Perbedaan Geguritan dan Tembang

Geguritan dan tembang bisa diartikan sebagai karya sastra atau seni dalam kebudayaan Jawa.
Dalam berbagai kegiatan, karya ini masih sering dipakai sebagai upaya pelestarian budaya Jawa di Indonesia.
Meski begitu, tahukah kamu bahwa geguritan dan tembang itu berbeda? Apa perbedaan geguritan dan tembang?
Bedanya geguritan dan tembang
Salah satu perbedaan geguritan dan tembang adalah pengertiannya.
Dikutip dari buku Antologi Geguritan, Tresna, lan Kuciwa (2020) oleh PBSD UNS 2019, kata geguritan berasal dari kata gurit berarti kidung atau tembang.
Beberapa pihak berpendapat bahwa geguritan merupakan nama yang disematkan pada semua puisi Jawa modern.
Geguritan merupakan karya sastra yang isinya menggunakan bahasa Jawa modern.
Sementara itu, menurut Supali Kasim dalam buku Budaya Dermayu (2012), tembang merupakan lagu khas Jawa.
Umumnya tiap daerah di Pulau Jawa memiliki golongan atau kelompok tembang yang berbeda. Contohnya Sekar Ageng, Sekar Tengahan, dan Sekar Macapat.
Adapun contoh tembang yang paling terkenal ialah Tembang Macapat. Tembang ini disusun sesuai aturan yang berlaku, seperti jumlah baris hingga rimanya.
Bedanya geguritan dan tembang juga terletak pada cara membacanya.
Geguritan biasanya dibacakan dan tidak dinyanyikan. Sedangkan tembang lazimnya dinyanyikan dengan nada tertentu.
Perbedaan geguritan dan tembang lainnya ialah ada tidaknya aturan dalam pembuatan atau penyusunan karyanya.
Tembang disusun sesuai aturan yang ada, seperti guru lagu, guru wilangan, serta guru gatra. Sedangkan geguritan ditulis secara bebas atau tidak terikat aturan.
Kesimpulannya, perbedaan geguritan dan tembang adalah:
Geguritan merupakan puisi jawa modern. Sedangkan tembang adalah lagu khas Jawa Tembang dinyanyikan, sementara geguritan dibacakan Geguritan disusun secara bebas. Sementara tembang disusun berdasarkan aturan, seperti guru lagu, guru wilangan, serta guru gatra.