Mahfud, Supeltas Humoris Bogor yang Menginspirasi hingga Akhir Hayat

19 May 2025 17:20 WIB
mahfud-relawan-pengatur-lalin-di-bogor_169.jpeg

Kuatbaca.com - Kepergian Mahfud (53), seorang sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) asal Bogor yang dikenal dengan gaya unik dan humorisnya, menyisakan duka dan kenangan mendalam bagi warga Kota Hujan. Sosoknya bukan sekadar penjaga kelancaran lalu lintas, tetapi juga simbol ketulusan dan semangat hidup yang jarang ditemui di tengah hiruk pikuk kota.

1. Dua Dekade Mengabdi, Mahfud Dikenal karena Joget dan Senyumnya

Sejak memulai pengabdiannya sebagai supeltas pada tahun 2004, Mahfud konsisten membantu mengatur arus kendaraan di sejumlah simpang padat di Kota Bogor. Ia menjadi viral karena gaya nyentrik dan joget-joget lucu yang dilakukan sambil mengatur lalu lintas. Gaya tersebut tak hanya membuat pengendara tersenyum, tapi juga mencairkan suasana jalanan yang kerap tegang dan penuh tekanan.

Berawal dari simpang Tugu Narkoba dan Tol BORR, Mahfud berpindah-pindah titik mulai dari Jambu Dua, simpang Hotel Salak, hingga akhirnya menetap di simpang Jalan Sancang. Meskipun tidak digaji resmi, Mahfud tetap menjalani tugasnya dengan dedikasi, hanya mengandalkan pemberian sukarela dari para pengendara.

2. Dikenal dan Dihargai Tokoh Nasional

Kiprah Mahfud tidak luput dari perhatian pejabat publik. Pada tahun 2017, Mahfud mendapat piagam penghargaan dari Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, sebagai bentuk apresiasi atas jasanya menjaga keselamatan dan ketertiban lalu lintas. Penghargaan itu diberikan dalam acara seremoni tiga tahun kepemimpinan Bima Arya–Usmar Hariman.

Lebih dari itu, Zulkifli Hasan yang kala itu menjabat sebagai Ketua MPR RI, menghadiahi Mahfud umrah gratis. "Saya tambah dengan hadiah umrah," ujar Bang Zul saat menyerahkan penghargaan dalam acara tersebut. Ini menjadi bukti bahwa ketulusan dan semangat pengabdian bisa menginspirasi dan menggerakkan hati banyak orang, termasuk pejabat negara.

3. Sosok Humoris, Hingga Detik Terakhir

Tak hanya di jalan, kepribadian Mahfud yang humoris dan penuh semangat juga terasa di dalam rumah. Sang istri, Asita, mengenang Mahfud sebagai pribadi yang tidak pernah berhenti membuat orang di sekitarnya tertawa, bahkan di tengah sakitnya yang parah.

“Bapak itu nggak bisa diam, walaupun sakit tetap becanda, walau cuma lirikan mata, tetap jadi bahan candaan,” kenang Asita haru. Ia meninggal dunia pada Sabtu, 17 Mei 2025, saat hendak berjemur di teras rumah. Kepergiannya terasa mendadak, namun meninggalkan kesan yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat.

4. Warga dan Tokoh Berduka, Mahfud Jadi Simbol Ketulusan

Ucapan duka datang dari berbagai pihak, termasuk Bima Arya Sugiarto, mantan Wali Kota Bogor yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri. Melalui akun Instagram pribadinya, Bima menyampaikan belasungkawa dan menyebut Mahfud sebagai teladan dalam melayani dengan ketulusan.

“Terima kasih Pak Mahfud sudah menebar energi positif dengan senyum dan semangatnya. Selamat jalan Pak Mahfud,” tulis Bima.

Masyarakat pun menganggap Mahfud sebagai pahlawan jalanan. Ia bukan hanya relawan lalu lintas, tapi juga ikon semangat hidup, kerja keras, dan kebahagiaan yang dibagikan secara gratis kepada setiap orang yang melewatinya.

Warisan Mahfud, Ketulusan yang Tak Pernah Padam

Mahfud mungkin telah pergi, namun warisan semangat dan ketulusannya tetap hidup di hati warga Bogor. Ia membuktikan bahwa pekerjaan apa pun, sekecil apa pun, bisa memiliki arti besar jika dilakukan dengan hati. Di tengah dunia yang semakin sibuk dan individualis, Mahfud hadir sebagai pengingat bahwa senyum, tawa, dan pelayanan tulus adalah hal paling berharga yang bisa dibagikan kepada sesama.

Selamat jalan Pak Mahfud, relawan lalu lintas yang menginspirasi dengan canda dan cinta. Kota Bogor akan selalu mengenangmu sebagai pelayan jalanan dengan hati seluas jalan itu sendiri.

Fenomena Terkini






Trending