Kuatbaca.com - Presiden Joko Widodo, yang lebih dikenal dengan nama Jokowi, belum lama ini membagikan pengalamannya dalam berpartisipasi dalam forum-forum internasional. Perjalanan beliau menghadiri berbagai pertemuan tingkat tinggi mengungkap perubahan signifikan dalam cara beliau memandang dan diperlakukan oleh pemimpin dunia lainnya.
Dalam sebuah acara dengan relawan Seknas Jokowi di Hotel Salak, Bogor, Jokowi membagikan bagaimana pendekatan awalnya saat baru saja menjabat sebagai presiden, yakni dengan sikap yang lebih pasif. Namun seiring dengan waktu dan pengalaman, beliau mulai percaya diri dan berani menuntut hak serta posisi yang pantas untuk Indonesia di mata dunia.
Menurut Jokowi, dasar dari setiap hubungan, baik itu politik antarnegara maupun hubungan bisnis, adalah kepercayaan. Setiap tindakan dan kebijakan yang diterapkan, pada akhirnya bertujuan untuk membangun kepercayaan yang kuat. Kepercayaan ini tak hanya penting dalam interaksi sehari-hari tetapi juga dalam menyusun strategi dan diplomasi internasional.
Presiden Jokowi menekankan pentingnya Indonesia untuk dikenali dan dihargai sesuai dengan kapasitas dan potensinya.
Indonesia, dengan populasi yang besar dan potensi ekonominya, bukanlah sekadar negara biasa. Dengan pernyataan tegasnya bahwa "Indonesia bukan negara kaleng-kaleng", Jokowi ingin menegaskan bahwa negara kita memiliki kedaulatan, kekuatan, dan harga diri yang harus dihormati oleh negara lain.
Selain itu, dalam pembicaraannya, Presiden Jokowi juga menggarisbawahi pentingnya investasi asing untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara. Namun, untuk menarik investasi, sebuah negara harus memiliki reputasi yang baik dan terpercaya di mata dunia. Itulah mengapa membangun kepercayaan dalam hubungan internasional sangat penting bagi Indonesia.
Pada dasarnya, cerita Presiden Jokowi menggambarkan transformasi seorang pemimpin dan negaranya dalam arena internasional. Dengan keberanian untuk menuntut hak dan posisi yang sesuai, Indonesia terus menunjukkan kepada dunia bahwa kita adalah kekuatan yang harus diperhitungkan.
Dalam era globalisasi saat ini, hubungan antarnegara semakin kompleks. Untuk itu, dibutuhkan strategi dan diplomasi yang cerdas untuk memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga. Melalui cerita Jokowi, kita dapat melihat bagaimana seorang pemimpin berusaha keras untuk memastikan bahwa Indonesia mendapatkan tempat yang pantas di mata dunia.
(*)