Pembatasan Operasi Bus Shalawat Jelang Salat Jumat di Makkah

23 May 2025 10:48 WIB
pemerintah-indonesia-menyediakan-bus-shalawat-untuk-mengangkut-jemaah-haji-dari-hotel-ke-masjidil-haram-makkah-dan-kembali-lag-1747069985266_169.jpeg

Kuatbaca.com -Otoritas Masjidil Haram memberlakukan pembatasan operasi terminal bus Shalawat yang menjadi titik akhir perjalanan bus pengangkut jemaah haji Indonesia menjelang pelaksanaan salat Jumat. Kepala Seksi Transportasi Daerah Kerja (Daker) Makkah dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), Syarif Rahman, menyampaikan bahwa seluruh bus Shalawat akan berhenti beroperasi dan masuk terminal sebelum pukul 09.00 pagi waktu setempat pada hari Jumat, 23 Mei 2025. Kebijakan ini diterapkan untuk mengatur arus jemaah dan menghindari kemacetan menjelang waktu salat Jumat di Masjidil Haram.

1. Imbauan untuk Berangkat Lebih Awal dan Menunggu di Masjidil Haram

Syarif menjelaskan bahwa para jemaah haji diminta untuk berangkat lebih pagi ke Masjidil Haram agar tidak terjebak antrean panjang di terminal bus. “Hampir seluruh jemaah haji di kota Makkah ingin melaksanakan salat Jumat di Masjidil Haram. Karena itu, jemaah harus berangkat lebih awal supaya bisa sampai tepat waktu sebelum salat,” ujarnya. Salat Jumat sendiri dijadwalkan berlangsung pada pukul 12.17 waktu Arab Saudi. Setelah salat Jumat selesai, layanan bus Shalawat baru akan kembali beroperasi mulai pukul 14.00 untuk mengantar jemaah kembali ke tempat akomodasi masing-masing.

2. Saran untuk Tidak Langsung Menuju Terminal Usai Salat Jumat

Untuk menghindari keramaian dan kepadatan di terminal bus setelah salat Jumat, Syarif Rahman mengimbau jemaah haji Indonesia agar tidak langsung menuju terminal bus begitu salat selesai. Ia menyarankan agar para jemaah menunggu sekitar satu jam, yakni sampai pukul 15.00 waktu Arab Saudi. Dengan begitu, suasana di terminal menjadi lebih lengang dan proses pengangkutan jemaah berjalan lebih tertib dan nyaman.

3. Alternatif Salat Jumat di Masjid Dekat Hotel atau di Musala Akomodasi

Menjelang puncak ibadah haji, Syarif juga mendorong jemaah haji Indonesia untuk mempertimbangkan pelaksanaan salat Jumat di masjid terdekat dari tempat mereka menginap. Hal ini untuk memudahkan jemaah sekaligus mengurangi tekanan dan kepadatan di Masjidil Haram. “Bagi jemaah yang merasa sulit atau tidak memungkinkan untuk melaksanakan salat Jumat di Masjidil Haram, lebih baik melaksanakan salat Jumat di masjid yang paling dekat dengan hotel masing-masing,” ujar Syarif. Selain itu, apabila memungkinkan, jemaah juga dapat melaksanakan salat Jumat mandiri di musala atau ruang ibadah di dalam hotel.

4. Pentingnya Menjaga Kesehatan dan Keselamatan Jemaah

Syarif Rahman menegaskan bahwa menjaga kesehatan dan keselamatan jemaah menjadi prioritas utama menjelang pelaksanaan wukuf di Arafah. Pembatasan dan pengaturan ini tidak hanya bertujuan mengurai kepadatan, tetapi juga menjaga kenyamanan dan keamanan seluruh jemaah haji Indonesia. Dengan mengoptimalkan penggunaan masjid di sekitar hotel serta fasilitas di akomodasi, diharapkan tekanan terhadap Masjidil Haram dapat dikurangi dan risiko kesehatan akibat kerumunan dapat diminimalisir.

Sebagai tambahan informasi, Kementerian Agama telah menyiapkan 27 rute bus Shalawat yang beroperasi 24 jam untuk mengantar jemput jemaah haji dari hotel ke Masjidil Haram dan sebaliknya. Dengan pengaturan jadwal dan rute yang terstruktur, diharapkan mobilitas jemaah dapat berjalan lancar dan aman selama pelaksanaan ibadah haji.

Fenomena Terkini






Trending