59 Korban Proyek Rumah Mandek Maswindo Menjerit, Rugi Rp 29 M

8 February 2023 05:12 WIB
ilustrasi-rumah_169.jpeg

Jakarta - PT Maswindo Bumi Mas tengah mendapat sorotan publik. Perusahaan besutan mantan artis ibu kota, Aswin Yanuar itu disebut-sebut mangkir dari beberapa kewajiban pembiayaan pembangunan dari sejumlah proyek rumah hingga pembangunannya mandek.

Pengacara sekaligus kuasa hukum korban Maswindo, Sapto Dewi Trianawati, mengatakan, dirinya menaungi kurang lebih sebanyak 59 klien yang merasa dirugikan oleh Aswin.

Wanita yang akrab disapa Yana ini mengatakan, pihaknya telah melaporkan Aswin Yanuar sebagai CEO Maswindo ke Bareskrim Polri per 16 Desember 2022 lalu. Pada kala itu, ia baru menaungi sejumlah 39 kepala cabang, tanpa adanya konsumen.


"Saya saat itu mengajak klien-klien saya lapor di posisi 39 kepala cabang, belum ada konsumen, di 16 Desember 2022. Dengan 39 cabang itu, nominal kerugian capai Rp 29 miliar," kata Yana, saat dihubungi detikcom, Selasa (7/2/2023).

Seiring waktu, jumlah kliennya pun bertambah menjadi kurang lebih 59 klien, dengan 7 orang di antaranya merupakan konsumen Maswindo. Keluhannya pun beragam, mulai dari konsumen yang rumahnya sama sekali belum dikerjakan, mandek, hingga refund yang tak kunjung cair.

"Terkait refund, ada klien saya yang menanyakan langsung data. Data Aswin bilang tidak punya di pusat. Ini apakah benar? Kok PT nggak punya data? Ini disampaikan sendiri ketika rapat kreditur di Pengadilan Niaga Surabaya," kata Yana.

"Refund pun ujung-ujungnya cuma dijanjikan doang. 'Ya 30 hari lagi kita bayarkan'. Ketika ditagih, sedang ada apalah, pokoknya ada saja alasan," tambahnya.

Di sisi lain, setelah laporan mencapai 59 orang korban, Yana mengatakan, pihaknya belum menghitung kembali berapa total kerugiannya. Yang pasti, jumlah ini naik drastis dari angka Rp 29 miliar sebelumnya. Apalagi kalau mengingat ratusan cabang Maswindo yang tersebar di Indonesia, bisa jadi kerugian total di luar kliennya mencapai triliunan.

"Konsumen dan kepala cabang ini (klien Yana) hampir dari seluruh Indonesia. Dari Jabodetabek, Serang, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan, Sulawesi. Bahkan konsumen ada yang dari Qatar, Malaysia, sampai Jepang," terangnya.

Lebih lanjut ia pun bercerita awal mulai dari kasus ini. Permasalahan mulai muncul lantaran biaya proyek pembangunannya mandek dan tak kunjung cair ke kantor cabang. Para kantor cabang ini harus menunggu dana dari pusat lantaran konsumen langsung melakukan transaksi pembayaran ke rekening pusat.

"Ketika konsumen memberikan uang cas pada Aswin, berarti hak cabang minta dana untuk proyek. Dengan 30%-30%-40% per terminnya. uang konsumen harus diturunkan dulu. Tiba-tiba termin 2 tidak diturunkan dengan alasan tidak jelas. Mandek. Kalau mandek secara otomatis konsumen lapornya ke cabang," katanya.

Bahkan para kliennya ini telah mencoba menutupi kebobrokan perusahaan dengan cara menalangi sejumlah dana pembangunan rumah. Hal ini dilakukan demi melindungi citra perusahaan.

Namun semakin ke sini, muncul pertanyaan besar mengingat para konsumen Maswindo ini diminta bayar penuh di awal. Dan para kantor cabang yang semula loyal ini tak kunjung mendapatkan kepastian dari Aswin selaku CEO, hingga memutuskan untuk menjalankan aksi protes.

"Sempat saya somasi, saya telpon berkali-kali, bahkan ke istrinya tidak ada respon semua. Sehingga dari 2 minggu setelah saya undang ke posko (bertemu para korban), akhirnya saya fix sudah tak lapor aja," kata Yana.

Informasi

Fenomena Terkini






Trending