Penyidik Ungkap Kejanggalan OTT Harun Masiku: Dari Jejak Ponsel hingga Ekspos Prematur Firli Bahuri

1. Penyidik KPK Beberkan Kejanggalan OTT Harun Masiku di Persidangan
Kuatbaca.com - Lima tahun berlalu sejak operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Harun Masiku digagalkan, namun sejumlah kejanggalan baru kembali terkuak di persidangan. AKBP Rossa Purbo Bekti, penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengungkapkan kecurigaannya terhadap momen-momen krusial sebelum dan sesudah OTT pada 8 Januari 2020 yang seharusnya menjaring Harun Masiku dan sejumlah pihak lainnya.
2. OTT Diumumkan Sebelum Semua Tersangka Ditangkap
Rossa menyatakan bahwa pada saat itu, Ketua KPK Firli Bahuri secara terbuka mengumumkan keberhasilan OTT melalui media, padahal tim KPK di lapangan belum berhasil mengamankan semua pihak yang diduga terlibat, termasuk Harun Masiku. Informasi itu, menurut Rossa, mereka ketahui dari grup internal posko satgas. Tindakan Firli tersebut dinilai terlalu dini dan justru berisiko membocorkan operasi yang masih berjalan.
3. Jejak Ponsel Hasto Terputus Tepat Sebelum OTT Diekspos
Salah satu indikasi mencurigakan menurut Rossa adalah jejak digital dari ponsel milik Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Ia menyebut bahwa sinyal atau pelacakan ponsel Hasto terakhir tercatat aktif pada pukul 16.26 WIB. Setelah itu, ponsel tidak terlacak lagi, berbarengan dengan munculnya pengumuman OTT dari Firli kepada publik pada pukul 17.50 WIB. Hilangnya jejak ponsel itu memperkuat dugaan bahwa ada upaya penghindaran atau pengamanan agar Hasto tak terdeteksi saat OTT berlangsung.
4. Tim Satgas KPK Tiba-Tiba Diganti Pasca OTT
Hal tak biasa lainnya yang diungkapkan Rossa adalah pergantian mendadak tim satgas penyidik. Ia menyebut bahwa tak lama setelah ekspose OTT dilakukan Firli, seluruh anggota satgas yang menangani kasus Harun Masiku, termasuk dirinya, langsung digantikan oleh tim baru. Pergantian ini terjadi saat kasus belum tuntas dan belum ada tersangka utama yang berhasil ditangkap. Keputusan itu menurutnya janggal dan tidak lazim dalam prosedur penanganan perkara.
5. Hasto Diduga Perintahkan Harun ‘Sembunyi’ dan Merusak Barang Bukti
Dalam dakwaan yang dibacakan di pengadilan, Hasto Kristiyanto diduga berperan aktif dalam menghalangi proses penangkapan Harun Masiku. Ia disebut memerintahkan Harun untuk merendam ponsel agar tak bisa dilacak KPK dan meminta Harun tetap berada di Kantor DPP PDIP untuk menghindari penangkapan. Tindakan ini dinilai sebagai upaya langsung dalam merintangi proses hukum yang sedang berjalan.
6. Dugaan Suap dan Upaya PAW DPR Jadi Akar Masalah
Kasus Harun Masiku bermula dari upaya memuluskan penetapan dirinya sebagai anggota DPR melalui mekanisme pergantian antarwaktu (PAW). Untuk itu, Hasto bersama sejumlah pihak disebut menyuap mantan komisioner KPU Wahyu Setiawan senilai Rp 600 juta. Suap ini diberikan agar Wahyu mengakomodasi permintaan PAW tersebut, meskipun Harun Masiku tidak berada dalam urutan teratas suara sah.
7. Satu Per Satu Nama Terlibat Mulai Terungkap, Kecuali Harun
Dalam kasus ini, Donny Tri Istiqomah dan Saeful Bahri telah ditetapkan sebagai pihak yang terlibat. Donny kini berstatus tersangka, sementara Saeful sudah divonis bersalah. Namun, Harun Masiku masih menjadi buron sejak 2020. Fakta bahwa Harun tak kunjung tertangkap, serta terjadinya ekspose prematur, menimbulkan kecurigaan publik akan adanya sabotase atau perlindungan terhadap pelaku utama.
8. Firli Bahuri Jadi Sorotan: Diduga Bocorkan OTT
Nama Firli Bahuri kembali menjadi sorotan tajam. Aksinya yang mengumumkan OTT sebelum operasi lapangan selesai dinilai tidak profesional bahkan mengundang kecurigaan. Mantan penyidik KPK lain pun mengungkap bahwa langkah tersebut membuat peluang menangkap Harun Masiku menghilang seketika. Beberapa pihak bahkan menilai tindakan ini sebagai bentuk pembocoran informasi operasi rahasia.
9. Sidang Hasto Jadi Ajang Ungkap Fakta Lama yang Terpendam
Persidangan terhadap Hasto Kristiyanto kini membuka kembali berbagai detail penting yang selama ini tertutup. Kesaksian Rossa di pengadilan menjadi salah satu pemicu desakan publik agar KPK mengungkap kembali siapa yang sebetulnya menghalangi operasi dan mengapa Harun Masiku bisa kabur dengan mudah meski telah dibidik.
10. Kasus Harun Masiku Belum Usai, KPK Harus Bertindak Tegas
Kejanggalan demi kejanggalan dalam operasi tangkap tangan Harun Masiku menunjukkan bahwa ada lubang besar dalam sistem penegakan hukum. Publik menanti ketegasan KPK dan lembaga pengawas untuk menelusuri ulang proses OTT ini serta memastikan semua pihak yang terlibat—baik sebagai pelaku maupun penghambat penegakan hukum—diproses secara transparan dan adil.