Pertamina Trans Kontinental Memperkuat Bisnis Perkapalan dengan Penambahan Armada LCT

Kuatbaca.com-Pertamina Trans Kontinental (PTK), anak perusahaan PT Pertamina (Persero), telah menambah dua kapal Landing Craft Tank (LCT) berbendera Indonesia dalam upaya untuk memperkuat bisnis aktivitas perkapalan. Langkah ini merupakan bagian dari rencana penguatan operasional yang telah diusulkan dalam anggaran PTK sebelumnya dan dilakukan sebagai bagian dari upaya Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) PT Pertamina International Shipping (PIS).
1. Komiten PTK dalam Mendukung Sektor Migas Indonesia
Vice President Legal & Relations PTK, Sonny Mirath, menjelaskan bahwa penambahan dua kapal LCT ini merupakan komitmen PTK dalam mendukung produksi sektor hulu migas Indonesia. Kapal-kapal ini akan digunakan untuk mendukung operasional PHKT di Kalimantan dan PHR di Dumai sebagai bagian dari Sub Holding Upstream Pertamina.
Sonny mengungkapkan, "Dua armada LCT tersebut dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas di sektor hulu migas. Hal tersebut sebagai bukti bahwa PTK mampu memenuhi kebutuhan perkapalan di sektor migas, baik hulu, hilir maupun midstream, sehingga kami berharap ke depannya segmen bisnis shipping activities yang dimiliki PTK juga tumbuh mengikuti geliat perkembangan sektor migas di Indonesia."
2. LCT Transko Barito: Dukungan untuk PHKT
Dari dua kapal yang ditambahkan, salah satunya adalah LCT Transko Barito. Kapal ini mulai beroperasi pada 24 Mei 2023 lalu dan beroperasi di Sepinggan Field untuk mendukung aktivitas Sub Holding Upstream, Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). LCT Transko Barito dengan kapasitas Net Tonnage (NT) 106 ton ini digunakan untuk mengangkut perlengkapan seperti shackle, kontainer makanan, dan air bersih untuk memenuhi kebutuhan wilayah PHKT.
Kapal ini beroperasi di bawah pengawasan Marine Business & Operation Region (MBOR) III PTK area Balikpapan dan memiliki mesin dengan kekuatan dua kali 550 Horsepower (HP) dengan kecepatan maksimal sekitar 10 knots. Kecepatan ini sesuai untuk aktivitas pengangkutan barang di perairan Kalimantan.
3. LCT Transko Batanghari: Penanggulangan Tumpahan Minyak
Kapal kedua yang ditambahkan adalah LCT Transko Batanghari yang mulai beroperasi pada 27 Desember 2022. Kapal ini memiliki kapasitas NT 61 ton dan berfungsi sebagai kapal Oil Spill Response (OSR), selalu siap dalam mengatasi dan menangani tumpahan minyak di wilayah operasional Pertamina Hulu Rokan (PHR).
LCT Transko Batanghari memiliki panjang keseluruhan sekitar 38,66 meter dan ditenagai oleh dua mesin dengan total kekuatan 540 HP. Perbedaan fungsi utama antara LCT Transko Batanghari dan LCT Transko Barito adalah bahwa LCT Transko Batanghari memiliki peran penting dalam menangani tumpahan minyak di laut. Mengingat tingginya aktivitas produksi minyak di Indonesia, keberadaan kapal seperti ini sangatlah krusial dalam mengatasi risiko tumpahan minyak yang dapat terjadi akibat berbagai faktor.
Penambahan dua armada LCT ini juga menguatkan formasi kapal PTK dan sekaligus mendukung visi perusahaan untuk menjadi perusahaan jasa maritim yang terintegrasi secara global. Langkah ini menunjukkan komitmen Pertamina dalam mendukung sektor migas Indonesia dan memperkuat infrastruktur perkapalan untuk mendukung kegiatan operasional yang lebih baik.(*)