Pemprov DKI Selidiki Keterkaitan Kemacetan dan Polusi Udara, Libatkan Jakarta Smart City dan DLH

25 May 2025 18:48 WIB
jakarta-smart-city-bakal-telisik-korelasi-macet-dengan-polusi-udara-1748153837275_169.jpeg

Kuatbaca.com-Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mencari solusi efektif untuk mengatasi dua masalah utama yang masih menghantui ibu kota: kemacetan lalu lintas dan polusi udara. Dalam langkah terbarunya, Jakarta Smart City (JSC) akan melakukan analisis data guna mengetahui apakah ada hubungan langsung antara kepadatan lalu lintas dan tingkat pencemaran udara.


1. Analisis Data Lalu Lintas dan Udara Jadi Fokus Utama

Jakarta Smart City, unit yang berada di bawah naungan Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) Provinsi DKI Jakarta, mengumumkan rencana pemanfaatan data lalu lintas dan kualitas udara untuk melihat korelasinya. Rencana ini disampaikan oleh Raden Masargo Evrest dari JSC dalam forum diskusi "Future of Mobility Standard" yang diselenggarakan MRT Jakarta di Blok M Hub pada Minggu (25/5/2025).

Langkah ini bertujuan mengungkap hubungan antara tingkat kemacetan dengan kondisi udara di Jakarta. Jika hubungan kuat ditemukan, maka Pemprov DKI dapat menyusun kebijakan yang lebih presisi dalam mengatasi dua masalah tersebut secara bersamaan.


2. Kolaborasi dengan DLH dan Pihak Swasta

Dalam menjalankan program ini, JSC tidak akan bekerja sendiri. Mereka akan menggandeng Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta serta mitra dari sektor swasta untuk mendukung proses pengumpulan dan analisis data. Penggunaan data yang komprehensif dari berbagai sumber ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang akurat mengenai dampak kemacetan terhadap kualitas udara di berbagai wilayah Jakarta.

Langkah kolaboratif ini mencerminkan pendekatan intersektoral yang semakin dibutuhkan dalam mengelola kota besar seperti Jakarta. JSC meyakini bahwa hasil dari analisis tersebut akan sangat bermanfaat untuk dijadikan dasar kebijakan lingkungan dan transportasi yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan.


3. Optimalisasi Data CCTV untuk Pantau Lalu Lintas

Selain menggunakan data kualitas udara dan traffic, JSC juga sedang mengembangkan sistem pemantauan berbasis kamera CCTV. Sistem ini memungkinkan JSC mengakses data real-time mengenai volume kendaraan di titik-titik tertentu pada waktu-waktu tertentu. Melalui teknologi video analytics, sistem ini dapat menghitung jumlah kendaraan yang melintas serta memetakan area dengan lalu lintas paling padat.

Teknologi ini akan menjadi alat bantu utama dalam analisis korelasi antara kemacetan dan polusi. Selain itu, data yang dikumpulkan akan mendukung kerja Dinas Perhubungan Jakarta dalam merumuskan kebijakan transportasi, termasuk penerapan ganjil genap, pengaturan lalu lintas, dan pengembangan moda transportasi umum.


4. Data untuk Pemerintah, Bukan Konsumsi Publik

Raden menegaskan bahwa data yang dikumpulkan dan diolah JSC hanya diperuntukkan bagi pengambilan keputusan pemerintah. Artinya, informasi tersebut tidak akan dibuka untuk publik guna menjaga privasi dan integritas data. Langkah ini bertujuan agar

informasi yang tersedia benar-benar dimanfaatkan untuk kebijakan yang berdampak langsung terhadap kesejahteraan warga kota.

Ke depan, Jakarta Smart City berharap hasil kajian ini dapat menjadi fondasi dalam menyusun kebijakan berbasis data (data-driven policy) guna menciptakan Jakarta yang lebih sehat, efisien, dan nyaman dihuni.

Dengan pendekatan berbasis data yang terintegrasi ini, Pemprov DKI menunjukkan keseriusannya dalam menangani kemacetan dan polusi secara sistematis. Jika terbukti ada korelasi signifikan antara keduanya, kebijakan transportasi dan lingkungan Jakarta ke depan akan lebih berbasis bukti ilmiah—sebuah langkah penting menuju kota cerdas dan berkelanjutan.

Fenomena Terkini






Trending