Ketegangan Iran-Israel Memuncak, Kemlu RI Pantau 580 WNI di Kawasan Konflik

1. Ratusan WNI Berada di Tengah Konflik Iran-Israel
Kuatbaca.com - Ketegangan antara Iran dan Israel yang terus meningkat memicu perhatian serius dari pemerintah Indonesia. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mencatat bahwa ada 580 warga negara Indonesia (WNI) yang saat ini berada di dua negara tersebut. Dari jumlah tersebut, sebanyak 386 WNI berada di Iran, sedangkan 194 lainnya berada di wilayah Israel.
Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, menyampaikan bahwa sebagian besar WNI yang berada di Iran adalah pelajar dan mahasiswa, terutama yang tinggal di kota Qom, salah satu pusat pendidikan Islam di negara tersebut. Sementara itu, WNI di Israel sebagian besar merupakan peserta program magang pendidikan, khususnya yang berada di kota Rafah, sebuah wilayah di bagian selatan Israel yang kerap menjadi sorotan karena posisinya dekat dengan perbatasan wilayah konflik.
2. Pemerintah Pastikan WNI Aman dan Belum Ada Korban
Dalam konferensi pers yang digelar Rabu (18/6/2025), Rolliansyah menegaskan bahwa sejauh ini tidak ada laporan WNI yang menjadi korban akibat meningkatnya eskalasi konflik antara Iran dan Israel. Komunikasi aktif terus dilakukan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran dan Amman untuk memantau kondisi para WNI secara berkala.
Upaya pemantauan ini menjadi bagian dari langkah antisipatif pemerintah dalam melindungi keselamatan WNI yang berada di kawasan rawan. Pemerintah Indonesia juga menjalin kerja sama dengan otoritas lokal dan mitra internasional untuk memfasilitasi evakuasi jika situasi keamanan memburuk secara drastis.
3. Imbauan Penundaan Perjalanan ke Timur Tengah
Mengingat kondisi geopolitik yang tidak stabil, Kemlu mengeluarkan imbauan bagi masyarakat Indonesia untuk menunda perjalanan ke wilayah-wilayah konflik di Timur Tengah. Negara-negara yang masuk dalam daftar siaga tersebut antara lain Iran, Israel, Suriah, Lebanon, dan Yaman. Status siaga yang ditetapkan oleh perwakilan RI di negara-negara tersebut mencerminkan tingkat kewaspadaan yang tinggi terhadap potensi ancaman keamanan.
Rolliansyah menegaskan bahwa imbauan ini bersifat preventif demi melindungi keselamatan warga negara. “Kami menyarankan agar WNI yang memiliki rencana perjalanan ke wilayah tersebut untuk mempertimbangkan kembali dan menunda keberangkatan hingga situasi benar-benar kondusif,” ujarnya.
4. Waspadai Penutupan Jalur Udara dan Gangguan Penerbangan
Selain menunda perjalanan, Kemlu juga mengimbau WNI untuk memperhatikan rute penerbangan, terutama bagi mereka yang hendak melakukan perjalanan dengan transit di wilayah Timur Tengah. Konflik yang berkepanjangan berpotensi menyebabkan penutupan wilayah udara secara tiba-tiba, yang bisa berdampak pada pembatalan atau penjadwalan ulang penerbangan internasional.
WNI diminta untuk secara aktif memeriksa jadwal penerbangan terbaru dan berkomunikasi dengan maskapai terkait untuk mengantisipasi perubahan jadwal. Hal ini penting terutama bagi mereka yang memiliki kepentingan mendesak untuk bepergian, baik ke Timur Tengah maupun wilayah lain yang terhubung melalui jalur udara tersebut.
5. Respons Indonesia di Tengah Krisis Regional
Indonesia melalui Kemlu telah menyatakan sikap tegas terhadap eskalasi militer yang melibatkan Israel dan Iran, serta menyuarakan kekhawatiran atas kemungkinan serangan terhadap instalasi nuklir yang dapat memperparah ketegangan regional. Sebelumnya, Indonesia bersama 23 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) secara resmi mengecam tindakan agresif Israel yang dianggap melanggar hukum internasional dan mengancam stabilitas kawasan.
Sikap Indonesia konsisten dalam menyerukan penyelesaian damai dan diplomatik terhadap setiap konflik di kawasan Timur Tengah. Indonesia juga aktif berperan dalam berbagai forum internasional untuk mendorong penghentian kekerasan serta perlindungan terhadap warga sipil, termasuk WNI yang berada di wilayah konflik.
6. Langkah Antisipatif dan Kesiapsiagaan Nasional
Kemlu memastikan bahwa seluruh perwakilan RI di luar negeri telah disiagakan, termasuk pembaruan protokol evakuasi jika diperlukan. Selain itu, pusat panggilan Kemlu dan situs resmi juga terus diperbarui untuk menyampaikan informasi terkini kepada publik, termasuk prosedur bantuan bagi WNI yang membutuhkan evakuasi atau perlindungan.
Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, masyarakat Indonesia diimbau untuk tidak panik namun tetap waspada, dan mengikuti semua instruksi dari KBRI maupun sumber resmi pemerintah. Indonesia terus berkomitmen menjaga keselamatan seluruh warga negara di luar negeri dalam kondisi apapun.