Job Fair Bukan Sekadar Formalitas: Perusahaan Ungkap Fakta Sebenarnya

3 June 2025 20:38 WIB
berburu-loker-lewat-jakarta-job-fair-di-tanjung-duren-1748929358853_169.jpeg

Kuatbaca.com-Beberapa waktu lalu, sebuah video viral di media sosial yang menampilkan seorang staf Human Resource Development (HRD) mengungkap bahwa lowongan kerja di job fair dianggap hanya sebagai formalitas. Dalam video tersebut disebutkan bahwa perusahaan yang ikut job fair sebenarnya hanya memenuhi Key Performance Indicator (KPI) dari instansi terkait, bukan benar-benar membuka kesempatan kerja.

Namun, pandangan ini langsung mendapat bantahan dari beberapa perusahaan yang hadir di Job Fair GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat. Mereka menjelaskan bahwa lowongan yang dibuka dalam job fair benar-benar nyata dan perusahaan benar-benar membutuhkan tenaga kerja sesuai kualifikasi.


1. Perusahaan Tegaskan Job Fair Sebagai Sarana Rekrutmen Nyata

Seorang staf penjaga booth Kawan Lama Group di job fair tersebut menegaskan bahwa anggapan job fair hanya formalitas adalah salah besar. Mereka mengarahkan pelamar yang berminat untuk mendaftar secara online melalui situs resmi perusahaan agar proses rekrutmen tetap berjalan transparan.

Selain itu, melalui job fair, perusahaan dapat melakukan screening langsung dengan bertatap muka, mengamati cara komunikasi dan sikap para pelamar secara langsung. Ini menjadi keunggulan tersendiri dibanding hanya menerima lamaran secara daring.

Meski demikian, tidak semua pelamar dapat diterima karena perusahaan mencari kandidat yang benar-benar memenuhi kualifikasi, mulai dari latar belakang pendidikan, pengalaman, hingga kemampuan lainnya.


2. JNE: Job Fair Efektif Menjaring Kandidat untuk Posisi Operasional

Sikap serupa juga disampaikan oleh perwakilan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang menegaskan bahwa perusahaan tidak akan mengikuti job fair jika tidak ada lowongan yang dibutuhkan.

Menurut JNE, job fair sangat efektif untuk membuka lowongan khususnya untuk posisi operasional yang tidak memerlukan kualifikasi rumit. Melalui ajang ini, JNE mampu menjaring hingga 80-90% pelamar yang memenuhi kriteria dan dibutuhkan.

Sedangkan untuk posisi back office, kebutuhan lebih sedikit dan biasanya disaring melalui platform pencari kerja atau mekanisme lain. Namun kehadiran job fair tetap menjadi strategi penting dalam menjaring tenaga kerja dari berbagai latar belakang.

3. Pengalaman Peserta Job Fair Membuktikan Keseriusan Perusahaan

Dari sisi peserta, Davi (19), seorang pencari kerja yang hadir di job fair tersebut, menilai tidak semua lowongan di job fair hanya formalitas. Dia melihat sendiri bahwa banyak perusahaan yang serius menandai dan mencatat setiap lamaran yang diterima.

Davi juga berbagi pengalamannya mengikuti job fair di sekolah dan mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan kerja di salah satu perusahaan minimarket ternama. Beberapa temannya pun berhasil mendapat panggilan kerja dari job fair, sehingga menambah keyakinannya bahwa job fair memberikan peluang nyata.

Pengalaman ini menegaskan bahwa job fair tidak hanya sekadar seremoni, tetapi benar-benar menjadi media efektif mempertemukan pencari kerja dan perusahaan.

4. Job Fair sebagai Wadah Rekrutmen Transparan dan Efektif

Job fair merupakan salah satu cara terbaik untuk menjembatani kebutuhan perusahaan akan tenaga kerja dan keinginan pencari kerja menemukan peluang. Melalui interaksi langsung, proses rekrutmen menjadi lebih transparan dan efisien.

Meski tidak semua pelamar diterima, proses seleksi yang ketat dan kualifikasi yang jelas membantu perusahaan mendapatkan kandidat terbaik sekaligus memberikan pelamar kesempatan menampilkan kemampuan secara langsung.

Maka dari itu, stigma bahwa job fair hanya formalitas tidaklah benar dan tidak mewakili kenyataan di lapangan. Job fair tetap menjadi peluang berharga dalam dunia kerja modern.

Fenomena Terkini






Trending