top ads
Home / Umum / Kecelakaan Memilukan: Aksi Freestyle Pelajar SMP Sebabkan Maut Siswa SD

Umum

  • 6

Kecelakaan Memilukan: Aksi Freestyle Pelajar SMP Sebabkan Maut Siswa SD

Kecelakaan Memilukan: Aksi Freestyle Pelajar SMP Sebabkan Maut Siswa SD
  • September 20, 2023

KuatBaca.com - Tragedi memilukan terjadi ketika pelajar SMP yang sedang melakukan aksi freestyle dengan motornya kehilangan kendali dan menabrak tembok area wudu. Malang bagi siswa SD yang pada saat itu tengah berwudu, tembok yang roboh tersebut menimpanya hingga menghilangkan nyawanya.


1. Viral di Media Sosial


Kejadian yang menggemparkan ini viral di berbagai platform sosial media, mendapat banyak sorotan dan perhatian publik. Dari informasi yang didapatkan, siswa SD tersebut bernama Gian. Ia sedang berlari menuju area wudu yang dibatasi oleh tembok. Dibalik tembok tersebut adalah area parkir yang berada pada ketinggian.


Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin (18/9) sore hari. Saat dikonfirmasi, Kapolsek Koto Tangah, AKP Afrino mengungkapkan, "Benar, tragedi tersebut mengakibatkan kematian siswa SD. Kejadian tersebut terjadi saat Gian hendak melaksanakan Salat Ashar."


Kecelakaan ini kembali menyoroti pentingnya keselamatan berkendara, terutama di kalangan remaja. Di Indonesia, seorang anak di bawah umur sebenarnya tidak diperbolehkan untuk mengemudikan kendaraan. Bahkan untuk memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi) motor, seseorang harus berusia minimal 17 tahun.


Sejalan dengan hal tersebut, Sony Susmana, Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menjelaskan bahwa anak-anak yang masih di bawah umur biasanya belum memiliki keterampilan yang memadai untuk mengendari sepeda motor.


"Anak-anak yang masih muda umumnya memiliki motorik yang belum sepenuhnya terlatih dan kurang konsisten dalam mengontrol kendaraan. Faktor emosi dan kebiasaan yang belum stabil juga mempengaruhi kemampuan berkendara mereka," ujar Sony.

2. Kesadaran Pengguna Motor di Bawah Umur


Ketika berbicara tentang keselamatan berkendara, kesadaran dan kewaspadaan menjadi hal krusial. Namun, kenyataannya, banyak anak di bawah umur yang kesadarannya masih rendah terkait tata cara berlalu lintas yang benar.


Sony menambahkan, "Banyak yang merasa bahwa berkendara adalah hal yang mudah dan tidak memerlukan kewaspadaan ekstra. Namun, hal ini bisa berakibat fatal."


Kasus tragis ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Penting bagi orang tua untuk selalu memantau dan memastikan anak-anaknya berada dalam lingkungan yang aman dan terhindar dari risiko.


Seperti kata Sony, "Orang tua harus lebih proaktif dalam menjaga keselamatan anaknya dan tidak membiarkan mereka berkendara sebelum waktunya."


Diharapkan ke depannya, kesadaran akan keselamatan berkendara dapat terus meningkat dan mencegah kejadian serupa terulang kembali di masa depan. (*)




side ads
side ads