Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Lebih Murah dari Helikopter?

26 June 2025 12:40 WIB
uji-terbang-berpenumpang-ehang-216-s-1750852918273_169.jpeg

Kuatbaca.com-Transportasi masa depan berupa taksi terbang kini semakin dekat untuk diwujudkan di Indonesia. Rudy Salim, Executive Chairman Prestige Aviation, mengungkapkan bahwa biaya operasional sewa taksi terbang EHang 216 S jauh lebih murah dibandingkan dengan helikopter konvensional.

EHang 216 S merupakan kendaraan udara otonom bertenaga listrik yang dirancang untuk perjalanan jarak pendek sekitar 30 km. Biaya sekali terbang menggunakan taksi udara ini diperkirakan hanya sekitar Rp 500 ribu, jauh lebih hemat dibandingkan sewa helikopter yang bisa mencapai puluhan juta rupiah untuk durasi terbang serupa.

"Untuk jarak maksimal sekitar 30 km dengan durasi penerbangan 25-30 menit, tarif yang dipatok sekitar Rp 500 ribu per penerbangan. Bandingkan dengan helikopter yang bisa sampai Rp 50 juta untuk waktu terbang yang sama," ujar Rudy saat uji coba di Phantom Ground Park PIK 2, Kabupaten Tangerang, Banten.


1. Fokus untuk Mobilitas Urban, Bukan Antar Kota

EHang 216 S memang dirancang khusus untuk mobilitas perkotaan atau urban mobility, bukan untuk perjalanan antarkota yang memerlukan jarak tempuh lebih jauh. Rudy menjelaskan, rute penerbangan yang cocok adalah perjalanan di dalam kota seperti dari Pantai Indah Kapuk ke Plaza Senayan, atau antara berbagai kawasan di Jakarta yang berjarak dekat.

"Kendaraan ini memang diperuntukkan untuk jarak dekat di dalam kota, bukan untuk rute seperti Jakarta-Bandung atau Jakarta-Bogor," jelasnya.

EHang 216 S menggunakan tenaga listrik dengan baterai yang dapat diisi ulang. Sistemnya juga otonom, sehingga tidak memerlukan pilot di dalamnya. Pengembangan ekosistem pendukung seperti landasan khusus, stasiun pengisian baterai, dan area penggantian baterai sedang dirancang agar operasional taksi terbang ini lebih efisien dan ramah lingkungan.


2. Pengembangan Infrastruktur dan Ekspansi ke Ibu Kota Nusantara

Rudy menambahkan bahwa ke depan, mereka berencana mendirikan beberapa titik landasan atau landing pad yang juga berfungsi sebagai stasiun pengisian daya maupun penggantian baterai agar memudahkan mobilitas taksi terbang ini.

"Kami masih memikirkan konsep ekosistem lengkap yang mendukung operasional kendaraan ini di Indonesia," tambahnya.

Selain Jakarta, rencana penerapan taksi terbang juga akan merambah ke Kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang tengah dibangun. Konsep ini diharapkan mampu mempercepat mobilitas warga di kawasan tersebut dengan teknologi yang modern dan efisien.


3. Sertifikasi Internasional dan Status Izin Operasional di Indonesia

EHang 216 S telah mendapatkan sertifikasi tipe dari Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (CAAC), yang menjadikannya taksi terbang otonom pertama di dunia yang diizinkan mengangkut penumpang secara resmi. Kendaraan ini mampu menempuh jarak hingga 30 kilometer dengan kecepatan maksimal 130 km/jam dan waktu terbang antara 18-25 menit.

Meski demikian, hingga saat ini EHang belum memiliki izin operasional komersial resmi dari pemerintah Indonesia. Proses regulasi dan penerbitan izin sedang berlangsung oleh Kementerian Perhubungan agar taksi terbang ini dapat beroperasi secara legal dan aman di wilayah udara Indonesia.

Minat pasar sudah mulai muncul, terutama dari kalangan pengusaha yang ingin memanfaatkan teknologi ini sebagai solusi transportasi masa depan. Dengan harga terjangkau dan kemudahan penggunaan, EHang 216 S berpotensi menjadi alternatif transportasi urban yang inovatif dan ramah lingkungan.

Fenomena Terkini






Trending