Lonjakan Pengunduran Diri CPNS 2024: Ini Daftar Instansi Terbanyak dan Penyebabnya

Kuatbaca.com-Fenomena pengunduran diri massal Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2024 mencuri perhatian publik. Sebanyak 1.967 peserta diketahui mengundurkan diri setelah dinyatakan lulus melalui skema optimalisasi. Angka ini cukup signifikan karena mewakili sekitar 12,12% dari total peserta yang mendapatkan penempatan melalui sistem tersebut. Lalu, instansi mana saja yang paling banyak kehilangan formasi, dan apa alasan utama di balik gelombang pengunduran diri ini?
1. Instansi dengan Jumlah Pengunduran Diri CPNS Terbanyak
Dari data yang dihimpun Badan Kepegawaian Negara (BKN), instansi dengan pengunduran diri CPNS terbanyak berasal dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek). Sebanyak 640 peserta yang awalnya lulus formasi di kementerian ini memilih mundur, mayoritas disebabkan oleh penempatan yang jauh dari tempat tinggal mereka.
Kementerian Kesehatan menyusul di posisi kedua dengan 575 pengunduran diri, diikuti oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) sebanyak 154 orang. Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Kementerian PUPR masing-masing kehilangan 131 dan 121 CPNS yang juga memilih untuk tidak melanjutkan proses.
2. Sistem Optimalisasi: Solusi Formasi Kosong yang Tak Sepenuhnya Efektif?
Optimalisasi merupakan kebijakan pemerintah yang dirancang untuk mengisi formasi kosong dengan peserta yang memiliki nilai terbaik secara nasional, meskipun mereka tidak melamar di formasi tersebut sejak awal. Walaupun langkah ini berhasil mengisi lebih dari 16 ribu formasi yang semula akan kosong, banyak peserta merasa tidak cocok dengan penempatan yang didapatkan secara otomatis ini.
Penempatan yang tidak sesuai preferensi dan domisili, hingga kurangnya minat terhadap bidang tugas di formasi yang ditawarkan, menjadi pemicu utama pengunduran diri para CPNS hasil optimalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan ini belum sepenuhnya mampu menjawab tantangan distribusi tenaga ASN yang merata secara geografis.
3. Jarak Domisili Jadi Alasan Terbesar CPNS Mundur
Dari ribuan peserta yang mundur, lebih dari 1.200 orang menyebutkan bahwa jarak antara lokasi penempatan dan tempat tinggal mereka terlalu jauh. Permasalahan ini terutama muncul di kementerian dengan unit kerja yang tersebar, seperti Kemdiktisaintek yang membawahi banyak perguruan tinggi negeri di seluruh Indonesia.
Selain jarak, alasan lain yang cukup banyak muncul antara lain tidak mendapatkan restu keluarga (320 orang), harus merawat orang tua yang sakit (156 orang), hingga alasan melanjutkan pendidikan (44 orang). Bahkan ada pula peserta yang dianggap mengundurkan diri karena tidak melakukan konfirmasi penempatan, sejumlah 92 orang.
4. Perlu Evaluasi dan Solusi Jangka Panjang
Lonjakan pengunduran diri CPNS tahun ini seharusnya menjadi cermin bagi pemerintah untuk mengevaluasi kembali mekanisme rekrutmen, terutama skema optimalisasi. Meskipun sistem ini mampu menyelamatkan ribuan formasi dari kekosongan, nyatanya tidak semua peserta siap dengan konsekuensi penempatan di luar domisili mereka.
Pemerintah dapat mempertimbangkan pendekatan yang lebih personal dan transparan, misalnya memberikan opsi memilih wilayah penempatan pada tahap optimalisasi, atau menyediakan insentif khusus bagi mereka yang bersedia ditempatkan di daerah terpencil.
Dengan perbaikan sistem dan pendekatan yang lebih manusiawi, diharapkan gelombang pengunduran diri seperti ini tidak kembali terulang di seleksi CPNS tahun-tahun berikutnya. Selain efisiensi anggaran, keberhasilan rekrutmen CPNS juga menjadi indikator penting keberhasilan reformasi birokrasi nasional.