Potongan Tubuh Manusia Kembali Ditemukan di Sumbar, Diduga Korban Mutilasi Septia Adinda

Kuatbaca.com - Peristiwa mengerikan kembali mengguncang warga Sumatera Barat, khususnya di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman. Potongan tubuh manusia kembali ditemukan oleh warga setempat pada Kamis (19/6/2025) sore. Potongan tersebut diduga kuat merupakan bagian dari korban mutilasi yang sebelumnya telah ditemukan dalam kondisi mengenaskan tanpa kepala dan kaki.
Penemuan terbaru ini terjadi di Korong Duku, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai. Seorang warga yang sedang mencari pasir di aliran Sungai Batang Anai menjadi orang pertama yang menemukan bagian tubuh menyerupai paha manusia tersebut. Temuan ini langsung membuat geger warga sekitar dan memunculkan kembali trauma atas insiden mutilasi yang sedang dalam penanganan pihak kepolisian.
Wali Korong Duku, Ramilis Datuak Pangeran, membenarkan adanya penemuan potongan tubuh tersebut. Ia mengatakan bahwa potongan tubuh yang ditemukan di aliran sungai itu diduga merupakan kelanjutan dari bagian tubuh yang ditemukan sebelumnya. "Tadi ditemukan oleh warga kita yang sedang mencari pasir. Sesuai informasi, ini adalah bagian dari potongan mayat yang ditemukan sebelumnya," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa lokasi penemuan kali ini berada di bagian hulu dari Sungai Batang Anai. “Kalau dari lokasinya, ini berada di bagian atas dari aliran sungai tempat potongan tubuh sebelumnya ditemukan,” tambahnya.
1. Polisi Pastikan Identitas Korban, Tersangka Sudah Diamankan
Sebelumnya, kasus mutilasi ini telah menghebohkan warga karena potongan tubuh manusia ditemukan di beberapa titik berbeda. Potongan-potongan itu mulai dari daerah Batang Anai, Padang Pariaman, hingga ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Padang Sarai, Kota Padang.
Polisi telah memastikan bahwa tubuh yang ditemukan itu adalah milik seorang wanita muda bernama Septia Adinda, berusia 25 tahun. Kepastian identitas ini didapat setelah penyelidikan intensif dilakukan oleh jajaran Polres Padang Pariaman dan tim forensik. Bukti forensik dan keterangan saksi mengarah kuat pada satu nama sebagai pelaku utama pembunuhan keji ini.
Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, mengonfirmasi bahwa pelaku mutilasi adalah seorang pria berusia 25 tahun bernama Satria Johanda, yang juga dikenal dengan nama alias Wanda. Pelaku telah berhasil diamankan oleh pihak kepolisian dan kini tengah menjalani proses hukum lebih lanjut.
“(Korban) yang dimutilasi adalah SA (Septia Adinda),” ujar Faisol dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (19/6/2025). Ia juga memastikan bahwa penyelidikan masih terus berjalan untuk mengungkap motif lengkap di balik peristiwa sadis tersebut.
2. Warga Trauma, Sungai Batang Anai Jadi Titik Pencarian
Penemuan potongan tubuh secara bertahap ini menyisakan trauma mendalam bagi warga sekitar. Sungai Batang Anai, yang sebelumnya dikenal sebagai tempat warga mencari pasir dan melakukan aktivitas sehari-hari, kini berubah menjadi tempat pencarian dan investigasi potongan tubuh korban mutilasi.
Warga setempat mulai menghindari kawasan tersebut karena rasa takut dan khawatir akan adanya potongan tubuh lainnya. Tak hanya itu, banyak warga kini meminta pengamanan ekstra dari pihak kepolisian dan pemerintah setempat agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
Pihak kepolisian terus melakukan pencarian dan penyisiran area sungai dan wilayah sekitarnya. Mereka juga mengimbau warga untuk segera melaporkan jika menemukan benda mencurigakan yang diduga bagian tubuh manusia atau terkait dengan barang milik korban.
Sementara itu, keluarga korban hingga kini masih dalam keadaan terpukul dan berharap keadilan ditegakkan secepatnya atas kematian tragis yang menimpa putri mereka.
3. Mutilasi yang Terencana, Polisi Dalami Motif Pelaku
Dari hasil penyelidikan sementara, dugaan kuat bahwa pembunuhan dan mutilasi terhadap Septia Adinda dilakukan dengan sengaja dan berencana. Hal ini terlihat dari cara pelaku memutilasi tubuh korban dan menyebarkannya ke berbagai lokasi untuk menghilangkan jejak.
Motif pembunuhan sendiri masih terus didalami pihak kepolisian. Beberapa sumber menyebutkan adanya kemungkinan motif pribadi atau dendam lama, namun hal itu belum dapat dipastikan sebelum pihak berwenang melakukan pendalaman terhadap latar belakang hubungan pelaku dan korban.
Penyidik juga tengah menelusuri apakah pelaku melakukan aksinya seorang diri atau ada pihak lain yang membantu. Tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka tambahan dalam waktu dekat jika ditemukan cukup bukti.
Kasus ini pun menjadi sorotan publik dan menambah daftar panjang kejahatan keji yang melibatkan korban perempuan muda di Indonesia.