Prabowo Kenang Bantuan Rusia Saat Indonesia Miskin: Tanpa Desakan Bayar Utang

20 June 2025 01:06 WIB
prabowo-bertemu-putin-di-istana-constantine-rusia-1750337636607_169.jpeg

Kuatbaca.com - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan apresiasi mendalam atas kontribusi Rusia dalam hubungan bilateral selama lebih dari tujuh dekade. Dalam kunjungannya ke Rusia pada 19 Juni 2025, Prabowo menyoroti bagaimana Rusia (dulu Uni Soviet) telah menjadi mitra strategis Indonesia sejak awal kemerdekaan, bahkan saat negara ini masih dalam kondisi ekonomi sangat terbatas.

Berbicara dalam pernyataan bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Constantine, Saint Petersburg, Prabowo menyebut bahwa hubungan Indonesia-Rusia kini telah mencapai usia 75 tahun. Dalam pidatonya, ia mengungkap bagaimana Rusia telah menjadi mitra penting di berbagai sektor, dari politik, ekonomi, sosial, hingga budaya.

"Federasi Rusia selalu menjadi mitra penting bagi Indonesia," ucap Prabowo, sambil mengingat masa-masa sulit bangsa ini. Ia menegaskan bahwa saat Indonesia masih miskin dan baru merdeka, Rusia memberikan bantuan besar tanpa menuntut pengembalian utang secara cepat.

"Beberapa puluh tahun kemudian kami tetap mengembalikan utang itu, meski Rusia tidak menuntut kami untuk membayar dalam waktu cepat," tambahnya dengan nada penuh penghargaan.

1. Infrastruktur RI Banyak Dibantu Rusia

Prabowo menegaskan bahwa bantuan Uni Soviet (yang kini diwarisi oleh Rusia) nyata dalam bentuk pembangunan infrastruktur berskala besar di berbagai daerah Indonesia. Tidak hanya di ibu kota Jakarta, tetapi juga menyebar ke kota-kota besar lainnya.

"Gedung-gedung besar, jembatan, pabrik-pabrik, bahkan jalur kereta api dibangun dengan bantuan dari Rusia," ujar Prabowo. Hal ini menunjukkan betapa dalamnya peran Rusia dalam membangun fondasi fisik Indonesia pasca-kemerdekaan.

Menurut Prabowo, bantuan-bantuan tersebut dikenang oleh rakyat Indonesia sebagai wujud solidaritas dan persahabatan sejati antarnegara. Hubungan ini juga tak sebatas aspek ekonomi dan pertahanan, tetapi juga menyentuh sektor-sektor strategis yang menyentuh kehidupan rakyat secara langsung.

Presiden Prabowo menyampaikan bahwa rasa terima kasih bangsa Indonesia terhadap Rusia tidak pernah pudar, bahkan hingga saat ini. Ini menjadi pengingat penting bagi diplomasi bilateral kedua negara yang kini memasuki fase baru kerja sama strategis.

2. Hubungan Semakin Erat: Dari Migas hingga Proyek Nuklir Damai

Kunjungan Prabowo ke Rusia juga dimanfaatkan untuk meningkatkan kerja sama bilateral di berbagai sektor. Salah satu poin penting yang dibahas bersama Presiden Putin adalah upaya penguatan kolaborasi di bidang energi, pertahanan, dan ketahanan pangan.

Presiden Putin menyampaikan kesiapan Rusia untuk menambah pasokan minyak dan gas ke Indonesia. Selain itu, Rusia juga siap mendukung proyek pengembangan energi nuklir damai, yang diyakini dapat menjadi solusi jangka panjang untuk kebutuhan energi berkelanjutan di Indonesia.

Pertemuan ini juga membuka jalan bagi peningkatan investasi Rusia di sektor pertanian, perdagangan, dan pembangunan infrastruktur digital. Prabowo menegaskan bahwa semangat kolaborasi Indonesia-Rusia kini kian meningkat dan lebih produktif dibanding sebelumnya.

"Hari ini kita telah bertemu dan hubungan kita semakin tinggi lagi... pertemuan dengan Presiden Putin berlangsung intens, hangat, dan produktif," tutur Prabowo.

3. Visi Geopolitik: Sepakat Menjaga Kedaulatan Negara-Negara

Dalam konteks geopolitik global yang semakin kompleks, Indonesia dan Rusia juga sepakat untuk memperkuat posisi mereka dalam mendukung prinsip kedaulatan dan non-intervensi terhadap negara lain. Isu ini menjadi sorotan dalam pertemuan Prabowo dan Putin, terutama di tengah konflik dan ketegangan global yang terus berlangsung.

Prabowo menyatakan bahwa Indonesia selalu menjunjung tinggi prinsip kedaulatan, dan melihat Rusia sebagai mitra yang memiliki pandangan serupa. Oleh karena itu, kerja sama dalam forum-forum internasional seperti BRICS, G20, dan PBB akan semakin diperkuat.

Sebelumnya, Rusia juga menyampaikan dukungan penuh terhadap keinginan Indonesia bergabung sebagai anggota penuh BRICS, yang kini beranggotakan negara-negara besar seperti Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan, dan beberapa negara baru lainnya.

Dengan dukungan tersebut, Indonesia diharapkan dapat memberikan kontribusi strategis dalam menciptakan keseimbangan ekonomi global yang lebih adil dan inklusif, khususnya bagi negara-negara berkembang.

4. Penguatan Diplomasi dan Peningkatan Ekspor

Tidak hanya soal kerja sama di bidang strategis dan energi, Indonesia dan Rusia juga berkomitmen untuk meningkatkan nilai ekspor dan perdagangan bilateral. Beberapa sektor yang menjadi perhatian adalah pertanian, perikanan, dan industri pertahanan.

Indonesia berharap ekspor produk unggulan seperti kopi, karet, dan CPO (crude palm oil) dapat meningkat ke pasar Rusia. Di sisi lain, Rusia juga berpotensi memperluas pengiriman produk teknologi dan kebutuhan energi ke Indonesia.

Dengan hubungan diplomatik yang sudah berjalan selama 75 tahun dan terus diperkuat di bawah pemerintahan Prabowo, kemitraan Indonesia-Rusia diproyeksikan akan semakin solid dan saling menguntungkan dalam beberapa dekade mendatang.

Fenomena Terkini






Trending