, proyek DME ini diharapkan tidak hanya selesai dibangun, tetapi juga menjadi solusi konkret bagi kebutuhan energi nasional yang berkelanjutan.

Kini, bola ada di tangan ECEC dan pemerintah Indonesia. Jika semua pihak bergerak cepat dan solid, bukan tidak mungkin DME akan segera hadir sebagai bahan bakar alternatif dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Fenomena Terkini






Trending