Mengenal Ojih Golok: Kisah Seorang Penempa Golok Asli Betawi

25 March 2024 21:32 WIB
matrojih-pembuat-golok-tradisional-betawi_43.jpeg

Kuatbaca.com-Dalam keseharian di teras rumahnya, Matrojih atau yang akrab disapa Ojih sibuk menempa gagang golok. Di usianya yang telah mencapai 38 tahun, Ojih telah mengabdikan hidupnya sebagai seorang pengrajin golok. Meskipun tidak dilahirkan dari keluarga seniman, namun kecintaannya pada seni pembuatan golok tidak pernah pudar.

1. Golok Si Rajut: Karya Ikoni Betawi

Salah satu karya terkenal Ojih adalah golok raksasa yang diberi nama Si Rajut. Golok ini menjadi ikon seni dan budaya Betawi, dan kini diabadikan di Museum Setu Babakan, Jakarta Selatan. Bagi Ojih, golok bukan sekadar senjata biasa, melainkan simbol dari kebudayaan Betawi yang harus dilestarikan.

"Ada pro kontra juga. Jadi mereka (keluarga), antara setuju dan nggak setuju. Kan apa sih hasilnya kalau golok itu? Atau bisa nggak menghidupi keluarga? Gitu. Jadi ya kita, karena memang dasarnya seni, ya akhirnya tiap hari saya (melakukan) pembuatan golok," jelas Ojih.

2. Perjalanan Tanpa Keturunan Seniman

Meski kedua orang tuanya bukan seniman golok, namun Ojih tetap gigih menekuni bidang ini. Dari delapan saudaranya, hanya Ojih yang memilih jalan menjadi seniman. Meski begitu, Ojih merasa didukung oleh orang tua dalam menjalankan passion-nya.

"Nggak ada khusus saya belajar (golok) ke salah satu tempat. Sebenarnya saya belajar (golok) itu ya otodidak. Hanya, orang tua kalau kita buat golok, misalnya kayak bikin gagang, itu bagusnya seperti apa, dia cuman ngasih tau. Nah beliau (orang tua) juga nggak bisa, cuma dia bisa menilai kerjaan orang tuh bagusnya seperti apa," ungkap Ojih.

3. Melestarikan Kesenian Betawi

Minat Ojih pada seni pembuatan golok bermula ketika ia bergabung dengan sanggar budaya Betawi. Sanggar tersebut menjadi tempat bagi Ojih untuk mengenalkan dan melestarikan budaya Betawi. Dari sana, ia mulai tertarik pada pembuatan kerajinan golok.

"Saya sendiri mengharapkan ada beberapa orang yang ingin belajar membuat (golok). Saya dengan senang hati, dengan bangga, kalau mereka (warga Depok) atau putra-putra Betawi pengen belajar bikin golok, (saya) support banget ke mereka. Tanpa biaya apapun, saya bikin gratis, dan alat semua saya siapkan. Dalam artian, ayo kita bangun budaya kita. Jadi, jangan ngebangun budaya orang lain," jelas Ojih.

4. Harapan pada Generasi Penerus

Meskipun penghasilannya sebagai pengrajin golok tidaklah menentu, Ojih dapat dengan bangga melihat anak sulungnya menjadi seorang guru. Kini, ia menaruh harapan pada anak bungsunya yang masih belia untuk melanjutkan tradisi seni pembuatan golok.

"Sebenarnya, saya pengen banget untuk pembuatan, minimal banget, putra saya bisa. Tapi, sampai saat ini belum bisa. Cuma, dia bisa menjalani jurus golok sama silat Betawi yang dia udah pelajari. Ya Alhamdulillah bangga. Karena saya sendiri pembuat golok, masa putranya nggak," pungkas Ojih.

Melalui kisah hidupnya, Ojih Golok telah membuktikan bahwa kecintaan pada budaya dan seni dapat menjadi kekuatan untuk melestarikan warisan nenek moyang, sekaligus memberikan inspirasi pada generasi muda untuk menghargai dan mewarisi tradisi budaya Betawi.(*)

Fenomena Terkini






Trending