Narasi Kota dalam Goresan Arief Budiman & Untung Budiono

Kuatbaca.com - Pameran lukisan yang bertajuk “Cinta yang Tampak” karya apik dari Arief Budiman dan Untung Budiono (The Barkomuns) dua seniman yang mengeksplorasi makna cinta dalam visual yang unik dan penuh imajinasi.
Lukisan-lukisan dalam pameran ini tidak sekadar menghadirkan keindahan belaka, tetapi juga mengajak kita melihat bagaimana cinta dapat terwujud dalam berbagai bentuk, dari ekspresi visual yang lembut hingga eksplorasi warna dan tekstur yang berani. Hal ini disampaikan oleh Rotua Magdalena selaku kurator pameran lukisan bertajuk cinta yang tampak, di Bentara Budaya, Jakarta Pusat, (14/02/2025).
1. Eksplorasi Urban dalam "Cinta yang Tampak”
Pameran seni rupa Cinta yang Tampak menghadirkan 29 lukisan dan dua instalasi dari dua seniman urban, Arief Budiman dan Untung Budiono. Melalui karya-karya mereka, keduanya mengeksplorasi kehidupan kota dengan segala hiruk-pikuknya, sekaligus menyoroti aspek sosial, politik, dan budaya yang membentuk kehidupan urban saat ini.
"Kami ingin menangkap dinamika kota, bukan hanya dari sisi gemerlapnya, tetapi juga dari ketegangan dan kontradiksi yang ada di dalamnya," ujar Arief Budiman.
2. Narasi Kritis dalam Karya Seni
Salah satu karya yang menarik perhatian adalah Celebration Day, di mana figur badut dan Pinokio membagikan "kue kekuasaan" kepada tikus-tikus bersetelan jas, sebuah kritik tajam terhadap politik dan ekonomi masa kini. Selain itu, Rich Crocodile karya Untung Budiono menampilkan buaya kaya sebagai metafora keserakahan manusia.
"Setiap gambar punya cerita. Saya ingin orang-orang yang melihat karya ini bisa merenungkan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar mereka," kata Untung Budiono.
3. Menghadirkan diskusi dan kegiatan interaktif
Pameran ini tidak hanya menampilkan karya seni, tetapi juga menghadirkan diskusi dan kegiatan interaktif seperti Artist Talk, live mural, hingga sesi live sketch. Acara ini memberikan ruang bagi masyarakat untuk berinteraksi langsung dengan seniman dan memahami lebih dalam makna di balik karya mereka.
"Kami ingin pameran ini menjadi ruang dialog, bukan sekadar pajangan. Kota adalah tempat penuh cerita, dan seni bisa menjadi cara untuk memahaminya," jelas kurator Rotua Magdalena.