top ads
Home / Umum / Persebaya vs Arema FC: Kontroversi Lokasi dan Aksi Suporter

Umum

  • 7

Persebaya vs Arema FC: Kontroversi Lokasi dan Aksi Suporter

Persebaya vs Arema FC: Kontroversi Lokasi dan Aksi Suporter
  • September 18, 2023

Kuatbaca.com - Tegangnya rivalitas sepakbola antara Persebaya Surabaya dan Arema FC terus berlanjut di luar lapangan, kali ini berkaitan dengan lokasi pertandingan kedua tim. Dikenal sebagai salah satu duel sepakbola terbesar di Indonesia, pertemuan kedua tim ini selalu mendapatkan perhatian besar dari publik.


Kabar terbaru menyangkut lokasi pertandingan yang rencananya akan digelar pada 23 September 2023. Stadion yang biasanya menjadi rumah bagi Persebaya, Gelora Bung Tomo (GBT), tampaknya tidak akan digunakan untuk laga tersebut. Alasannya, stadion ini telah dipilih sebagai salah satu lokasi untuk Piala Dunia U-17 yang akan berlangsung mulai 10 November hingga 2 Desember 2023.


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menginstruksikan agar GBT tidak lagi digunakan untuk kegiatan apa pun mulai tanggal 15 September 2023, memberikan waktu bagi pihak terkait untuk mempersiapkan stadion tersebut demi keberlangsungan Piala Dunia U-17.


Namun, keputusan ini menimbulkan reaksi dari komunitas suporter Persebaya, yang dikenal dengan sebutan Bonek. Mereka merencanakan aksi demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada 19 September 2023. Menurut informasi, hampir 10.000 suporter diperkirakan akan ikut serta dalam aksi ini. Tujuan dari aksi ini adalah untuk menyuarakan harapan agar pertandingan antara Persebaya dan Arema FC tetap dapat digelar di GBT.


Saiful Antoni atau lebih dikenal dengan Capo Ipul, salah satu tokoh Bonek, menekankan bahwa aksi ini akan berlangsung damai. Selain itu, massa berencana berkumpul terlebih dahulu di Taman Bungkul sebelum memulai aksi mereka.



Dari pihak kepolisian, terdapat konfirmasi mengenai informasi aksi Bonek.


Kasat Intelkam Polrestabes Surabaya, AKBP Edi Hartono, mengatakan bahwa pihaknya telah menerima surat laporan terkait rencana aksi tersebut. Namun, masih ada beberapa poin yang perlu direvisi sebelum menentukan teknis pengamanannya.


Rencana aksi Bonek ini menunjukkan betapa pentingnya pertandingan antara Persebaya dan Arema FC bagi suporter. Bagi mereka, duel ini bukan sekadar pertandingan sepakbola, tetapi juga merupakan wujud cinta dan dukungan terhadap klub favorit mereka. 


Diharapkan, dengan komunikasi yang baik antara pihak klub, pemerintah, dan suporter, solusi terbaik dapat ditemukan. Solusi yang dapat memuaskan semua pihak dan tetap memastikan keamanan serta kenyamanan seluruh masyarakat yang terlibat. Akhir kata, semoga semangat olahraga dan kecintaan terhadap sepakbola tetap menjadi yang utama di tengah perbedaan pendapat ini.

(*)

side ads
side ads