Kompolnas Yakin Polri Bisa Tangkap Fredy 'Cassanova' Pratama
Kuatbaca.com-Gembong narkoba Fredy Pratama dinyatakan menjadi DPO usai diketahui mengendalikan jaringannya dari Thailand. Kompolnas yakin Polri bisa menangkap Fredy dengan kerja sama dengan instansi terkait.
"Kami optimistis Polri akan dapat melacak dan menangkap jaringan tersebut. Penting dilakukan kerja sama dengan Interpol, maupun kerjasama police to police dengan negara-negara lain yang diduga menjadi tempat transit maupun persembunyian jaringan tersebut ataupun negara-negara yang memiliki sumber informasi kuat jaringan Fredy Pratama," kata Komisioner Kompolnas Poengky Indarti kepada wartawan, Minggu (17/9/2023).
Poengky mengatakan Polri penting menjalin kerja sama dengan berbagai instansi dalam penangkapan Fredy. Dia menekankan penangkapan ini penting dalam membersihkan narkoba di Indonesia.
"Polri juga harus melaksanakan koordinasi yang baik lintas instansi, termasuk dengan BNN, Imigrasi, Bea Cukai, Kementerian Perhubungan, Pemerintah Daerah dll untuk bersama-sama mencegah masuknya narkoba ke Indonesia. Narkoba adalah musuh bersama, sehingga penanganannya harus dilakukan bersama-sama," katanya.
Tak hanya itu, Kompolnas juga anggota Polri yang terlibat dalam jaringan narkoba Fredy untuk ditindak tegas. Dia mengecam perilaku anggota kepolisian yang berkhianat.
"Para anggota jaringan yang tertangkap harus diproses pidana dan dijatuhi hukuman seberat-beratnya. Termasuk anggota Polri yang menjadi bagian dari jaringan tersebut harus ditambah pemberatan hukuman dan dipecat karena yang bersangkutan seharusnya melaksanakan tugas-tugasnya sebagai anggota Polri malah menjadi pengkhianat institusi Polri," katanya.
1. Komunikasi Via Aplikasi BBM
Sebelumnya, Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada dalam jumpa pers, Selasa, 12 September 2023, menyampaikan bahwa jaringan Freddy Pratama ini terorganisasi dengan rapi. Mereka memiliki kesamaan modus operandi dalam menjalankan komunikasi satu sama lainnya.
"Jaringan Fredy Pratama ini benar-benar sebuah jaringan yang rapi, pengungkapan dilakukan berdasarkan pada adanya kesamaan modus operandi. Ketika kita mengungkap kasus-kasus narkoba, kemudian dievaluasi oleh teman-teman di Bareskrim ada kesamaan modus operandi yang digunakan oleh para sindikat tersebut, khususnya penggunaan alat komunikasi, yaitu menggunakan aplikasi BlackBerry Messanger Enterprise, Threema, dan wire saat berkomunikasi," jelas Wahyu Widada.
Tim Bareskrim Polri kemudian menganalisis dari jaringan-jaringan ini. Jaringan-jaringan ini rupanya bermuara pada satu tersangka, yakni Fredy Pratama.
"Bermuara pada satu orang, yang sekarang masih DPO ada di Thailand, yaitu atas nama Fredy Pratama alias Miming dengan nama samaran di komunikasinya 'The Secret', 'Casanova', 'Airbag', dan 'Mojopahit'," katanya.
Fredy Pratama mengendalikan jaringannya dari Thailand. Bareskrim Polri bekerja sama dengan Royal Thailand Police dan Royal Malaysia Police untuk mengejar Fredy Pratama.
"Yang bersangkutan ini mengendalikan peredaran narkoba di Indonesia dari Thailand. Daerah operasinya di Malaysia dan Indonesia," katanya.(*)