Nyaris Bentrok, Ormas GPK Geber Knalpot ke Rombongan TNI di Magelang: Arogansi di Jalan yang Picu Resah

Kuatbaca.com - Insiden yang melibatkan ormas Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) kembali menuai kecaman publik. Kali ini, insiden terjadi di Salaman, Magelang, Jawa Tengah, saat iring-iringan motor dari ormas tersebut berpapasan dengan konvoi pasukan TNI dari Yonif 403 dan Yonif 412. Aksi menggeber knalpot motor di depan rombongan tentara memicu ketegangan yang nyaris berakhir bentrok. Video kejadian pun viral di media sosial dan menuai berbagai komentar tajam dari warganet.
1. Aksi Geber Knalpot Picu Emosi TNI
Dalam video yang tersebar luas, iring-iringan motor dari ormas GPK tampak melintas dengan suara knalpot yang sengaja digeber saat berpapasan dengan konvoi kendaraan TNI. Saat pertama kali melintas di depan Yonif 412, anggota GPK sudah menunjukkan sikap yang dianggap tidak sopan. Namun puncak ketegangan terjadi saat rombongan GPK kembali berpapasan dengan anggota TNI dari Yonif 403 di pertigaan Salaman.
Tidak tinggal diam, beberapa anggota TNI langsung turun dari kendaraan truk dan menghampiri anggota GPK yang menggeber knalpot. Mereka mempertanyakan maksud dan etika dari tindakan tersebut, mengingat kondisi lalu lintas yang padat dan banyaknya warga sipil di sekitar lokasi kejadian.
2. TNI Ambil Langkah Tegas Tanpa Kekerasan
Meski sempat terjadi ketegangan verbal, bentrok fisik berhasil dihindari. Aparat TNI memilih untuk melakukan pendekatan persuasif dengan menegur dan memberikan pembinaan langsung kepada para anggota GPK. Beberapa anggota GPK yang memicu insiden langsung ditertibkan di tempat oleh personel militer.
Langkah TNI ini menuai apresiasi dari sebagian masyarakat, karena berhasil mengendalikan emosi meski dihadapkan dengan tindakan provokatif. Penertiban yang dilakukan juga menjadi pesan kuat bahwa institusi negara tetap menjaga wibawa tanpa bertindak brutal.
3. Warganet Resah, Ormas GPK Dinilai Mengganggu Ketertiban
Rekaman video insiden ini diunggah oleh akun Instagram @infokomado.official dan langsung menyedot perhatian ribuan warganet. Kolom komentar pun dibanjiri berbagai keluhan tentang ulah ormas GPK yang dinilai semakin tidak terkendali. Banyak yang menilai bahwa kehadiran ormas seperti ini justru menimbulkan keresahan alih-alih memberikan manfaat bagi masyarakat.
Beberapa komentar bahkan menyebut GPK sebagai "preman jalanan yang dibungkus label ormas", serta mempertanyakan peran aparat kepolisian yang dinilai kurang tegas dalam menertibkan kelompok tersebut. Sentimen negatif terhadap ormas semakin menguat seiring banyaknya kasus serupa yang melibatkan intimidasi atau aksi arogan.
4. Seruan Evaluasi Terhadap Keberadaan Ormas
Peristiwa di Magelang ini memunculkan kembali wacana tentang perlunya evaluasi serius terhadap eksistensi ormas yang kerap membuat onar. Banyak kalangan menilai bahwa keberadaan ormas seharusnya membawa dampak positif dan membantu menjaga ketertiban sosial, bukan sebaliknya menjadi beban masyarakat dan sumber konflik.
Publik mendesak pemerintah, khususnya Kementerian Dalam Negeri dan aparat keamanan, untuk lebih selektif dalam mengawasi kegiatan ormas. Izin organisasi yang terbukti sering melanggar hukum atau bertindak di luar batas kewenangan sipil dinilai perlu ditinjau kembali.
Insiden di Salaman, Magelang menjadi cermin buruknya etika berlalu lintas dan sikap ormas yang semestinya menjadi teladan malah bertindak sewenang-wenang. Respons tegas namun terukur dari TNI menunjukkan komitmen institusi pertahanan untuk menjaga ketertiban tanpa mencederai prinsip hukum. Di sisi lain, masyarakat berharap ada pembenahan menyeluruh terhadap ormas-ormas yang dinilai kerap melenceng dari tujuan awal pendiriannya. Ke depan, keharmonisan antar warga dan institusi hanya bisa dicapai jika semua pihak mau mematuhi aturan dan menjaga sikap di ruang publik.