Kuatbaca.com - Seiring dengan perkembangan infrastruktur di Indonesia, Jalan Tol Jakarta-Cikampek Layang, yang dikenal dengan Jalan Tol MBZ, menjadi sorotan masyarakat, terutama setelah dugaan kasus korupsi yang melibatkan proyek tersebut muncul ke permukaan. Kasus ini berpotensi merugikan negara hingga Rp 1,5 triliun, dan saat ini, tiga individu telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung.
DD, yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek (JCC) dari 2016 hingga 2020, YM selaku ketua panitia lelang JC, serta TDS dari PT LAPI Ganeshatama Consulting adalah nama-nama yang terlibat dalam kasus ini. Salah satu dugaan yang muncul adalah pengurangan volume dalam proses pembangunan tol tersebut dan adanya manipulasi dalam pemilihan pemenang tender proyek. Selain itu, masih ada kemungkinan adanya pelanggaran lain yang terkait dengan spesifikasi proyek.
Sebagai salah satu infrastruktur vital bagi Indonesia, Jalan Tol MBZ memiliki panjang sekitar 36,4 km dan membutuhkan investasi sebesar Rp 16,2 triliun. Proyek ini dimulai pada 2017 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Desember 2019. Lokasinya yang strategis di atas jalan tol Jakarta-Cikampek eksisting, menjadikannya sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan, khususnya bagi pergerakan jarak jauh menuju kota-kota besar seperti Cirebon, Bandung, Semarang, dan Surabaya.
Awalnya, tol ini dikenal dengan nama Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated.
Namun, untuk menghormati hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Uni Emirat Arab yang telah berjalan selama 45 tahun, tol ini berganti nama menjadi MBZ, singkatan dari Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Presiden Uni Emirat Arab saat ini.
Tol MBZ bukan hanya menjadi tol layang terpanjang di Indonesia tapi juga menjadi solusi untuk pemisahan lalu lintas antara pergerakan komuter jarak pendek dan jarak jauh. Ini dirancang khusus untuk memfasilitasi kendaraan golongan I non-bus dengan kecepatan maksimal 80 km/jam.
Salah satu hal menarik dari proyek ini adalah penggunaan Teknologi Sosrobahu, sebuah inovasi asli Indonesia oleh Tjokorda Raka Sukawati. Teknologi ini memungkinkan pembangunan jalan di atas rute yang sudah ada tanpa mengganggu lalu lintas yang padat di bawahnya.
Dari segi keselamatan, Jalan Tol MBZ dilengkapi dengan berbagai fitur canggih. Selain memiliki 100 lebih CCTV pemantau, tol ini juga dilengkapi dengan emergency U-turn di beberapa titik, Emergency Exit Ramp, dan Emergency Parking Bay.
Meskipun tol ini memiliki banyak manfaat dan keunggulan, dugaan korupsi yang terjadi menjadi pelajaran berharga bahwa setiap proyek infrastruktur harus dilakukan dengan integritas, transparansi, dan akuntabilitas agar manfaatnya benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat tanpa memberikan beban kepada negara.
(*)