Kolaborasi Sosok Bunda Teresa dan Siti Maryam dalam Lukisan: Perpaduan Kasih dan Kesabaran

Kuatbaca.com - Seni lukis sering kali menjadi media yang kuat untuk menyampaikan makna yang mendalam. Salah satu contoh yang menarik adalah lukisan karya S. Wito yang menggabungkan sosok Siti Maryam dan Bunda Teresa dalam interpretasi artistiknya. Dua tokoh ini dikenal sebagai simbol kasih sayang, perjuangan, dan kesabaran, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda.
Lukisan ini memperlihatkan bagaimana dua sosok perempuan luar biasa ini memiliki kesamaan dalam perjalanan hidup mereka—baik dalam menghadapi cobaan maupun dalam memberikan cinta yang tulus kepada sesama.
1. Inspirasi dari Siti Maryam: Simbol Kesabaran dan Keteguhan
S. Wito dalam karyanya melukiskan sosok Siti Maryam, ibu dari Nabi Isa AS, dalam bentuk yang unik. Sosok perempuan berjilbab dengan gamis panjang tampak membuka tangannya lebar-lebar, seolah ingin memeluk sesuatu yang tak kasat mata. Namun, wajahnya dibiarkan tanpa detail—hanya ada mulut yang terbuka tanpa mata, alis, atau hidung.
Bagian ini mencerminkan kesunyian dan kepasrahan Siti Maryam dalam menghadapi ujian berat ketika mengandung Nabi Isa. Ia menghadapi fitnah dan cemoohan dari masyarakat yang tidak memahami kehendak Tuhan. Untuk menggambarkan momen ini, Wito menuliskan sepenggal ayat dari Surat Maryam ayat 26, yang berbunyi:
"Maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: ‘Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan siapa pun pada hari ini’.”
Ayat ini menegaskan bahwa puasa Siti Maryam bukan hanya soal menahan makan dan minum, tetapi juga memilih untuk diam sebagai bentuk keteguhan hati dan ketaatan kepada Allah SWT. Dari diamnya itu, kebenaran akhirnya terungkap melalui mukjizat Nabi Isa yang berbicara saat masih bayi.
Wito menangkap esensi dari perjuangan Siti Maryam sebagai seorang ibu yang penuh kasih, meskipun harus menghadapi stigma dari lingkungan sekitarnya.
2. Bunda Teresa: Cinta Tanpa Batas untuk Kemanusiaan
Dalam lukisan lainnya, S. Wito juga menggambarkan Bunda Teresa, seorang perempuan yang mengabdikan hidupnya untuk membantu kaum miskin dan menderita di Kalkuta, India. Dalam lukisan itu, Bunda Teresa digambarkan sedang menggendong seorang anak kecil, dengan latar belakang berwarna hitam dan figur realis yang kuat.
Bunda Teresa dikenal karena pelayanan tanpa pamrih terhadap orang-orang yang terlantar, sakit, dan tidak memiliki harapan hidup. Selama hidupnya, ia mengajarkan bahwa cinta adalah tindakan nyata, bukan hanya sekadar kata-kata. Salah satu kutipan terkenalnya berbunyi:
"Bukan semua dari kita bisa melakukan hal-hal besar, tetapi kita bisa melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar."
Dalam karyanya, Wito ingin menunjukkan bahwa Siti Maryam dan Bunda Teresa memiliki kesamaan dalam hal kasih sayang dan pengorbanan. Siti Maryam menunjukkan cinta dan kesabaran yang luar biasa kepada putranya, Nabi Isa, sementara Bunda Teresa mencurahkan kasih sayangnya kepada mereka yang terlupakan oleh dunia.
3. Kesamaan Dua Tokoh dalam Seni Lukis
Meskipun berasal dari latar belakang kepercayaan dan zaman yang berbeda, Siti Maryam dan Bunda Teresa memiliki benang merah yang sama keduanya adalah simbol kasih dan perjuangan.
Cinta Seorang Ibu:
- Siti Maryam adalah ibu yang menerima cobaan besar, tetapi tetap sabar dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
- Bunda Teresa, meskipun bukan ibu secara biologis, adalah ibu bagi ribuan orang miskin dan sakit yang ia rawat dengan penuh cinta.
Ketabahan dan Kesabaran:
- Siti Maryam menghadapi fitnah dan cemoohan, tetapi tetap tabah dalam menjalankan perintah Tuhan.
- Bunda Teresa menghadapi berbagai tantangan dalam misinya, tetapi tidak pernah menyerah dalam membantu sesama.
Menciptakan Perubahan melalui Keheningan:
- Siti Maryam memilih untuk diam saat diuji, membiarkan Tuhan membuktikan kebenarannya melalui putranya.
- Bunda Teresa sering berbicara sedikit, tetapi tindakan dan pengabdiannya berbicara lebih keras daripada kata-kata.
4. Pengaruh Seni dan Pesan yang Ditinggalkan
Melalui lukisan ini, S. Wito ingin menyampaikan pesan bahwa kasih sayang dan ketabahan tidak mengenal batas agama, waktu, atau tempat. Baik Siti Maryam maupun Bunda Teresa, keduanya telah menginspirasi jutaan orang melalui ketulusan dan pengorbanan mereka.
Menariknya, Wito juga tidak berani menggambar wajah Siti Maryam secara utuh, karena ia ingin menghormati sosoknya yang sakral. Sebaliknya, ia memilih untuk menggambarkan makna dan perasaan yang ingin disampaikan daripada sekadar rupa fisik.
Wito yang juga pernah mendapatkan arahan dari maestro seni Basoeki Abdullah, telah banyak berkarya di dunia seni rupa sejak tahun 1985. Bahkan, baru-baru ini ia dipercaya untuk melukis Menteri Luar Negeri Amerika Serikat dalam acara KTT ASEAN di Bangkok.
Menghubungkan Kasih Sayang dalam Dua Sosok Berbeda
Lukisan S. Wito yang menggabungkan Siti Maryam dan Bunda Teresa menjadi pengingat bahwa kasih sayang sejati tidak memiliki batas. Baik dalam ajaran agama maupun dalam kehidupan nyata, ketulusan dan pengorbanan adalah nilai universal yang bisa kita pelajari dari kisah dua wanita luar biasa ini.
Melalui seni, kisah mereka terus hidup dan menginspirasi banyak orang mengingatkan kita bahwa dalam dunia yang penuh ujian, selalu ada ruang untuk cinta, ketabahan, dan pengorbanan.