Prabowo: Produksi Pangan Melimpah, Tantangan Baru Muncul soal Gudang Penampungan

Kuatbaca.com - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan keberhasilan besar dalam sektor pertanian nasional. Indonesia kini berhasil memproduksi beras dan jagung dalam jumlah melimpah hingga tak lagi membutuhkan impor. Namun, keberhasilan ini justru memunculkan tantangan baru: keterbatasan gudang penyimpanan pangan.
1. Indonesia Tak Lagi Impor Beras dan Jagung
Presiden Prabowo menyampaikan kabar menggembirakan bahwa Indonesia kini mandiri dalam hal produksi dua komoditas utama: beras dan jagung. Jika sebelumnya Indonesia rutin mengimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, saat ini hasil panen dari para petani dinilai sudah mampu mencukupi bahkan melampaui kebutuhan nasional.
"Alhamdulillah tahun ini produksi kita beras dan jagung melimpah," ujar Prabowo saat menghadiri acara di SDN Cimahpar 5, Kota Bogor, pada Jumat (2/5/2025).
2. Produksi Melimpah, Gudang Penyimpanan Jadi Masalah
Namun, di balik kabar baik tersebut, muncul persoalan baru yang harus segera diatasi. Menteri Pertanian Amran Sulaiman dilaporkan langsung kepada Presiden bahwa Indonesia kekurangan gudang penyimpanan pangan, khususnya untuk menampung hasil panen yang berlimpah dari petani.
Permasalahan ini mencuat karena sebagian besar daerah penghasil pangan belum memiliki infrastruktur gudang yang memadai. Akibatnya, potensi kehilangan hasil panen atau food loss pun mengancam.
3. Pemerintah Siapkan Solusi Jangka Pendek dan Panjang
Menanggapi hal itu, Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam. Solusi jangka pendek yang sudah diterapkan adalah membangun gudang-gudang sementara sebagai respons cepat untuk menyerap hasil panen secara maksimal.
Untuk solusi jangka panjang, pemerintah tengah mengembangkan program besar bertajuk Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes Merah Putih). Melalui program ini, setiap desa akan difasilitasi untuk memiliki gudang penyimpanan mandiri, termasuk cold storage untuk komoditas seperti buah dan sayur yang cepat rusak.
4. Pembangunan Gudang di 80.000 Desa
Program Kopdes Merah Putih mencakup pembangunan gudang penampungan di sekitar 80.000 desa di seluruh Indonesia. Setiap gudang akan dilengkapi dengan fasilitas penyimpanan suhu rendah (cold storage) untuk menjaga kualitas hasil pertanian pasca panen.
Presiden Prabowo juga menjelaskan bahwa tiap koperasi desa nantinya akan dilengkapi kendaraan logistik, seperti truk, untuk mempercepat distribusi hasil pertanian ke pasar atau ke gudang-gudang Bulog. Langkah ini dinilai penting untuk memutus rantai distribusi panjang dan menekan biaya logistik.
"Panen nanti buah dan sayur akan bisa disimpan, tidak akan puso, tidak akan rusak. Tiap koperasi desa juga akan punya truk, sehingga hasil panen bisa langsung dikirim ke Bulog atau pasar," terang Prabowo.
5. Dampak Positif Bagi Petani dan Ketahanan Pangan
Jika terlaksana secara maksimal, program ini diprediksi akan memberi dampak besar bagi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. Petani tidak lagi khawatir hasil panennya tidak tertampung, dan harga pangan pun bisa lebih stabil karena pasokan terkelola dengan baik.
Selain itu, koperasi desa akan menjadi pusat ekonomi baru yang mandiri, sehingga peran masyarakat dalam mengelola pertanian dan distribusi pangan akan semakin strategis dan berdaya.
6. Transformasi Pangan Nasional Menuju Swasembada Berkelanjutan
Dengan keberhasilan produksi beras dan jagung tanpa impor, serta rencana pembangunan sistem penyimpanan terintegrasi di tingkat desa, Indonesia berada di jalur yang tepat menuju swasembada pangan berkelanjutan. Pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo menunjukkan komitmen kuat untuk membangun sistem pangan nasional yang tahan terhadap krisis dan guncangan global.
Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Indonesia berhasil meningkatkan produksi beras dan jagung secara signifikan hingga tidak lagi melakukan impor. Namun, tantangan baru muncul terkait keterbatasan gudang penyimpanan. Pemerintah segera mengambil langkah strategis, baik jangka pendek maupun panjang, dengan membangun gudang sementara dan mengembangkan program Kopdes Merah Putih di 80.000 desa. Program ini diharapkan menjadi tonggak transformasi besar dalam sistem ketahanan pangan nasional.