Kisah Unik Kebun Binatang di China Jual Urin Harimau Sebagai Obat Tradisional

Kuatbaca.com - Sebuah kebun binatang di China menjadi sorotan publik setelah mengklaim bahwa mereka menjual urin harimau Siberia yang dianggap memiliki khasiat obat. Fenomena ini memicu kontroversi di kalangan masyarakat dan memunculkan banyak pertanyaan mengenai keamanan serta etika di balik praktik tersebut.
1. Urin Harimau Dijual Sebagai Obat Tradisional
Taman Margasatwa Yaan Bifengxia, yang terletak di Provinsi Sichuan, China, ramai diperbincangkan di media sosial setelah diketahui menjual urin harimau Siberia. Produk ini ditawarkan dengan harga US$ 7 atau sekitar Rp 112 ribu per botol dengan kapasitas 250 gram.
Menurut kebun binatang tersebut, urin harimau diklaim memiliki manfaat kesehatan, terutama untuk mengobati:
- Rheumatoid artritis
- Nyeri otot
- Terkilir
Kebun binatang itu juga memberikan panduan penggunaan produk ini, yaitu dengan mencampurkan urin harimau dengan anggur putih dan mengoleskannya ke area yang sakit menggunakan irisan jahe. Selain itu, urin ini juga disebut dapat diminum, namun dengan catatan penggunaan dihentikan jika terjadi reaksi alergi.
2. Respons Publik dan Kontroversi
Kabar ini memicu berbagai reaksi, baik dari masyarakat lokal maupun global. Beberapa orang mempertanyakan keamanan penggunaan urin harimau untuk konsumsi manusia atau pengobatan luar. Banyak pihak juga khawatir mengenai:
- Dampak kesehatan: Belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan efektivitas atau keamanan penggunaan urin harimau untuk mengobati penyakit tertentu.
- Etika: Praktik penjualan urin harimau ini dianggap tidak sesuai dengan standar perlindungan satwa liar.
Di sisi lain, kebun binatang ini sebelumnya dikenal sebagai objek wisata kelas dunia dan menjadi model untuk pariwisata beradab di China. Namun, praktik penjualan urin harimau membuat reputasi tersebut dipertanyakan.
3. Tradisi dan Pengobatan Alternatif di China
China memang dikenal memiliki tradisi panjang dalam pengobatan tradisional, yang kerap menggunakan bahan-bahan tidak lazim. Dari tulang harimau hingga tanduk badak, banyak bagian tubuh hewan yang diyakini memiliki manfaat medis. Namun, praktik ini sering menjadi kontroversi karena dianggap:
- Berpotensi merugikan satwa liar.
- Tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.
- Melanggar etika dan standar kesejahteraan hewan.
Penjualan urin harimau ini menjadi contoh terbaru dari bagaimana pengobatan tradisional dapat memunculkan pertanyaan terkait etika dan efektivitas.
4. Potensi Dampak pada Pariwisata dan Konservasi
Sebagai salah satu kebun binatang ternama, Taman Margasatwa Yaan Bifengxia sebelumnya dikenal sebagai tempat perlindungan bagi harimau Siberia, yang termasuk spesies langka. Namun, penjualan produk seperti urin harimau ini dapat berdampak negatif pada:
- Citra pariwisata: Pengunjung mungkin mempertanyakan keabsahan kebun binatang sebagai tempat konservasi.
- Upaya konservasi: Praktik ini dapat menciptakan preseden buruk bagi perlindungan satwa liar, yang justru berisiko meningkatkan eksploitasi.
5. Perlunya Penelitian dan Regulasi
Ke depan, penting bagi otoritas terkait di China untuk memastikan bahwa produk seperti urin harimau diatur dengan ketat. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
- Penelitian ilmiah: Untuk memastikan klaim manfaat kesehatan memiliki dasar yang valid.
- Regulasi ketat: Mencegah praktik yang berpotensi melanggar etika atau merugikan satwa.
- Edukasi masyarakat: Mengurangi ketergantungan pada pengobatan tradisional berbasis satwa yang tidak terbukti secara medis.
Kasus penjualan urin harimau di China menyoroti dilema antara tradisi pengobatan alternatif dan upaya perlindungan satwa liar. Meskipun mengusung klaim manfaat kesehatan, praktik ini menuai kontroversi karena kurangnya bukti ilmiah dan pertanyaan etis yang menyertainya. Langkah tegas diperlukan untuk memastikan keseimbangan antara tradisi, konservasi, dan standar kesehatan modern.