Polda Metro: Bekasi Jadi Pintu Masuk Narkoba dari Sumatera, 1.672 Tersangka Ditangkap

Kuatbaca.com - Polda Metro Jaya mengungkap jaringan besar peredaran narkoba yang masuk ke wilayah Jabodetabek selama operasi yang digelar pada Mei hingga Juni 2025. Dari hasil penyelidikan, wilayah Bekasi disebut menjadi titik masuk utama narkotika yang diselundupkan dari wilayah Sumatera. Tak tanggung-tanggung, dalam operasi ini, ribuan kasus berhasil diungkap dan 1.672 tersangka telah diamankan.
1. Bekasi Disorot Sebagai Jalur Masuk Narkoba dari Medan hingga Aceh
Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Ahmad David, mengungkapkan bahwa wilayah Bekasi menjadi sorotan utama karena berperan sebagai jalur masuk strategis bagi narkoba yang datang dari wilayah barat Indonesia, khususnya dari perairan Malaysia ke Medan, Riau, dan Aceh.
“Bekasi menjadi titik fokus karena posisinya strategis setelah penyelundupan dari Sumatera melalui jalur Bakauheni dan Merak,” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (26/6/2025), di Gedung Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan.
Tim gabungan dari Polda Metro dan jajaran polres secara aktif melakukan penyekatan dan pengawasan ketat di titik-titik rawan, termasuk pelabuhan dan terminal. Langkah ini terbukti efektif, karena jumlah pengungkapan kasus terbesar selama dua bulan terakhir justru terjadi di wilayah Bekasi.
2. 1.672 Tersangka Diamankan, Mayoritas Usia Produktif
Selama operasi intensif pada bulan Mei dan Juni 2025, Polda Metro Jaya mencatat penangkapan terhadap 1.672 tersangka kasus narkoba. Fakta mencengangkan terungkap bahwa 60% dari pelaku merupakan masyarakat usia produktif antara 18 hingga 60 tahun.
“Penyalahguna narkoba sebagian besar berasal dari usia produktif. Ini sangat memprihatinkan karena mereka seharusnya menjadi tulang punggung pembangunan,” tambah Kombes Ahmad David.
Tingginya keterlibatan usia produktif dalam kasus narkoba mendorong Polda Metro untuk tidak hanya melakukan penindakan hukum, tetapi juga memperluas kegiatan pencegahan dan edukasi, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
3. Edukasi dan Sosialisasi Jadi Strategi Pencegahan
Sebagai bagian dari pendekatan preemtif, Polda Metro juga gencar melakukan sosialisasi bahaya narkoba kepada masyarakat. Kegiatan ini dilakukan melalui berbagai saluran seperti sekolah, komunitas masyarakat, acara “Ngopi Kamtibmas”, hingga pemanfaatan videotron dan media sosial seperti Instagram.
Menurut Ahmad David, langkah ini diambil karena seluruh wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya telah terjamah oleh peredaran narkoba. Oleh karena itu, edukasi menjadi alat penting untuk mencegah makin luasnya penyalahgunaan, terutama di kalangan pelajar dan pemuda.
Selain itu, Polda Metro juga menggandeng instansi lain dalam pelaksanaan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba) sebagai bentuk komitmen berkelanjutan dalam menekan angka peredaran gelap narkoba.
4. Operasi Mei–Juni 2025: 321 Kg Narkoba Disita, Jaringan Dibongkar
Selama dua bulan operasi, Polda Metro Jaya berhasil menyita 321,5 kilogram narkoba dari berbagai jenis. Barang bukti tersebut mencakup:
- 179,19 kg ganja
- 33,15 kg sabu
- 16.793 butir ekstasi
- 4,52 kg tembakau sintetis
- 166.327 butir obat-obatan berbahaya
- 2.360 ml liquid THC
- 2,87 kg ketamine (prekursor narkoba)
- 7,86 kg serbuk sintetis (sinte)
- 1,48 gram kokain
- 1,56 kg heroin
Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, pengungkapan kasus besar ini merupakan bukti nyata bahwa Polda Metro serius memberantas narkoba secara menyeluruh.
"Ini bentuk nyata dari komitmen kami dalam mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan arahan Kapolri serta Kapolda Metro Jaya dalam memerangi narkoba secara masif dan terstruktur," ujar Ade Ary.
Penindakan narkoba ini tidak hanya dijalankan oleh Direktorat Reserse Narkoba, tapi juga didukung oleh fungsi Bhabinkamtibmas dan intelijen untuk memperkuat sistem deteksi dini dan pemetaan jaringan peredaran narkoba.