Lapangan Futsal Apung di Muara Angke Jadi Kebanggaan Warga, Pertama di Jakarta

1. Inovasi Lapangan Apung Pertama di Ibu Kota
Kuatbaca.com - Sebuah gebrakan unik hadir di kawasan pesisir Jakarta Utara. Tepatnya di RW 22 Muara Angke, kini berdiri lapangan futsal apung pertama di Jakarta yang diberi nama Bela Negara. Tidak seperti lapangan pada umumnya, lapangan ini berdiri di atas air dengan penyangga berupa drum-drum plastik yang mampu mengapung mengikuti pasang surut air laut. Inovasi ini menjadikan kawasan padat penduduk tersebut memiliki ruang aktivitas baru yang multifungsi dan menyenangkan.
Lapangan ini menjadi simbol perubahan dan bukti nyata bahwa daerah pesisir pun bisa punya fasilitas olahraga yang layak. Tak hanya digunakan untuk futsal, tempat ini juga menjadi arena senam, tempat kumpul ibu-ibu, hingga ajang interaksi sosial bagi warga Muara Angke dan sekitarnya.
2. Dari Keraguan Jadi Kebanggaan Warga
Menurut Badrul, pengelola lapangan sekaligus warga setempat, pembangunan lapangan apung ini bermula dari gagasan Kementerian Pertahanan di era Prabowo Subianto. Ketika itu, rumah panggung dibangun untuk warga pesisir sebagai solusi adaptif terhadap banjir dan rob. Tak hanya rumah, pemerintah juga memberikan tambahan fasilitas berupa lapangan olahraga terapung.
“Awalnya ini daratan. Terus dibangun rumah panggung, dan nggak lama kemudian, rencana lapangan futsal apung. Saya sempat bingung, lapangan di atas air? Tapi ternyata bisa!” ujar Badrul dengan nada takjub.
Seiring waktu, keraguan yang sempat muncul berubah menjadi kebanggaan kolektif. Lapangan tersebut kini ramai digunakan warga setiap harinya dan menjadi ikon lokal yang belum tentu dimiliki wilayah lain di Jakarta.
3. Ruang Publik Baru yang Ramah dan Terjangkau
Tak hanya menjadi pusat aktivitas, lapangan futsal apung ini juga terbuka untuk umum dengan tarif sewa yang cukup ramah di kantong. Anak-anak dari lingkungan sekitar hanya perlu membayar Rp 25 ribu per jam, sementara warga umum dikenai tarif Rp 50 ribu per jam. Dana yang terkumpul dari hasil sewa digunakan untuk merawat dan menjaga keberlangsungan lapangan tersebut.
"Kadang anak-anak minta lebih murah, kami kasih saja. Yang penting fasilitas ini tetap bisa dijaga dan dinikmati bersama," kata Badrul, menekankan pentingnya tanggung jawab sosial dalam pengelolaan fasilitas publik.
Keterlibatan warga dalam mengelola dan merawat lapangan ini menjadi contoh positif bagaimana kebersamaan membangun lingkungan bisa berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat.
4. Harapan untuk Pengembangan Serupa di Wilayah Lain
Kehadiran lapangan futsal apung Bela Negara tak hanya memberi manfaat langsung bagi warga Muara Angke, tetapi juga menjadi inspirasi bagi wilayah lain, terutama daerah pesisir yang menghadapi tantangan serupa. Konsep lapangan apung seperti ini dinilai adaptif terhadap kondisi lingkungan serta efisien dalam penggunaan lahan.
Warga berharap model pembangunan ini bisa diterapkan di daerah padat lainnya yang kesulitan mendapatkan ruang terbuka hijau. Selain itu, mereka juga berharap pemerintah terus mendukung inisiatif serupa dengan menambah fasilitas penunjang seperti lampu penerangan, tribun kecil, dan ruang ganti, agar aktivitas warga makin nyaman.
Inovasi Sosial dari Pinggir Laut Jakarta
Lapangan futsal apung di Muara Angke adalah contoh nyata bahwa inovasi tak harus mewah, tapi harus menyentuh kebutuhan masyarakat. Dari awalnya hanya daratan kosong, kini tempat tersebut menjadi oasis sosial dan olahraga di tengah keterbatasan lahan.
Dengan tarif terjangkau, pengelolaan mandiri, dan manfaat sosial yang luas, lapangan ini layak menjadi percontohan ruang publik kreatif di kawasan urban. Semangat warga Muara Angke membuktikan bahwa jika diberi peluang dan fasilitas, masyarakat bisa merawat dan menjaga dengan penuh tanggung jawab dan rasa memiliki.