KuatBaca.com - Saat ini, trend kedai kopi tengah menjamur di Indonesia, tempat dimana para generasi muda cenderung menghabiskan waktu sambil berbincang atau bekerja. Namun, ditengah kekinian yang melanda, ada satu kedai kopi yang telah berdiri teguh sejak 1927 dengan nuansa klasik, yaitu Kopi Es Tak Kie. Berlokasi di tengah keramaian Gang Gloria, Glodok, Jakarta Barat, kedai ini menjadi saksi bisu perkembangan zaman.
Menawarkan kopi dengan harga terjangkau, Kopi Es Tak Kie memastikan setiap sorotan mata konsumen mendapat kualitas terbaik. Kopi hitam dihargai Rp20.000 dan kopi susu Rp22.000. Tak hanya itu, beragam makanan pelengkap seperti nasi campur, bakmi ayam, dan kwetiau ayam tersedia untuk menemani secangkir kopi Anda.
1. Sejarah Mengalir di Setiap Tegukan
Liong Kwie Tjong, pendiri Kopi Es Tak Kie, datang dari Tiongkok dan memulai usahanya dengan gerobak sederhana di tahun 1927. Semula, kedai ini lebih dikenal dengan teh, namun seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kecintaan masyarakat akan kopi, Kopi Es Tak Kie pun ikut menawarkan dua jenis kopi.
Uniknya, meski bernama "Tak Kie", ini bukanlah nama seseorang.
"Tak Kie memiliki makna orang yang bijak dan merendah. Arti ini menjadi pedomannya hingga kini," ucap Latif, salah satu penerus usaha dan cucu dari Liong Kwie Tjong.
Pada 1999, Akwang, adik dari Latif dan juga cucu Liong Kwie Tjong, mengambil alih tongkat kepemimpinan. Dengan pengalaman sebagai sales di Jakarta, ia membawa semangat dan dedikasi yang sama untuk memastikan warisan keluarga terus hidup.
2. Kunci Kesuksesan di Tengah Persaingan Modern
Di era modern saat ini, berbagai kedai kopi dengan konsep dan teknologi canggih bermunculan. Meski demikian, Kopi Es Tak Kie tetap memiliki tempat di hati masyarakat. Latif menyatakan bahwa mereka tetap mempertahankan konsep klasik namun dengan kualitas kopi yang konsisten sejak awal berdiri.
Meski sempat terpukul oleh pandemi Covid-19 pada 2020, dengan penjualan yang hanya mencapai tiga hingga empat gelas kopi per hari, semangat Akwang dan timnya tak pernah pudar.
"Kami berharap usaha ini tetap stabil dan terus tumbuh," kata Akwang. Dengan lima karyawan yang setia, Kopi Es Tak Kie terus menyajikan kenikmatan kopi yang tak lekang oleh waktu.
Kedai ini bukan hanya sekedar tempat untuk menikmati kopi, namun juga menjadi tempat dimana sejarah, tradisi, dan kenikmatan bertemu dalam setiap tegukan. (*)