Krisis Lapangan Kerja RI: Pengangguran Meningkat, Disarankan Cari Peluang di Luar Negeri

24 June 2025 21:26 WIB
ribuan-pencari-kerja-serbu-job-fair-di-depk-1_169.jpeg

Kuatbaca.com-Jumlah pencari kerja di Indonesia yang terus bertambah ternyata belum diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja formal. Fenomena ini menyebabkan banyak lulusan sarjana akhirnya memilih bekerja di sektor informal hingga mengalihkan perhatian untuk mencari peluang kerja di luar negeri. Kondisi tersebut diungkapkan oleh pengamat ketenagakerjaan dari UGM, Tadjudin Noor Effendi, yang memberikan gambaran lengkap terkait tantangan pasar tenaga kerja saat ini.


1. Keterbatasan Lapangan Kerja Formal Hadapi Lonjakan Angkatan Kerja Baru

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa setiap tahun ada sekitar 3 hingga 3,5 juta orang yang memasuki pasar kerja. Namun, jumlah lapangan kerja formal yang tersedia hanya berkisar antara 200 ribu hingga 300 ribu per persen pertumbuhan ekonomi. Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 5%, maka jumlah lapangan kerja yang tercipta hanya sekitar 1,5 juta.

Angka tersebut masih jauh di bawah kebutuhan, sehingga secara praktis ada sekitar 1 juta sampai 1,5 juta pencari kerja yang tidak bisa terserap. Kondisi ini diperparah oleh para pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan harus mencari pekerjaan baru, yang akhirnya banyak beralih ke sektor informal seperti sopir, asisten rumah tangga, atau pekerjaan lainnya.


2. Peluang Kerja di Luar Negeri Jadi Pilihan Alternatif

Menyikapi kondisi ketatnya persaingan di pasar kerja dalam negeri, Tadjudin Noor Effendi menyarankan agar para pencari kerja mulai mempertimbangkan kesempatan bekerja di luar negeri. Fenomena ini dikenal dengan istilah “ekspor tenaga kerja” yang dinilai bisa membantu mengurangi angka pengangguran domestik sekaligus menambah devisa negara melalui remitansi.

Negara-negara seperti Australia, Polandia, dan Inggris kini aktif membuka kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia, terutama di sektor pertanian dan jasa. Pendapatan yang diterima oleh pekerja migran pun cukup menarik, dihitung berdasarkan jam kerja dan tidak terikat gaji bulanan, sehingga ada potensi pendapatan hingga Rp 27 hingga 30 juta per bulan bagi yang konsisten.

3. Dukungan dari Organisasi SDM dan Pentingnya Sertifikasi Keahlian

Selain pengamat, Ketua Ikatan SDM Profesional Indonesia (ISPI), Ivan Taufiza, juga mendukung langkah pekerja migran sebagai solusi atas sulitnya mencari pekerjaan di dalam negeri. Banyak negara dengan kekurangan tenaga kerja menerima pekerja tanpa terlalu memperhatikan latar belakang pendidikan formal, selama mereka memiliki keterampilan dan kemauan untuk bekerja.

Ivan mencontohkan beberapa pekerja asal Indonesia yang berprofesi sebagai chef di restoran Jepang di luar negeri, meskipun latar belakang pendidikan mereka berbeda. Hal ini menegaskan bahwa pasar kerja luar negeri sangat membutuhkan tenaga kerja yang terampil.

Untuk memperbesar peluang diterima, para calon pekerja disarankan untuk mengambil sertifikasi keahlian yang juga diakui secara internasional, serta meningkatkan kemampuan berbahasa asing sesuai kebutuhan negara tujuan. Sertifikasi tersebut dapat membuka pintu bagi profesi yang lebih baik dan penghasilan lebih tinggi.

4. Tantangan dan Harapan untuk Tenaga Kerja Indonesia

Meski ada peluang besar bekerja di luar negeri, pekerja Indonesia harus menghadapi tantangan seperti adaptasi budaya, bahasa, dan kondisi kerja yang berbeda. Oleh sebab itu, persiapan yang matang termasuk pendidikan dan pelatihan sangat penting untuk mendukung keberhasilan mereka.

Pemerintah juga diharapkan terus meningkatkan program pelatihan vokasi dan sertifikasi keahlian, serta memperkuat kerja sama bilateral dengan negara tujuan tenaga kerja migran. Dengan langkah strategis tersebut, tenaga kerja Indonesia dapat memperoleh peluang lebih luas sekaligus mengurangi tekanan di pasar kerja domestik.

Secara keseluruhan, mengarahkan sebagian tenaga kerja ke pasar global bukan hanya solusi sementara, tapi bagian dari strategi pengembangan sumber daya manusia agar Indonesia bisa bersaing di era ekonomi digital dan globalisasi.

Dengan pemahaman yang tepat dan persiapan yang matang, tenaga kerja Indonesia dapat mengoptimalkan peluang kerja di dalam dan luar negeri sekaligus mengurangi tingkat pengangguran yang masih menjadi tantangan utama bangsa.

Fenomena Terkini






Trending