KAI Beberkan Kronologi KRL Tabrak Mobil di Bogor: Kelalaian Diduga Jadi Pemicu

20 April 2025 21:16 WIB
satu-unit-mobil-nissan-grand-livina-tertabrak-krl-saat-melalui-pelintasan-1745074290563_169.png

Kuatbaca.com - Insiden KRL menabrak mobil kembali terjadi, kali ini di perlintasan sebidang JPL 27 Cilebut, wilayah Tanah Sareal, Kota Bogor. Kecelakaan tersebut melibatkan Kereta Commuter Line No.1040 relasi Manggarai–Bogor yang menabrak sebuah mobil yang tersangkut di rel. PT Kereta Api Indonesia (KAI) pun mengungkap kronologi lengkap kejadian yang sempat membuat layanan KRL terganggu parah dan menuai protes dari masyarakat.

1. Kejadian Bermula Saat Mobil Tersangkut di Atas Rel

Menurut keterangan resmi Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko, kecelakaan terjadi pada Sabtu, 19 April 2025 pukul 17.55 WIB, di perlintasan resmi yang dijaga petugas. Sebuah kendaraan roda empat tiba-tiba berhenti dan tidak bisa bergerak, tepat di atas rel, saat KRL melaju dari arah Manggarai menuju Bogor.

Akibatnya, KRL yang melaju dengan kecepatan tinggi tidak dapat menghindari tabrakan. Masinis telah membunyikan semboyan 35 (klakson keras sebagai peringatan) beberapa saat sebelum tabrakan terjadi. Namun, mobil tersebut tidak sempat berpindah dari lintasan.

2. Dugaan Kelalaian Pengemudi Jadi Perhatian Serius

Berdasarkan hasil evaluasi awal, PT KAI menduga insiden ini dipicu oleh kelalaian pengguna jalan. Pengemudi mobil disebut melanggar prosedur keselamatan dan memaksa melintasi perlintasan meski situasi belum aman. Ixfan menegaskan bahwa petugas jaga perlintasan (PJL) telah menjalankan prosedur sesuai standar untuk mencegah kejadian serupa.

“Evaluasi awal mengarah pada adanya potensi kelalaian dari pengguna jalan yang mengabaikan prosedur keselamatan,” jelas Ixfan.

3. Gangguan Layanan KRL, 16 Perjalanan Terdampak

Akibat tabrakan, KRL Commuter Line No. 1040 mengalami anjlok, dan hanya satu jalur yang bisa digunakan untuk arus kereta dari dan ke Stasiun Bogor. Dampaknya sangat signifikan terhadap jadwal perjalanan KRL relasi Jakarta Kota–Bogor.

KAI Commuter melakukan rekayasa operasi untuk 16 jadwal perjalanan, menyebabkan keterlambatan dan kepadatan penumpang di stasiun-stasiun seperti Depok, Citayam, dan Manggarai. Media sosial pun dibanjiri keluhan dari pengguna KRL yang harus menunggu lama atau berganti jalur.

4. Proses Evakuasi KRL Selesai Malam Hari

Evakuasi kereta yang anjlok berjalan cukup panjang. Proses pemindahan roda KRL kembali ke jalurnya baru selesai pada pukul 21.29 WIB, hampir empat jam setelah insiden. Kemudian, pada pukul 21.56 WIB, kereta dijalankan menuju Depo Depok untuk pemeriksaan dan perbaikan.

Upaya cepat ini dilakukan untuk memulihkan layanan KRL secepat mungkin dan menghindari gangguan yang lebih luas keesokan harinya.

5. KAI Imbau Pengguna Jalan Lebih Disiplin

Merespons insiden ini, VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, mengimbau masyarakat untuk lebih disiplin dan memprioritaskan keselamatan saat melintas di perlintasan sebidang. Ia menekankan bahwa perjalanan kereta memiliki kecepatan tinggi dan waktu reaksi yang terbatas. Oleh karena itu, mendahulukan perjalanan kereta adalah keharusan mutlak demi mencegah korban jiwa.

6. Evaluasi dan Investigasi Masih Berlangsung

PT KAI masih terus melakukan evaluasi dan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk menyelidiki penyebab pasti kecelakaan. Evaluasi menyeluruh juga tengah dilakukan terhadap standar operasional di perlintasan sebidang, khususnya JPL 27, yang kini menjadi sorotan.

Penutupan perlintasan atau peningkatan sistem keselamatan kemungkinan akan menjadi topik pembahasan lanjutan antar pihak, termasuk KAI, regulator, dan pemerintah daerah.

Insiden tabrakan antara KRL dan mobil di JPL 27 Cilebut, Bogor, menjadi pengingat serius akan pentingnya kedisiplinan pengguna jalan di perlintasan sebidang. Meski petugas dan masinis telah menjalankan SOP, kelalaian satu pihak bisa memicu gangguan besar terhadap sistem transportasi publik.

KAI menegaskan komitmennya untuk mengevaluasi dan meningkatkan keselamatan di seluruh perlintasan. Namun, upaya itu tak akan cukup tanpa peran serta masyarakat yang taat aturan dan menghormati prioritas perjalanan kereta api.

Fenomena Terkini






Trending