1. Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di Maluku Tuntas 100 Persen
Kuatbaca.com - Upaya percepatan pembangunan ekonomi desa melalui model koperasi terus menunjukkan progres signifikan. Pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Provinsi Maluku telah mencapai 100 persen, menjadikannya salah satu provinsi terdepan dalam inisiatif strategis ini. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, dalam kunjungannya ke Ambon, Rabu (18/6/2025).
Sebagai Koordinator Ketua Pelaksana Harian Satgas Percepatan Pembentukan Kopdes Merah Putih, Ferry menekankan bahwa capaian di Maluku ini bukan hanya simbolis, melainkan tonggak penting dalam penguatan ekonomi kerakyatan berbasis desa. Terutama bagi wilayah kepulauan seperti Maluku, koperasi desa menjadi wadah penting untuk memperkuat ekonomi lokal secara mandiri dan berkelanjutan.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, seperti Menteri Desa PDTT Yandri Susanto, Wakil Menteri Desa Ahmad Riza Patria, Anggota Komisi VI DPR RI Novitta Anakotta, serta Gubernur Maluku Hendrik Lewirissa.
2. Koperasi Berbasis Nelayan Siap Jadi Model Nasional
Salah satu aspek unggulan dari pembentukan Kopdes Merah Putih di Maluku adalah fokusnya pada sektor perikanan dan kelautan, yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah. Ferry menyebut bahwa koperasi perikanan yang terbentuk di wilayah ini akan menjadi percontohan nasional karena mengusung pendekatan bisnis yang terstruktur, inklusif, dan memberdayakan komunitas lokal nelayan.
Menurut Ferry, model koperasi desa harus mengacu pada kebutuhan lokal masyarakat, namun tetap menjawab tantangan nasional seperti ketahanan pangan laut, rantai pasok, dan nilai tambah hasil perikanan. Hal ini menjadi kunci untuk memastikan bahwa koperasi benar-benar menjadi penggerak ekonomi desa, bukan sekadar simbol kelembagaan.
“Kopdes perikanan di Maluku akan menjadi contoh nasional. Bisnisnya harus berbasis kebutuhan lokal, namun hasil dan jangkauannya bisa menjawab tantangan nasional,” ujarnya.
3. Koperasi Didorong Bangun Ekosistem Dagang Rempah Daerah
Selain sektor perikanan, potensi komoditas rempah-rempah unggulan seperti pala dan cengkeh juga menjadi perhatian utama dalam strategi pengembangan Kopdes di Maluku. Ferry menyampaikan bahwa koperasi akan menjadi aktor utama dalam membangun ekosistem perdagangan rempah, menggantikan dominasi tengkulak atau pedagang perantara yang selama ini merugikan petani.
“Lewat koperasi, produk rempah seperti pala dan cengkeh tidak lagi bergantung pada tengkulak. Kami ingin menciptakan sistem yang adil dan berpihak pada petani,” ucap Ferry saat berdialog dengan peserta acara.
Model ekosistem koperasi ini tidak hanya fokus pada pemasaran, namun juga meliputi aspek produksi, pengolahan, distribusi, hingga ekspor. Dengan pendekatan menyeluruh ini, diharapkan nilai ekonomi rempah-rempah Maluku bisa naik signifikan, sekaligus membawa kesejahteraan langsung ke tangan petani dan pelaku UMKM desa.
4. Kolaborasi Lintas Lembaga Jadi Kunci Keberhasilan
Keberhasilan pembentukan Kopdes Merah Putih di Maluku tidak lepas dari sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, legislatif, dan masyarakat lokal. Menteri Desa PDTT Yandri Susanto dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa koperasi desa bukan sekadar program pemerintah, tetapi wujud nyata demokratisasi ekonomi di akar rumput.
“Koperasi desa adalah jalan tengah antara negara dan rakyat untuk berdaulat secara ekonomi. Kemandirian desa tidak akan terwujud tanpa koperasi yang sehat dan aktif,” ujar Yandri.
Sementara itu, Gubernur Maluku Hendrik Lewirissa menyatakan komitmen pemerintah daerah dalam mendukung seluruh program Kopdes Merah Putih, termasuk pelatihan SDM, digitalisasi koperasi, dan akses ke pembiayaan.
Dengan keberhasilan Maluku ini, diharapkan provinsi lain di Indonesia dapat meniru pendekatan berbasis potensi lokal dan membangun koperasi desa yang inklusif, produktif, dan berkelanjutan.