Kuatbaca.com-Kementerian Pertanian (Kementan) kembali menggeber program hilirisasi berbagai produk pertanian unggulan Indonesia. Langkah ini diharapkan mampu membuka peluang kerja besar-besaran sekaligus memperkuat ekonomi nasional. Total ada 14 komoditas yang masuk dalam rencana hilirisasi, dan program ini diperkirakan dapat menyerap tenaga kerja hingga lebih dari 8 juta orang.
Menurut pihak Kementan, program hilirisasi ini akan memprioritaskan produk-produk pertanian yang selama ini sudah masif diproduksi di Indonesia. Strategi ini dianggap lebih efisien karena memanfaatkan potensi yang sudah ada dan mempercepat pertumbuhan ekonomi tanpa harus menciptakan produk baru dari nol.
Dengan mengolah hasil pertanian hingga menjadi produk bernilai tambah, diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tapi juga membuka banyak lapangan pekerjaan, mulai dari proses produksi, pengemasan, hingga distribusi.
Rencana hilirisasi ini mencakup berbagai komoditas, dari ayam, kelapa, kakao, hingga tanaman pangan seperti ubi kayu dan bawang putih. Berikut beberapa contoh komoditas dan potensi penyerapan tenaga kerja yang diprediksi:
Selain itu, komoditas lain seperti mete, kopi, tebu, lada, ubi kayu, bawang putih, kapas, kacang tanah, dan kacang hijau juga masuk dalam program ini dengan target penyerapan tenaga kerja yang cukup signifikan.
Sebagian besar produk hasil hilirisasi tidak hanya ditujukan untuk pasar domestik, tapi juga untuk ekspor. Contohnya, kakao, mete, lada, dan kopi dikembangkan dengan orientasi ekspor guna meningkatkan devisa negara. Sedangkan komoditas seperti tebu, ubi kayu, bawang putih, dan kapas fokus untuk substitusi impor agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada barang luar.
Dengan mengurangi ketergantungan impor, program hilirisasi ini diharapkan mampu memperkuat ketahanan pangan sekaligus mengurangi defisit perdagangan.
Hilirisasi 14 komoditas ini tidak hanya membuka lapangan kerja dalam jumlah besar, tapi juga meningkatkan nilai tambah produk pertanian Indonesia. Dengan total potensi penyerapan tenaga kerja mencapai 8,6 juta orang dan pengelolaan lahan mencapai 5,5 juta hektare, dampaknya sangat luas bagi perekonomian nasional.
Selain itu, pengembangan rantai dingin (cold chain) juga menjadi bagian penting guna memastikan mutu produk pertanian tetap terjaga selama proses distribusi. Sistem ini juga menyerap tenaga kerja, meski dalam jumlah lebih kecil.
Secara keseluruhan, program hilirisasi ini menjadi langkah strategis Kementan dalam membangun ekosistem pertanian yang berkelanjutan, meningkatkan pendapatan petani, dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.