PSI Buka Suara Soal Jokowi Tak Maju Caketum: Jokowisme Tetap Jadi Fatsun Politik

1. Jokowi Tak Daftar Caketum, PSI Tak Kecewa
Kuatbaca.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akhirnya angkat bicara terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tak mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum (Caketum) PSI. Juru Bicara PSI, Cheryl Tanzil, menegaskan bahwa keputusan tersebut tidak mengurangi arti penting sosok Jokowi bagi partainya.
“Pak Jokowi bagi PSI bukan hanya sekadar tokoh. Lebih dari itu, beliau sudah menjadi simbol dari gaya kepemimpinan yang kami yakini,” ujar Cheryl kepada media, Minggu (22/6/2025).
Cheryl mengatakan bahwa PSI melihat Jokowi bukan sebatas simbol atau figur politik, melainkan sebagai teladan nilai-nilai politik yang diusung partai tersebut. Bahkan, ia menyebut Jokowi telah menjelma menjadi "fatsun politik" bagi PSI.
Menurutnya, visi dan nilai kepemimpinan Jokowi telah tertanam dalam DNA politik PSI, sehingga kehadiran atau ketidakhadiran Jokowi dalam struktur organisasi formal tak mengubah arah perjuangan partai.
2. Jokowisme Masih Jadi Napas Politik PSI
Lebih jauh, Cheryl mengingatkan publik bahwa PSI sudah sejak lama menggaungkan konsep Jokowisme, sebuah istilah yang mencerminkan nilai-nilai yang dikembangkan oleh Jokowi dalam praktik kepemimpinan nasional.
“Sudah lama PSI mendengungkan Jokowisme, dan itu bukan sekadar slogan. Itu adalah paham yang benar-benar kami kembangkan sebagai prinsip politik,” tegas Cheryl.
Menurutnya, Jokowisme menekankan pada kerja nyata, antikorupsi, dan kepemimpinan yang merakyat—nilai-nilai yang sejalan dengan perjuangan PSI sejak awal berdiri.
Jokowisme pun menjadi pembeda bagi PSI di tengah lanskap politik yang kerap penuh manuver elite. Dengan menjadikan Jokowisme sebagai rujukan ideologis, PSI tetap merasa dekat dengan sosok Presiden meski tanpa kehadiran formalnya di partai.
3. PSI Terbuka jika Jokowi Ingin Berperan Spesial
Saat ditanya apakah PSI membuka peluang untuk memberi posisi khusus kepada Jokowi, Cheryl tidak menutup kemungkinan tersebut. Menurutnya, sebagai warga negara, Jokowi memiliki hak penuh untuk berpolitik setelah masa jabatannya usai.
“Tentunya kemungkinan seperti itu sangat terbuka. Pak Jokowi sebagai warga negara kan dijamin haknya untuk berpolitik. Sama seperti warga negara lain,” ucapnya.
Hal ini memperkuat kesan bahwa hubungan Jokowi dan PSI masih hangat dan penuh respek, walaupun ia memilih tidak mencalonkan diri sebagai ketua umum. PSI tetap membuka pintu lebar bagi peran Jokowi di masa depan.
Isu ini mencuat setelah Kaesang Pangarep putra Jokowi yang juga ketua umum PSI saat ini mengonfirmasi bahwa sang ayah tidak akan maju sebagai Caketum PSI dalam Kongres mendatang.
4. Kaesang Ungkap Alasan Jokowi Tak Daftar
Dalam konferensi pers usai mendaftarkan diri sebagai Caketum PSI pada Sabtu (21/6), Kaesang mengungkap bahwa dirinya dan Jokowi telah berdiskusi panjang terkait hal tersebut. Ia menyebut tidak mungkin ayah dan anak bersaing dalam pemilihan ketua umum yang sama.
“Saya sudah obrolkan dengan beliau selama satu minggu terakhir. Tidak mungkin juga anak dan bapak bersaing memperebutkan posisi yang sama,” kata Kaesang di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat.
Kaesang secara resmi mendaftarkan diri sebagai Caketum PSI, memperkuat sinyal bahwa ia siap melanjutkan kepemimpinan partai ke arah yang lebih solid dengan tetap membawa semangat Jokowisme di dalamnya.
Sementara itu, sejumlah relawan pendukung Jokowi mendorong sang presiden untuk mendirikan partai baru setelah masa jabatannya selesai. Namun hingga kini, Jokowi belum memberikan sinyal apa pun terkait langkah politik selanjutnya.