Proyek Kabel Laut Bawah Laut Google-Meta di Perairan Indonesia Terungkap

Kuatbaca.com-Kementerian Komunikasi dan Digital (Kominfo) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan proyek kabel bawah laut baru yang akan dibangun oleh raksasa teknologi Meta dan Google di wilayah perairan Indonesia. Proyek ini menjadi bagian dari upaya memperkuat konektivitas digital regional dan global.
KKP baru saja menerbitkan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) atas nama konsorsium Apricot yang terdiri dari beberapa perusahaan teknologi dan telekomunikasi, termasuk Meta, Google, Chungwa Telecom, NTT, dan PLDT. Proyek kabel laut ini akan membentang sepanjang hampir 12 ribu kilometer dan menghubungkan berbagai titik strategis di Asia Pasifik.
1. Jaringan Kabel Bawah Laut Menghubungkan Beberapa Negara Penting
Kabel bawah laut yang dikenal sebagai SKKL Apricot ini menghubungkan beberapa lokasi utama, mulai dari Agat di Guam, Batam dan Tanjung Pakis di Indonesia, Minambiso di Jepang, Baler dan Davao di Filipina, Tuas di Singapura, hingga Taucheng di Taiwan. Dengan rute ini, diharapkan konektivitas internet dan data antar negara semakin cepat dan stabil.
Landing point di Indonesia sudah ditentukan berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 14 Tahun 2021 yang mengatur jalur pipa dan kabel bawah laut. Titik landing tersebut tersebar di beberapa wilayah seperti Manado untuk rute Sulawesi, Jayapura untuk jalur dari Samudera Pasifik, Kupang untuk kabel dari Australia, dan Batam.
2. Proses Perizinan Kabel Laut di Indonesia yang Terbilang Cepat
Setiap proyek kabel bawah laut internasional yang melewati perairan Indonesia harus melalui serangkaian perizinan yang melibatkan beberapa kementerian. Setelah mendapat persetujuan prinsip dari KKP, proyek harus melalui izin lingkungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan izin pekerjaan bawah laut dari Kementerian Perhubungan. Terakhir, izin operasional harus didapatkan dari Kementerian Komunikasi dan Digital.
Meski melibatkan banyak tahapan, proses perizinan ini berlangsung relatif cepat di Indonesia, rata-rata hanya memakan waktu sekitar 1,7 tahun. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan proses perizinan kabel bawah laut yang efisien di kawasan ini.
3. Sejarah dan Proyek Kabel Laut Meta-Google Sebelumnya
Sebelumnya, pada Maret 2021, Meta dan Google juga meluncurkan dua proyek kabel laut besar yang menghubungkan pantai barat Amerika Serikat dengan Indonesia dan Singapura. Proyek tersebut dikenal sebagai Echo dan Bifrost.
SKKL Echo merupakan hasil kolaborasi Meta, Google, dan mitra lokal XL Axiata (sekarang XLSmart), sementara SKKL Bifrost
dikerjakan Meta bersama Telin (anak perusahaan Telkom) dan perusahaan Keppel dari Singapura. Kedua kabel tersebut membentang sepanjang 15 ribu kilometer dan memperkuat infrastruktur digital di kawasan Asia Tenggara.
Dengan hadirnya proyek kabel laut baru ini, Indonesia diharapkan semakin mampu menjadi pusat digital regional yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi berbasis teknologi dan digitalisasi. Peningkatan kapasitas konektivitas juga membuka peluang lebih besar untuk transformasi digital di berbagai sektor.