Kuatbaca.com-Musim kompetisi sepak bola Eropa 2024/2025 menghadirkan berbagai kejutan, termasuk di babak final turnamen bergengsi. Dua klub besar asal Manchester—Manchester United dan Manchester City—secara beruntun harus mengakui keunggulan klub-klub asal London saat tampil di partai puncak. Kekalahan ini menjadi catatan menarik karena menggambarkan dominasi London atas Manchester di ajang final musim ini.
Momen pertama terjadi saat Manchester City menghadapi Arsenal di final Carabao Cup (Piala Liga Inggris). Laga yang berlangsung di Wembley Stadium ini diprediksi bakal menjadi panggung bagi pasukan Pep Guardiola untuk meraih trofi pertamanya musim ini. Namun kenyataan berkata lain.
Arsenal tampil penuh determinasi dan sukses mengungguli City lewat permainan kolektif yang solid. Dengan taktik rapi dari Mikel Arteta, The Gunners berhasil memanfaatkan kelengahan lini tengah City untuk mencetak gol kemenangan. Hasil akhir 1-0 membuat Arsenal mengangkat trofi dan membuat City gagal mempertahankan gelar domestik tersebut.
Kekalahan ini menandai awal dari keraguan terhadap dominasi City di musim 2024/2025. Meskipun masih bersaing ketat di Liga Inggris dan Liga Champions, kegagalan di final domestik menjadi pukulan psikologis tersendiri bagi pasukan Etihad.
Momen ini juga menjadi penanda bahwa Arsenal, sebagai klub asal London, mulai menemukan konsistensi untuk kembali bersaing di level tertinggi sepak bola Inggris dan Eropa.
Tak berselang lama, giliran Manchester United yang harus menelan pil pahit di babak final. Kali ini, Red Devils berhadapan dengan Tottenham Hotspur di final FA Cup yang juga digelar di Wembley. Harapan besar mengiringi pasukan Erik ten Hag untuk menutup musim dengan gelar, namun hasilnya jauh dari harapan.
Tottenham tampil taktis dan efektif. Mereka berhasil menang 2-1 atas United dalam pertandingan yang berlangsung ketat. Gol penentu kemenangan Spurs tercipta di menit-menit akhir melalui skema serangan balik cepat yang memanfaatkan kelemahan pertahanan United.
Kekalahan ini memperpanjang puasa gelar Manchester United di ajang FA Cup dan mempertegas dominasi klub-klub London atas tim-tim asal Manchester musim ini. Bagi Spurs, ini menjadi gelar FA Cup pertama mereka sejak lebih dari satu dekade.
Kemenangan ini juga menjadi pembuktian bagi manajer Tottenham bahwa mereka kini bukan sekadar tim kuda hitam, tetapi bisa bersaing dengan klub-klub elite lainnya untuk meraih gelar.
Kekalahan dua klub raksasa Manchester dari klub-klub London dalam laga final menandai adanya perubahan tren dominasi dalam sepak bola Inggris. Selama beberapa musim terakhir, City dan United kerap mendominasi kompetisi domestik maupun Eropa. Namun musim ini, klub-klub asal London mulai menunjukkan kebangkitan.
Arsenal yang kembali ke jalur juara, Tottenham yang tampil konsisten, dan Chelsea yang mulai bangkit dari masa transisi, menjadi sinyal bahwa kekuatan sepak bola Inggris kini tidak lagi hanya berpusat di Manchester. Ini bisa menjadi alarm bagi United dan City untuk melakukan evaluasi dan restrukturisasi dalam skuad maupun manajemen mereka.
Kemenangan klub-klub London atas klub-klub Manchester di partai puncak juga memberikan kepercayaan diri kepada tim-tim lain untuk tampil berani dan kompetitif, memperkaya persaingan Liga Inggris musim depan.
Kekalahan Manchester United dan Manchester City tentu tidak terjadi tanpa alasan. Beberapa faktor seperti rotasi pemain, kelelahan karena jadwal padat, hingga keputusan taktis manajer menjadi bagian dari evaluasi penting yang harus dilakukan kedua klub.
Sementara itu, kesuksesan Arsenal dan Tottenham menunjukkan pentingnya kestabilan tim, perencanaan taktik yang matang, serta mental bertanding di laga-laga krusial. Musim ini menjadi momen besar bagi London untuk unjuk gigi dan mempertegas
eksistensinya di panggung domestik dan internasional.
Untuk Manchester, kekalahan ini bukan akhir segalanya, tetapi bisa menjadi bahan pembelajaran dan pemantik semangat untuk bangkit di musim berikutnya. Dengan tradisi besar dan sumber daya yang dimiliki, City dan United masih punya potensi untuk kembali mendominasi.
Musim 2024/2025 mencatat dua kekalahan menyakitkan klub Manchester di final: City oleh Arsenal di Carabao Cup dan United oleh Tottenham di FA Cup. Dominasi London atas Manchester menjadi narasi menarik dalam lanskap sepak bola Inggris. Kini, apakah kebangkitan klub London akan terus berlanjut, atau Manchester segera membalas di musim depan? Waktu yang akan menjawab.