Kerjasama Bawaslu dan TikTok: Upaya Meningkatkan Integritas Pemilu 2024
Kuatbaca.com - Menjelang Pemilihan Umum 2024, Bawaslu, sebagai lembaga pengawas pemilu di Indonesia, berinisiatif menggandeng TikTok, salah satu platform media sosial paling populer saat ini, guna memastikan integritas informasi terkait pemilu. Kolaborasi ini bertujuan untuk menyediakan informasi yang akurat kepada para pemilih, khususnya generasi muda, serta untuk memerangi informasi palsu atau hoax.
Mengapa kolaborasi ini penting? Sebagai refleksi, Pemilu 2019 mengalami gelombang informasi palsu yang beredar di media sosial, menciptakan lingkungan yang kurang kondusif bagi proses demokrasi. Maka dari itu, menjelang Pemilu 2024, tindakan preventif ini dirasa sangat esensial, terutama mengingat pentingnya peran pemilih muda dalam proses pemilihan.
Dilansir dari data KPU, pemilih dengan kisaran usia 17 hingga 30 tahun, yang mencakup generasi milenial dan Gen Z, berjumlah sekitar 64 juta orang atau 31,23% dari total pemilih. Grup demografis ini dikenal aktif dalam penggunaan internet dan aplikasi sosial media, termasuk TikTok.
Dalam kerangka kerjasama ini, Bawaslu akan mendapat akses khusus ke tim moderasi konten TikTok.
Jadi, apabila ditemukan konten yang potensial melanggar regulasi pemilu, Bawaslu dapat langsung mengkomunikasikannya. Selain itu, untuk memudahkan akses informasi resmi tentang Pemilu, TikTok akan menyediakan "Election Hub" atau Portal Pemilu. Portal ini akan mengagregasi informasi resmi dari Bawaslu, KPU, dan sejumlah organisasi masyarakat sipil lainnya.
Firry Wahid, Head of Public Policy and Government Relations TikTok, menegaskan komitmennya dalam memastikan bahwa algoritma dan moderasi konten platform ini selalu diperbaharui dan disesuaikan dengan kebutuhan, termasuk mendukung kelancaran Pemilu 2024.
Inisiatif ini menggambarkan betapa pentingnya kerjasama antara lembaga pengawas pemilu dengan platform media sosial dalam era digital saat ini. Dengan perubahan teknologi dan perilaku konsumsi informasi yang cepat, adaptasi dan kolaborasi seperti ini diperlukan untuk memastikan bahwa proses demokrasi tetap berjalan dengan integritas dan transparansi.
Diharapkan, kolaborasi Bawaslu dan TikTok ini dapat menjadi model bagaimana institusi publik dan platform teknologi bisa bersinergi untuk mewujudkan proses pemilu yang berintegritas, bebas dari hoax dan misinformasi. Pada akhirnya, masyarakat mendapatkan informasi yang akurat dan dapat berpartisipasi dalam pemilu dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
(*)