Komitmen Philip Morris dan Sampoerna Kembangkan Produk Tembakau Bebas Asap di Indonesia

1. Investasi Besar di Karawang, Wujud Keseriusan Philip Morris dan Sampoerna
Kuatbaca.com - Philip Morris International (PMI) bersama PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terus menunjukkan komitmen jangka panjangnya dalam mendukung inovasi industri tembakau yang lebih ramah lingkungan dan konsumen. Hal ini dibuktikan dengan pembangunan fasilitas produksi tembakau bebas asap senilai US$ 330 juta di Karawang, Jawa Barat.
Fasilitas ini menjadi salah satu langkah konkret PMI dan Sampoerna dalam memperluas teknologi smoke-free di Indonesia. Dengan memanfaatkan teknologi canggih dan riset ilmiah, pabrik ini menjadi yang pertama milik PMI di Asia Tenggara yang sepenuhnya fokus pada pengolahan produk tembakau bebas asap.
2. Dari Skala Kecil Menuju Inovasi Besar
Perjalanan panjang pengembangan produk bebas asap ini dimulai sejak tahun 2018. Andre Dahan, Direktur Pemasaran Produk Bebas Asap PMI, menjelaskan bahwa riset awal dilakukan dalam skala terbatas. Salah satu inovasi awal yang diperkenalkan adalah IQOS Iluma, sebuah perangkat pemanas tembakau tanpa pembakaran.
Yang menarik, 96% bahan baku produk ini tetap berasal dari tembakau kretek, sehingga citarasa yang dihasilkan tetap mempertahankan keunikan rokok konvensional, yang sudah melekat dengan selera konsumen Indonesia. Andre menegaskan bahwa rasa adalah kunci utama dalam mengembangkan produk ini.
“Kami tidak perlu memproduksi dalam skala besar jika rasa yang dihasilkan sudah sesuai dengan ekspektasi konsumen,” ujarnya dalam forum Technovation di Jakarta, Rabu (2/7/2025).
3. Inovasi Terus Berkembang: Dari IQOS ke BONDS dan ZYN
Setelah beberapa tahun riset dan pengembangan, PMI dan Sampoerna secara resmi meluncurkan produk smoke-free pada tahun 2024. Produk-produk ini menawarkan berbagai varian rasa — saat ini sudah tersedia hingga 10 varian rasa — yang terus dikembangkan untuk menyesuaikan dengan preferensi konsumen dewasa di Indonesia.
Beberapa produk unggulan dalam kategori bebas asap dari Sampoerna meliputi:
- IQOS dengan batang tembakau TEREA
- BONDS by IQOS dengan batang tembakau BLENDS by A
- VEEV, rokok elektrik modern
- ZYN, kantong nikotin tanpa asap
Menurut Ivan Cahyadi, Direktur Utama HM Sampoerna, pengembangan produk tersebut selalu berbasis pada riset ilmiah. Langkah ini sekaligus menjadi bentuk komitmen perusahaan dalam memperkenalkan produk tembakau yang lebih inovatif dan potensial untuk menjadi alternatif bagi konsumen perokok dewasa.
4. BLENDS by A: Varian Cengkih Asli Indonesia yang Terjangkau
Salah satu varian unggulan yang diperkenalkan pada kuartal IV 2024 adalah BLENDS by A, batang tembakau khusus untuk perangkat BONDS by IQOS. Varian ini juga hadir dengan rasa cengkih, menggunakan cengkih asli Indonesia — menandai kolaborasi antara inovasi modern dan kearifan lokal.
Produk ini dirancang lebih terjangkau dibandingkan varian lainnya, sehingga diharapkan bisa menjangkau lebih banyak konsumen dewasa yang ingin beralih dari rokok konvensional ke alternatif bebas asap. Saat ini, BLENDS by A telah dipasarkan di 20 kota besar di Indonesia.
5. Menuju Masa Depan Industri Tembakau yang Lebih Bersih
Langkah Philip Morris dan Sampoerna ini dinilai sebagai bagian dari transformasi besar industri tembakau di Indonesia. Dengan investasi yang tidak main-main, fasilitas modern, dan fokus pada produk bebas asap, keduanya berusaha menciptakan lingkungan konsumsi yang lebih berkelanjutan, lebih sehat, dan berorientasi pada teknologi.
Produk tembakau bebas asap seperti IQOS dan BONDS diyakini memiliki potensi besar dalam mengurangi dampak negatif dari kebiasaan merokok, terutama karena tidak melalui proses pembakaran, sehingga menghasilkan kadar zat berbahaya yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok konvensional.
Inovasi untuk Masa Depan Tembakau Indonesia
Melalui kolaborasi kuat antara PMI dan Sampoerna, Indonesia menjadi saksi dari evolusi industri tembakau yang kini memasuki era baru — era tembakau bebas asap. Dukungan riset, investasi besar, dan adaptasi terhadap selera lokal menjadikan langkah ini tidak hanya revolusioner, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pasar domestik.